Akhir-akhir ini ada berita yang sangat menggemparkan, hingga dari Kak Seto, Dokter Boike, angkat bicara, maaf ini perihal kabar kabari pernikahan Syech Puji dengan Ulfa. Dari sudut Kak Seto mempermasalahkan terenggutnya masa-masa indah seorang anak bernama Ulfa, sedangkan Dokter Boike mempermasalahkan hubungan intim tidak sehat pada usia Ulfa.
Ada kabar kalau UIfa sengaja mengikuti sayembara untuk menjadi isteri Syech Puji, kemudian dia menang, konon yang menang akan dibina dalam bisnisnya (??????) padahal banyak gadis yang di atas usianya yang lebih pantas dinikah, kenapa justru memilih Ulfa. Karena ulah LSM yang memperjuangkan nasib anak-anak dan perempuan yang sengaja mempermasalahkan kasus Syech Puji sebagai tindakan kriminalitas. Tidak kalah sengitnya Syech Puji juga mempersiapkan tim hukumnya.
Saya bertanya kepada semua teman pembaca yang laki-laki, yang dewasa, memangnya ada kenikmatan mencintai gadis usia di bawah usia pantas nikah, maksud saya di bawah 14 tahun lah, ketika Anda nanti berusia di atas 40 tahun. Ketika dia pilek, Anda harus mengelap ingusnya, sehingga mengotori tangan Anda.
Bagaimana seorang anak tidak mau diberi hadiah mobil, harta benda, kasih sayang lebih, sedangkan bila ikut orangtuanya dia harus berbagi dengan adik-adiknya, pelayanan di bawah itu. Harus membantu Ibunya cuci piring, cuci baju, capek-capek memikirkan pelajaran yang makin sulit, harus mengasuh adik-adiknya, sedangkan di istana hanya dilayani, tidak perlu panas jalan kaki. Anak mana yang tidak terpengaruh.
Saya melihat dengan mata hati saya, kalau Ulfa menikmati apa yang diberikan Syech Puji. Ulfa tidak mau meninggalkan Syech Puji, alasannya karena dia suaminya. Saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Saya juga melihat ada beberapa siswa SD yang mengalami pubertas lebih cepat daripada teman-temannya, apakah Ulfa termasuk salah satunya?
Ketika saya SD kelas IV, saya memiliki teman yang jarang ke sekolah. Saya dan teman-teman saya yang lain selalu menjemputnya agar mau ke sekolah. Kami memang suka sok humanis waktu itu, terus kami ngomong,"masak, baru kelas IV SD sudah yang-yangan, enakan sekolah to.....". Kami berusaha membujuk teman kami itu agar sekolah lagi. Tetapi teman kami itu kekeh,"Ngapain sekolah, gurunya galak................". Sekarang dia sudah punya anak 3 atau empat. Saya mau nanya bagaimana rasanya menikah sebelum lulus SD?. tapi saya nggak pernah tega nanya begitu. Dia menikmati, ngapain sekolah, kepalanya pusing memikirkan banyak hal. Lebih baik menikah.
Sedangkan Rachel Amanda dan Anastasia berpikir lain, waduh aku masih ingin belajar ini itu, bermain ke sana kemari. Mahasisiwi juga ditanyai juga jawabannya begitu. Tidak bebaslah.
No comments:
Post a Comment