Thursday 29 May 2008

1001 Kisah di Sekolah (2)

Sekolah Campuran

Kalau sekolah memutuskan untuk mengelompokkan kelas berdasarkan kemampuan siswa, hal itu dapat dibenarkan, karena akan mempercepat proses pengajaran dan pembelajaran. Kalau dicampur, guru akan memiliki konsentrasi yang terpecah. Dia harus lari ke sana ke mari untuk menjawab ketidahtahuan siswa siswinya. Misalnya seorang Guru kelas I di Sekolah Dasar di desa-desa yang tidak ada pengelompokan siswa-siswinya secara khusus. Pada suatu hari ada pelajaran menulis, Murid A,"Bu, ini bagaimana menulis latin R". Murid B berteriak,"Bu bu, ini kan pelajaran TK, saya sudah kecil, pelajaran yang lebih sulit Bu, saya main lho Bu, kalau Ibu tidak memberi saya tugas yang lebih sulit..........." Murid C menangis karena dari tadi tidak dilihat Gurunya. Murid D berlari-larian ke luar. Murid E bolak-balik ke toilet dan belum bisa mengurus dirinya. Dan masih banyak lagi.
Waktu itu, di sebuah sekolah di kota A, seorang wali murid mendaftarkan anaknya, seorang anak autis ke sekolah umum. Kepala Sekolah menghadapi dilema, antara diterima dan tidak diterima. Akhirnya karena tidak mau mengecewakan wali murid tadi dengan terpaksa diterima. Kenapa wali murid memaksa sekolah ini tetap menerima? Menurutya, anaknya sesungguhnya sangat cerdas, sehingga tidak mungkin disekolahkan di Sekolah Luar Biasa atau dikhususkan. Akan tetapi karena ketidaktahuan anak-anak sekolah yang lain, justru anak-anak tadi akan rentan dalam berhubungan dengan yang lain. Akibatnya menimbulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan. Maklum anak autis itu tidak disertai guru pendamping. Wali kelas sebuah kelas di sekolah umum tidak bisa menanganinya karena memang sistem pengajaran klasikal tidak memungkinkan memberikan perhatian khusus pada seorang siswa. Sebenarnya anak tadi memiliki kecerdasan, bisa melukis, tetapi karena tidak guru pendamping khusus, maka terjadi salah paham.

Anak-anak Manis in Inex

Beberapa anak yang over merupakan bintang sekolah, karena biasanya wajahnya cakep, penampilannya bergaya. Akan tetapi, mereka kurang mendapat perhatian dari lingkungan keluarganya karena ulahnya sendiri. Entah apa enaknya menghisap inex di sekolah. Kalau jam-jam istirahat ada satu dua orang menyimpan pil koplo, kemudian diminumnya saat di kantin khusus. Siapapun tidak akan berani menasehatinya, apalagi bagi siswa perempuan, ini bahaya bagi mereka. Kadang-kadang ketika masuk kelas yang nampak adalah anak lelaki yang manis, tapi matanya ngantuk, seperti mau terbang. Di kelas mereka hanya tidur di kelas.
Kalau pil koplo tidak bisa menyelesaikan keruwetan pikirannya, maka mereka mencari kecubung, hingga mereka fly. Anak-anak SMA, tentu sudah tidak memerlukan pengawasan yang ketat, karena sudah tahu menjaga diri. Kalau waktu istirahat mereka menyusup ke kampung, cari inex ataupun kecubung tentu di luar pengawasan guru, karena setelah sampai kelas lagi yang nampak hanyalah anak-anak manis yang sedang ngantuk karena belajar semalaman.

Takut Tidak Lulus Ujian

Bagaimana orang bisa tahu tentang keberhasilan belajar tanpa ujian dulu. Kalau tidak ada ujian, setiap hari para siswa bisa pergi ke mall, soalnya ujian dihapuskan karena tidak sesuai keinginan siswa. Padahal bagaimana orang bisa dikatakan lulus kalau belum diuji.
SKS (sistem kebut semalam) adalah trik yang paling rutin dan afdol bagi para pelajar dan mahasisiwa. Hari lain untuk menonton sepakbola, adu balap motor, jalan-jalan ke mall, mencari pasangan hidup, dan sebagainya.
Beberapa waktu yang lalu ada siswa yang karena takut tidak lulus ujian, menjadi bunuh diri. Demikian pula dengan guru-gurunya yang karena takut murid-muridnya tidak lulus, juga memberi contekan massal agar murid-muridnya lulus. Hal ini dimungkinkan untuk mendongkrak nilai kelulusan sehingga tidak kalah dengan sekolah lain.

2 untuk 5

Kantin merupakan tempat yang nikmat untuk melepaskan rasa kepenatan di saat belajar. Penjualnya merupakan pewaris pemilik kantin zaman dulu. Pada jam-jam istirahat banyak siswa-siswi yang berkumpul di situ. Di tengah keramaian itu ada satu dua orang siswa yang sengaja main 'trik' untuk menghemat uang jajan. Ada beberapa sengaja makan di kantin, entah berapa kali. Sebenarnya lma lebih makanan yang sudah masuk ke perut, tetapi setelah ditanya penjualnya hanya mengaku dua. Jadi bagi penjual di kantin sekolah mesti memiliki indera ke -6 untuk mengawasi para pembelinya. Hal tersebut untuk mengatasi siswa yang berhobby "ngutil" dan punya penyakit "kleptomania"

Perkelahian Antar Pelajar

Kota yang banyak tawuran antar pelajar selama ini adalah Jakarta. Di daerah lain ada perkelahian antar pelajar, tetapi tidak terekspose secara besar-besaran. Siswa sekolah satu nglurug (mengunjungi) sekolah lain. Peserta tawuran tidak hanya didominasi cowok, ada juga tawuran antar cewek. Penyebabnya bisa bermacam-macam, dari rebutan cowok ataupun rebutan cewek, sampai hutang piutang.
Pernah ada rombongan cewek melabrak rombongan cewek lainnya karena merasa cowok idaman salah seorang temannya menyenangi cewek kelompok lain.

Rebutan Guru PKL/Magang

Seorang atau lebih guru PKL yang biasanya didominasi mahasiswa/mahasiswi IKIP atau sekarang Universitas Keguruan biasanya mendapat tugas lapangan di sebuah sekolah. Ada juga mahasiswa / mahasiswa Universitas bukan kelompok Keguruan yang KKN di sekolah memberikan pelajaran tambahan. Paling enak kalau ketiban sampur bertugas di antara siswa-siswi SLTA. Masa tersebut kan baru masa-masanya cinta hot di kala remaja. Beberapa siswa cewek biasanya suka diajar oleh guru cowok yang ngganteng lagi pinter. Siswa-siswinya lebih banyak dari jumlah gurunya. Jadi mereka bersaing menggoda guru idolanya itu. Berkali-kali mengirim surat cinta monyet ke guru idolanya. Anak SMP pun kelihatan sudah kuliah kalau sudah jatuh cinta.

Rebutan Murid


Guru adalah makhluk yang paling mulia di mata orang banyak. Oleh karenanya selalu berlomba mencerdaskan anak didiknya. Ketika ada lomba-lomba pelajaran, gurulah yang paling bersemangat membimbing agar siswa-siswinya menang. Seorang guru bisa saja ingin menguasai seorang siswa pintar untuk mengangkat nama sekolah.
Ketika itu ada lomba pelajaran di sebuah kota. Setiap peserta lomba digembleng beberapa guru. Satu siswa bisa dibimbing beberapa guru. Sampai akhirnya kemudian menang. Guru A berkata,"Dia itu menang karena rumus matematika saya yang pas". Guru B berkata,"Enggaklah, orang yang mengajari dia matematika pertama kali itu saya kok, kamu kan baru saja mengajarinya........" Guru C berkata,"Sayalah yang paling berjasa, saya kan Kepala Sekolahnya yang mengkoordinir lomba, kalau tidak ada saya di sana, anak itu bisa saja kalah.......". Lain halnya jika siswa-siswinya kalah dalm lomba. Tidak satupun yang unjuk diri gurunya siapa.
Guru biasanya punya kerja sampingan menjadi guru bimbel. Guru yang satu bisa menjatuhkan temannya agar banyak siswa yang minta diles oleh dirinya. Apapun caranya. Memang ada kecenderungan perang bintang di sekolah.

Reporter Kecil

Seorang anak TK, sebut saja namanya elang, si mata elang, yang terlambat ke sekolah. Gurunya bertanya,"Kenapa terlambat, Nak?". Si anak menjawab,"Mama bangunnya kesiangan, Bu, karena Papa baru pulang dari luar kota, katanya mau membuatkan adik buat saya, biar elang tidak nakal." Gurunya tersenyum dan bertanya,"Tadi sudah sarapan belum, jangan-jangan lupa, nanti perutnya sakit". Si kecil menjawab,"Sarapan, mie goreng". "Siapa yang pandai memasak di rumah?". Si kecil menjawab lagi,"Mbak Inem..." "Siapa itu?" tanya Gurunya lagi,"Pembantunya Mama, Mama sih pacaran sama Papa kalau Papa lagi pulang dari luar kota".
Kemudian Guru tadi melanjutkan mengobrol dengan murid-murid yang lain karena si Elang mulai kehilangan arah,"Anak-anak, tadi pasti lewat perempatan jalan, di sana ada lampu merah, kuning, hijau, coba Elang, kalau lampu merah tandanya apa?" Si Kecil menjawab,"Lampu merah tandanya ngebut, karena Papa kalau lampu merah ngebut..." Si Guru tersenyum,"Loh, kok ngebut, yang betul tanda apa?". Si kecil menjawab,"Ngebut, Bu Guru, Papa maupun Mama kalau lampu merah malah ngebut.....Waktu itu ketika mau ke Gembiraloka. Wajah monyetnya kayak si Idon, he..he..he". Bu Guru mulai gerah dan pusing, "Aduh, Elang, nggak boleh ngatain temannya, dosa......". Si Elang bertanya,"Dosa itu binatang jenis apa Bu, sama gorila besaran mana?".
Biasanya seorang anak kecil lebih mendewakan Gurunya. Jadi apa yang dikatakan Guru selalu dianggap benar. Hati-hati menjadi Guru dan orangtua. Apapun yang dikatakan dan dilakukan orangtua akan ditiru oleh anak-anak.

Mawar Merah Seorang Mahasiswi Buat Asisten Dosen

Hal yang paling menggembirakan seorang yang sudah wisuda sekolah adalah langsung dapat kerja. Ada seorang yang sangat beruntung sekali, setelah lulus kuliah, langsung menjadi asisten dosen di Perguruan Tinggi Pilihannya. Setelah selesai kuliah, menjadi asisten dosen, berarti kurang mencari isteri. Pada suatu hari Dosen senior tidak berangkat, akhirnya asisten yang harus mengatasi. Pucuk dicinta ulam tiba. Ketika sedang mengajar, ada seorang mahasiswi cuantik rupawan memberikan sekuntum bunga mawar merah kepadanya. Apa yang terjadi?

Konsultasi Tugas Akhir

Seorang mahasiswi yang cantik datang ke dosen untuk minta bimbingan. Sang dosen sedikit sekali bertanya mengenai bahan tugas akhirnya, tetapi yang ditanyakan justru yang lain. Cepat-cepat lulus mau apa? Sudahlah, jadi istriku saja ya. Tinggalin pacarmu.

Siswa Pemalu

Kalau lagunya Chrisye tentang seseorang yang malu karena ditertawain oleh semut, gara-gara menunggu taksirannya di sudut sekolah. Akan tetapi, anak pemalu tidak lagi menunggu taksirannya pun akan malu. Dia malu bertemu banyak temannya yang lain. Kalau dipandang orang hanya menunduk. Bahkan seorang pemalu sangat sensitif. Kalau lagi ada yang ngobrol, pasti dikira ngobrolin dirinya, padahal iya.

Thursday 22 May 2008

Mengenang 27 Mei 2006 di Yogyakarta

Berdasarkan berbagai sumber sejarah tentang gempa dan bencana, ditemukan bahwa bencana gempa 27 Mei 2006 di DIY dan Jateng bukanlah bencana pertama yang hebat di Yogyakarta, karena puluhan tahun yang lalu, bahkan ratusan tahun yang lalu telah terjadi gempa dan bencana yang dampaknya juga sangat besar. Bencana tersebut ada yang disebabkan oleh gerak lempengan bumi maupun kegiatan vulkanik Gunung Merapi.
Salah satunya yang terjadi pada tahun 1672 yang mana Merapi menghasilkan awan panas dan lahar hujan yang menelan korban 300 korban jiwa.
Kemudian pada tanggal 10 Juni 1867, pukul 04.30 pagi yang menyebabkan kerusakan dan kerugian di Yogyakarta. Banyak bangunan dan rumah-rumah roboh termasuk Tugu. Ada meninggal dalam gempa itu, yaitu 326 orang Jawa, 50 orang Tionghoa, 15 orang Eropa. Yang terluka 376 dari Jawa, 13 orang Tionghoa, dan 10 orang Eropa. Kerugian yang diderita kira-kira f 672.000. Gempa tersebut diakibatkan oleh kegiatan vulkanik Gunung Merapi.
Pada tahun 1930-1931 berupa letusan normal, aliran lava dan lahar hujan dengan korban 1369 meninggal. Kemudian pada tahun 1961, 1969, 1972/1973, 1994.
Siapa yang akan menyangka bahwa pada tanggal 27 Mei 2006 yang lalu itu akan terjadi gempa atau bencana yang pusatnya justru di arah selatan? Hari yang begitu mencekam. Bumi terasa gelap, gelap gulita. Ketika bangunan runtuh menyatu dengan tanah. Banyak jazad terpisah dari nyawanya ketika itu.

Skenario Tuhan yang di luar rencana manusia.


Berbagai media telah memberitakan tentang kemungkinan terparah dari menaiknya aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Setiap saat mereka memantau perkembangan Gunung Merapi. Penduduk sekitar Merapi pun telah menyingkir ke tempat pengungsian karena Pemerintah telah menyediakan barak pengungsian. Sejak empat bulan terakhir itu, kurang lebih 3.178 jiwa penduduk di Sleman Utara berusaha menghindari ancaman erupi Merapi. Hanya ada satu orang yang tidak mau mengungsi dari kediamannya, yakni Eyang Maridjan (anak-anak suka salah menyebutnya Mbah Marjan, karena ada iklan sirup Marjan), juru kunci Gunung Merapi yang konon telah dipercaya Pak Sultan HB IX untuk menjaga kehidupan Gunung Merapi hingga akhir hayatnya. Tidak seorangpun bisa membujuknya untuk meninggalkan kediamannya. Dengan firasat ilmu titennya dan semboyan "rosa-rosa" dia menjalankan prinsip hidupnya sebagai abdi yang akan konsisten sepanjang hidupnya terhadap titah yang diembannya dari Sang Maha Kuasa dan dari Sultannya.

Berhari-hari warga Yogyakarta terutama di kawasan utara hidup dalam was-was. Mereka mungkin telah membayangkan apa yang terjadi seperti dalam film "Volcanoes". Di mana di suatu daerah yang dulunya adem ayem telah digemparkan oleh ulah seorang anak setengah dewa. Penduduk menganggapnya gadis abnormal, titisan syetan. Untung ada tamu yang datang yang menangkap petunjuk-petunjuk mistik tentang akan meletusnya sebuah Gunung di wilayah tersebut. Mereka tidak percaya karena Gunung itu sudah mati, jadi tidak mungkin meletus. Dilihat dari rentetan lukisan anak gadis tersebut yang tersebar di gua, dapat disimpulkan kalau Gunung tersebut akan meletus pada saat purnama tiba. Kemudian anak gadis tersebut justru dipasung. Ketika tubuh gadis itu bisa terbang, mereka justru menuduh kalau dialah gadis titisan syetan, tetapi kenyataannya memang dia diberi kekuatan supranatural. Akhirnya apa yang disaksikan gadis itu terjadi dan gadis itulah yang pertama kali mengetahui ke mana dan di mana mereka akan menyelamatkan diri dari lava yang jatuh menyebar di sekitar Gunung Mati itu.

Warga Yogyakarta bagian utara khawatir tentang kemungkinan-kemungkinan larinya bebatuan dan lava, bahkan media telah menggambarkan jangkauan maksimal larinya lava. Ternyata kejadiannya lain, justru punggung Gunung ada yang ambrol.

Beberapa anak sekolah disibukkan dengan sholat dhuha di lapangan agar terbebas dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak baik. Ujian-ujian anak-anak sekolah dan kegiatan lain dirasa kurang tenang. Bahkan beberapa anak yang sekolah di dekat Gunung Merapi (sekitar Pakem) sudah tidak mau berangkat ke sekolah. Mereka takut ketika lagi belajar, Gunung Merapi meletus dan lahar mengalir sampai di depan sekolahnya. Konsentrasi belajar pun terbagi dengan perhatian terhadap Gunung Merapi yang bisa mereka lihat di jendela.

Sebuah sekolah yang baru berdiri di Yogya Utara, yang ingin memadukan pendidikan agama dan pendidikan modern sedang gencar dengan kegiatan pentas untuk mempromosikan sekolahnya ke beberapa desa. Salah satunya acaranya yaitu pentas membacakan arti Al Qur'an dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Melihat apa yang terjadi pada Gunung Merapi, seorang Guru mempunyai ide untuk mendeklamasikan terjemahan Surat Al Zalzalah. Beberapa hari kemudian anak-anak mementaskan pembacaan Surat Al Zalzalah berikut artinya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Yang jelas Surat Al Zalzalah dalam Al Quran kurang lebih bercerita tentang keguncangan, yakni hari ketika bumi diguncangkan dengan dahsyatnya, bumi mengeluarkan segala isinya, manusia hanya bertanya-tanya tentang apa yang tidak diketahuinya. Dan pementasan yang mereka lakukan selalu membaca Al Quran : Surat Al Zalzalah, terjemahan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Itu selalu pakai ayat itu, karena mereka sudah hapal.
Di luar nalar ketika seorang anak yang baru tenang-tenangnya belajar tiba-tiba mendengar suara genderang yang membuatnya takut sekali. Dia takut sekali dengan kejadian itu. Dia was-was, kalau terjadi sesuatu padahal dia belum mohon ampunan pada Tuhan. Dia justru membayangkan suatu kiamat.

Beberapa bulan kemudian, pagi 27 Mei 2006 jam 6 kurang sedikit (05.55 WIB) bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah betul-betul diguncangkan dengan kekuatan 5,9 SR (BMG) dengan pusat gempa pada kedalaman 10 Km. Bumi gonjang-ganjing, langit kelap-kelap. Semua berteriak dalam berbagai bahasa, "Oh my God........", "Duh Gusti.........", "Allahu Akbar.....Allahu Akbar" lari-lari ke luar rumah, kemudian bersujud, dan ada yang yang masih tertidur, dan ada yang baru memasak, menyiapkan diri hendak ke sekolah dan atau bekerja. Ada yang memutuskan untuk berangkat bekerja atau bersekolah dan ada pula yang tidak ingin pergi ke mana-mana apalagi setelah ada pengumuman melalui radio yang mengatakan bahwa akan ada gempa susulan. Semuanya melihat ke arah utara, jangan-jangan Merapi benar-benar meletus seperti yang diperkirakan beberapa media dan orang.
Waktu itu ada yang masih di dalam rumah, berbaring menunggu hari agak terang. Beberapa Ibu menyiapkan makanan di dapur. Ada juga yang sudah pergi kerja atau belajar. Akibatnya ya ada yang sempat lari menghindari bahaya, ada yang masih tertinggal.

SMS Estafet yang menyesatkan

Beberapa sekolah sedang mengadakan ujian tengah semester maupun ujian-ujian lainnya, jadi hari itu tidak libur. Guru-guru yang bertanggung jawab pasti datang pada hari itu.

Beberapa waktu kemudian seorang wali murid mengatakan kalau akan ada gempa lagi. Kemudian baru saja bicara begitu dia membawa hp yang ada SMS-nya bahwa telah ada beberapa orang tewas dalam kejadian itu dan air laut sudah bergerak ke utara sambil mbrebes mili (airmatanya mengalir). Spontan saja semuanya panik. Hal itu dipicu oleh situasi di sekitar, banyak kendaraan lari ke arah utara. Wali murid bingung dengan anak-anaknya, guru-guru juga bingung menyelamatkan muridnya. Keringat, air mata, bercucuran. Detak jantung berdetak kencang. Mereka sibuk menyelamatkan diri, terpisah dari keluarga. Ada anak yang hilang. Banyak kendaraan ditinggal sebelum dikunci. Mana waktu itu harus antri BBM. Sampai saat itu rakyat Yogya Utara tidak tahu dengan apa yang terjadi dengan saudara-saudaranya di arah selatan dan timur, sekitar patahan sesar Opak. Mereka masih bingung dengan isu tsunami. Orang yang di Jetis berkata kalau air sudah sampai Malioboro. Orang yang ada di Jatimulya berkata kalau air sudah sampai Wirobrajan. Banyak orang kebingungan mencari jalan keluar. Padahal ada banyak orang di wilayah selatan yang tidak kena dampak gempa (mukjizat) justru lagi bersantai di dalam rumah. Betapa kagetnya ketika melihat rumah penduduk di sekitarnya ambruk rata dengan tanah. Beberapa station HP off hari itu. Dua pihak yang dianggap sangat berjasa adalah stasiun radio dan Kantor Kepolisian. Dari merekalah kita tahu bahwa pada hari itu telah terjadi gempa hebat yang semoga tidak terulang kembali sampai ribuan tahun yang akan datang. Pusat gempanya ada dari arah selatan. Radio Sonora yang berhari-hari menemani warga Yogyakarta, baik yang di dalam tenda maupun sudah di dalam rumah. Selama berbulan-bulan warga Yogyakarta diserang shock berat, takut masuk rumah sendiri, tidak bisa tidur nyenyak, lebih baik tidur di tenda.
Berbulan-bulan memandang atap langit dan tenda, tidur di atas lantai tanah, makan nasi bungkus atau mie. Tenda adalah rumah kolektif mereka

Berita Kehilangan dan Kerusakan

Di Bantul ada sekitar 4.143 jiwa meninggal, ada 779.287 jiwa mengungsi. Rumah yang rusak total sebesar 71,763, rusak berat 71,372, rusak ringan 66,359.

Di Kota Yogyakarta ada 7.186 rumah yang rusak berat, 14.561 rusak sedang, dan 21.230 rusak ringan. Hal tersebut menyebabkan sekiatr 80.368 mengunsi tinggal di tenda.

Di Sleman, sekitar 95.865 keluarga kehilangan tempat tinggal, lebih dari 246 jiwa melayang, dan 3700 orang luka-luka. Kecamatan Berbah tercatat mengalami kerusakan terparah, disusul Prambanan dan Kalasan.

Kantung-kantung budaya (desa budaya dan desa wisata) yang ada di Kab Bantul, Gunung Kidul, Sleman dan Kulon Progo yang mengalami rusak, bangunan-bangunan pusaka menjadi lebih cepat rusak, karena sebelum gempa ada beberapa yang sudah rusak, misalnya rumah-rumah Joglo di Kotagede, Masjid Gedhe Mataram, Taman Sari, Komplek Candi Prambanan, Kraton, Tugu, Komplek Makam Imogiri, Puro Pakualaman, Komplek Candi Plaosan, Komplek Candi Lumbung, Komplek Candi Sewu, Kawasan Plered, Malioboro, Makam Bayat, Gerja Ganjuran, Masjid Agung Yogyakarta dan lain-lain.

Sukarelawan

Setelah kejadian itu warga masyarakat lainnya yang kebetulan beruntung, berusaha membantu para korban bencana.
Ibu-Ibu di kampung-kampung lain memasak nasi dengan lauk apa adanya untuk dikirimkan ke kampung korban gempa. Banyak orang yang mengumpulkan dana untuk dikirim di sana. Dari luar negeri berbondong-bondong sukarelawan gempa mengunjungi daerah korban gempa. Mereka ada yang membawa donor dari Negara mereka, ada yang merupakan dokter, ahli bangunan, dan lain sebagainya. Di sekitar rumah penduduk para sukarelawan ada yang mendirikan tenda atau rumah non permanet di sana. Ada pula yang tinggal di rumah teman-teman mereka yang ada di Yogyakarta.
Dari kabupaten Provinsi lain juga berdatangan secara kolektif maupun pribadi membawa truk untuk membersihkan reruntuhan gempa.

Sukarelawan yang Punya "Aji Mumpung"

Beberapa truk datang untuk membantu membersihkan reruntuhan gempa. Mereka bergotong royong dengan penduduk. Di sana ditemukan banyak harta korban gempa. Bisikan haluspun tidak terdengar, selain rasa keberuntungan menemuka barang mahal. Siapa yang menemukan dia yang memiliki. Harta benda tersebut ada yang lari ke kantung, namun bagi yang jujur pasti akan diberikan ahli warisnya. Sukarelawan tadi mengamalkan filosofi "Mu Pek" (ketemu dipek).
Bahkan ada yang pura-pura pinjam motor milik korban bencana, untuk membeli bahan material, lalu dibawa lari betulan.

Keajaiban di Tengah Gempa

Gempa telah menyibukkan banyak orang untuk upaya penyelamatan diri. Suara gaduh dan ribut telah mendorong seorang penderita stroke untuk ikut menyelamatkan diri. Dia berusaha berlari sekencang-kencangnya bahkan setelah isu tsunami segera meraih motor. Setelah kejadian itu dia terkejut melihat dirinya sendiri yang telah sembuh.
Dalam peristiwa itu rumah-rumah di satu desa bisa rata dengan tanah, tetapi ketika ada keajaiban, pasti ada satu atau dua rumah yang bisa terselamatkan, tetap bisa berdiri kokoh di antara reruntuhan itu.

Kisah Lucu Setelah Gempa

Banyak orang yang setelah gempa terjadi, tidak berani tidur di kamar tidur, pasti mereka menggelar kasur atau tikar di kamar depan, khawatir akan ada gempa lagi.
Di suatu rumah bersusun, tinggallah sebuah keluarga, waktu itu seorang anak baru berlari-lari di ruang atas, kemudian yang berada di bawah berteriak-teriak.
Gempa telah menjadikan pendengaran orang-orang Yogya menjadi semakin peka, bahkan ada truk lewat di depan rumah juga lari terbirit-birit ke luar.
Ketika satu sama lain bercerita, maka ada yang geli pada dirinya, oh waktu itu ada yang lagi mandi pakai sabun, sehingga waktu lari-lari keluar belum sempat ambil anduk, ada yang hanya pakai sarung, kemudian lari-lari takut gempa dan tsunami, bahkan ada yang sampai ke gunung hanya pakai sarung.
Setelah kejadian gempa itu, Guru di Sekolah yang baru di atas tadi, mengubah tema deklamasi, karena takut gempa lagi, maka pada pentas-pentas promosi sekolah selanjutnya mengambil Surat dalam Al Quran yang isinya memberi harapan. Contohnya terjemahan Surat At-Tien, Demi buah Tien dan Zaitun, Dan demi kota (Mekah) ini yang aman...................atau Surat An-Nashr yang menceritakan kemenangan dan pertolongan Allah, atau Al Kautsar yang menceritakan nikmat yang banyak.

Wednesday 14 May 2008

100 Tahun Kebangkitan Nasional

Ada beberapa orang yang pesimis dengan arti kebangkitan nasional. Benarkah bangsa Indonesia pernah merasakan kebangkitan ? Akan tetapi terbukti pada 20 Mei 1908 telah dirintis organisasi pergerakan nasional yang lebih modern dan nasionalis dibandingkan corak perlawanan terhadap penjajahan sebelum tahun tersebut, karena strategi perang para tokoh-tokohnya selalu bisa dibabat oleh kolonial, baik dengan cara licik maupun agresif terang-terangan. Sebelum tahun-tahun ini tersebutlah, P. Diponegoro, Sultan Agung, P. Mangkubumi, Pattimura, Sultan Hasanudin, P. Antasari, dan sezamannya yang bersifat kedaerahan, emosional, senjatanya tradisional.
Sebelum tahun 1908, bangsa Indonesia yang masih terpisah oleh rasa kedaerahan, setelah kejayaan beberapa kerajaan, dilanda penyakit yang kian meradang yang diakibatkan oleh penjajahan. Krisis-krisis atau kepincangan-kepincangan terjadi mewarnai kehidupan di Indonesia, yaitu krisis pangan, krisis persatuan, krisis moral, krisis jati diri bangsa dan sebagainya.
Krisis pangan, di mana penduduk bisa menghasilkan hasil bumi, tetapi diangkut ke Negeri Belanda. Bangsa Indonesia kaya, tetapi kekayaan itu lari dimakan orang lain. Rakyat dikenai pajak dengan tanaman dan tenaga.
Rakyat Indonesia secara politis dikebiri. Kekuasaan lokal dibatasi, sehingga banyak bangsawan yang tidak berdaya melihat penderitaan di sekitarnya. Pribumi adalah orang berpangkat sekian setelah Orang Eropa dan Cina.
Pada tahun 1900 seluruh bisnis perdagangan dan per-bank-an terutama di tangan orang-orang Belanda, dengan orang-orang Cina sebagai perantara dan lintah darat. Pribumi dibatasi pada perdagangan eceran kecil. Banyak orang asing yang datang ke Indonesia.
Krisis moral diwarnai dengan banyaknya pejabat kolonial yang korupsi sehingga keuangan Pemerintahan Negeri Jajahan carut marut.
Menjelang tahun 1900 Belanda mulai memandang liberalisme sebagai sistem penjajahan yang kuno. Yang jelas kongsi-kongsi pengusaha perseorangan tidak mau peduli kepada kepentingan pribumi, karena kapitalisme lebih utama. Dalam era Dr. Abraham Kuyper, yang menjadi Perdana Menteri tahun 1901, adalah penulis selebaran yang diterbitkan pada tahun 1880, yang berjudul "Ons Program" dalam mana ia mendesak bahwa pemerintah harus menjalankan politik tanggung jawab kemakmuran orang-orang pribumi. Gagasan ini ia tumbuhkan dalam "Suara dari Mahkota Kerajaan" tahun itu. Dengan demikian telah dilancarkan apa yang dikenal sebagai Politik Etika (Transmigrasi, Edukasi, Irigasi).
Paham sosialis pertama waktu itu yang telah memasuki Parlemen Belanda dan dengan nyaring memproklamirkan doktrin "Pemerintah Hindia untuk Hindia", dengan melihat tujuan terakhir, pemerintahan sendiri. Tetapi kesan yang lebih mengena sasaran adalah yang diluncurkan oleh C.Th.Van Deventer yang bukan saja membuat rancangan program baru bagi partainya, yang memajukan kemakmuran, desentralisasi dan jumlah lebih besar pegawai Indonesia dalam pemerintahan, tetapi tahun 1899 beliau telah menciptakan sensasi baru dalam tata pemerintahan Belanda dengan mengangkat ide dalam sebuah artikelnya yang berjudul "een eereschuld" (sebuah hutang budi). Beliau mendesak Pemerintah Belanda untuk mengembalikan uang yang dipakai Belanda dalam bentuk batig saldo sejak tahun 1867 yang menjadi tanggung jawab parlemen.
Sentimen-sentimen dari para agamawan, jurnalis, kelompok sosialis telah menyebabkan dijalankannya politik yang lebih manusiawi terhadap rakyat negeri jajahan. Tanam Paksa mulai ditinggalkan diganti dengan desentralisasi dan etis untuk kemakmuran pribumi. Kitab Desentralisasi telah menggariskan delegasi dari Den haag ke Batavia, dari Gubernur Jenderal kepada Departemen-Departemen, dan Pejabat-Pejabat Setempat, dari Pejabat-PEjabat Eropa kepada pejabat Indonesia. Juga berarti pendirian organ yang bersifat otonom yang mengelola masalah-masalah sendiri dalam kerjasama dalam pemerintah. Rencana-rencana desentralisasi nternyata berjalan sesuai Kitab yang ada. Pemerintah Belanda di Den Haag belum sepenuhnya melepaskan kekuasaannya di negeri jajahannya. Bagaikan kucing dilepaskan tetapi tetap dirantai, terutama menghadapi Perang Dunia I.
Pada tahun 1905 Deputi Direktur Civil Service, de Graaf mengangkat masalah penggantian orang-orang Indonesia bagi orang-orang Eropa dan penyatuan kedua pelayanan itu, dalam kaitannya dengan usulnya untuk suatu pembaharuan organisasi teritorial Jawa yang akan memberikan kekuasaan yang lebih besar bagi pejabat-pejabat lokal. Sampai tahun 1921 tidak pernah direalisasikan.
Pada tahun 1906 De Graaf dengan Peraturan Desa mempersiapkan suatu Pemerintah Desa, mencakup kepala-kepala kampung dan pejabat desa, dan suatu Permusayawaratan Desa yang berwewenang mengatur lembaga desa dan mempersiapkan syarat-syarat, tindakan-tindakan untuk memperbaiki produksi pertanian dan pemeliharaan ternak, dan untuk mendirikan sekolah-sekolah desa, memberi kredit yang sehat dan memajukan kesehatan umum. Inipun menjadi proyek campur tangan dari Pemerintah Belanda kepada pribumi, sehingga otonomi hanya sebutan saja, kenyataannya tidak ada sama sekali.
Politik etis yang dicanangkan oleh Ratu Juliana untuk dilaksanakan pada rakyat tanah jajahan tidak mengena sasarannya. Diskriminasi dalam edukasi masih saja diperlihatkan. hanya orang-orang tertentu saja yang dapat bersekolah. Itupun untuk membantu kepentingan administrasi Hindia Belanda. Sampai pada saatnya di Hindia Belanda timbul penyakit infeksi, sehingga Pemerintah HB membutuhkan dokter pribumi yang lebih murah. Para pangreh Praja kurang tertarik untuk menyekolahkan anak-anaknya di kedokteran, karena sekolahnya hanya ada di Batavia, dan biaya pemondokan di sana tergolong mahal (ma..hal). Akan tetapi lulusan STOVIA menjadi kaum terpelajar bumiputera tertinggi pada masa itu.
Irigasi juga hanya berlaku bagi tanah-tanah yang berhubungan dengan perkebunan milik penjajah. Transmigrasi juga hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang murah dan rajin pada perkebunan-perkebunan pengusaha Belanda. Akan tetapi para cendekia yang mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan modern dari orang-orang Belanda tidak membuang kesempatan. Kepandaian mereka betul-betul digunakan untuk mendobrak tirani penjajahan Belanda, baik secara kooperatif maupun non kooperatif.
Tanda-tanda awal kebangkitan kesadaran nasional mulai memperlihatkan diri di Jawa pada tahun-tahun itu. Pengaruh-pengaruh luar seperti Pemberontakan Boxer di Cina, pemberontakan orang-orang Philiphina menentang Spanyol, dan kebangkitan Jepang tak dapat diragukan memainkan bagiannya, karena mempunyai pengaruh penting pada pikiran kelompok-kelompok ahli sastra di berbagai negeri di Asia Tenggara. Orang-orang Jepang menuntut persamaan hak dengan orang-orang Eropah di Hindia Belanda.
Di Indonesia yang predominan adalah Jawa, dengan 2/3 jumlah berkumpul dalam 1/5 dari seluruh daerah, merupakan gambaran penting tingkat permulaannya. Faktor kebudayaan di sini aktif makin bertambahnya akan kesadaran nilai budaya Jawa.
RA Kartini, putri Bupati/Regen Jepara telah menjadi juara pendidikan bagi para wanita. Akan tetapi dia tidak dapat berjuang lebih banyak lagi karena diapun korban penjajahan yang tiada berdayadan meninggal dalam usia yang masih sangat belia (lahir di Jepara 21 April 1879 dan meninggal di Rembang 17 Juli 1904). Surat-suratnya yang diterbitkan tahun 1911, yang menuntut pembebasan kekuatan semangat seorang pribumi yang mengarah pada pendirian Yayasan Sekolah Kartini bagi wanita.
Fajar baru telah tiba, telah terbit mentari dari ufuk timur, Pada tanggal 7 Januari 1852 telah lahir seorang pemuda bernama dr Wahidin Sudiro Husodo di Mlati, Sleman, Yogyakarta, yang sangat berbudi luhur, peduli kepada nasib rakyat di sekitarnya. Kemudian menjadi dokter di STOVIA. Dia berjuang hingga berusia 65 tahun (Wafat di Yogyakarta 26 Mei 1917). Prihatin dengan kondisi di sekitarnya, penderitaan rakyat, kemiskinan rakyat, pendidikan terbengkalai, tidak ada kebebasan, banyak ketidak adilan, maka dia menganjurkan kepada teman-temannya yang masih muda sekitar 18-22 tahun-an untuk mengadakan perkumpulan pemuda yang lebih modern. Dr. Wahidin Sudira Husada, pensiunan pejabat kedokteran, yang mulai berkampanye untuk kemajuan Jawa pada tahun 1906 yang memandang pendidikan modern menjadi penyelamat bangsa. Akhir tahun 1907 singgah di Jakarta setelah bersafari mencari studiefonds agar anak-anak bumiputera dapat sekolah. Kala itu di STOVIA dia merupakan seorang dokter tua di antara para pelajar STOVIA yang berusia antara 18-22. Sebagai orang yang sudah tua, Dr.Wahidin mampu memberikan sesuatu obor yang menyentuh seorang pemuda yang bernama Soetomo di STOVIA dalam persinggahannya di Jakarta waktu itu. Obor itu lama-lama membakar jiwa pemuda STOVIA kala itu. Yang jelas Dr Wahidin merupakan orangtua yang mampu berdekatan dengan para pemuda dan Dr Soetomo seorang pemuda yang mau mendengar yang tua. Kedua generasi itu hidup dengan latarbelakang kepincangan-kepincangan dalam negeri, terutama dalam bidang pendidikan, pengajaran, perekonomian dan sistem kolonial. Mereka bertemu pada satu visi dan misi untuk memajukan kehidupan bangsa Indonesia melalui pendidikan dan pengajaran. Mungkin Dr Soetomo seorang pemuda yang memiliki EQ, SQ dan IQ yang tinggi sehingga mampu menangkap, cepat tanggap, keberanian apa yang dimaksudkan oleh Dr. Wahidin Sudira Husada.

Melihat kewibawaan, ketenangan, kewaskitaan, tutur kata yang sareh pada sosok Dr Wahidin Sudira Husada sejak pandangan pertama itu, telah mengundang kekaguman seorang Dr. Soetomo. Pada zaman seperti itu telah ada orang yang berpikiran jauh ke depan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dokter tua itu menggerakkan para cendekiawan untuk bersama-sama mendirikan Budi Utomo (sebelumnya ada dua bakal nama Ekoprojo dan Budi Utomo), pada 20 Mei 1908, mengorganisir sekolah-sekolah yang berbasis nasionalis. Oleh karenanya 20 Mei 1908 di Indonesia telah lahir sebuah organisasi modern yang bersifat nasional, yaitu Budi Utomo, yang berarti pekerti yang utama. Beliau mendapat ilham dari penyair India, Rabindranath Tagore dan sedikit dari Mahatma Gandhi. Dalam bebrapa minggu saja Budi Utomo telah memperoleh anggota 1.200 orang, 700 di antaranya adalah pegawai negeri. Semestinya sosok tua seperti Dr Wahidin Sudira Husada dan sosok pemuda seperti Dr. Soetomo harus selalu muncul di dalam sejarah bangsa Indonesia.
Gedung eks STOVIA yang berlokasi di Jl. Abdul Rahman Saleh 26, Jakarta Pusat itu kini telah menjadi Museum Kebangkitan Nasional.
Memang ironis, pada 100 Tahun Kebangkitan Nasional ini krisis ekonomi semakin jelas terasa oleh rakyat Indonesia. Harga BBM dan bahan kebutuhan lainnya akan melonjak kalau tidak ada tangan dan tutur mulia yang memberi kebijakan yang berakibat stabilnya harga-harga bahan kebutuhan rakyat Indonesia. Ini berarti perlu kebangkitan Strategi Operasional Stabilitasi harga pasar kebutuhan di dalam negeri. Krisis moral, kerusuhan, kerusakan, kriminal harus segera disirnakan dengan membangkitkan jiwa-jiwa Pancasila yang telah terlupakan. Bangkitkan jiwa Ketuhanan, bangkitkan jiwa kemanusiaan, bangkitkan jiwa persatuan, bangkitkan jiwa kerakyatan, bangkitkan jiwa keadilan. Indonesia yang dulu dikenal besar, macan Asia, kaya raya harus bangkit. Nilai-nilai luhur yang ada Pancasila akan dapat membangkitkan kreatifitas, inovasi, industrialisasi yang lebih manusiawi dan berbudaya, peduli bagi semuanya.
Bangkit itu memerlukan kemandirian, tidak tergantung orang lain
Bangkit itu memerlukan keyakinan diri dan jati diri
Bangkit itu memerlukan keberanian dan nyali
Bangkit itu memerlukan daya kreatif dan inovatif yang tinggi
Bangkit itu memerlukan kerjasama
Bangkit itu memerlukan jiwa sosial dan ke-Tuhan-an
Bangkit itu memerlukan kesanggupan untuk berubah menjadi lebih baik
Bangkit itu memerlukan komitmen
Bangkit itu memerlukan doa dan ikhtiar

Bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional ini, saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan juga kiriman doa bagi para pahlawan Kebangkitan Nasional semoga amal ibadahnya telah menggerakkan generasi muda untuk memajukan bangsa Indonesia diterima menjadi amal jariyah di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa :
Untuk Anda-Anda
Penganjur/Penasehat :Dr. Wahidin Sudira Husada
Ketua :Dr. Soetomo
Wakil Ketua :M. Soelaemann
Sekretaris I :Soeuwarno
Sekretaris II :M. Goenawan Mangunkoesoemo
Bendahara :R. Angka
Komisaris : R.M. Goembrek, M. Soewarno, Moh. Saleh dan M. Soeradji
Sumber :
* Keturunan keluarga Pendiri Budi Utomo
* Djoko Suryo : Sejarah Berdirinya Boedi Utomo dalam Dialog Budaya dan Gelar Seni ke-12
* D.G.E Hall, Sejarah Asia Tenggara. Surabaya : Usaha Nasional, 1988

Monday 12 May 2008

Ketika Sejarah Menjadi Produk Hiburan Umum (12)

****Hasil kajian Drama serial Korsel, Dae Jang Geum ********
Sumber : http://daejanggeum.blogsome.com/
Drama Serial Dae Jang Geum di Indosiar

Perdana Menteri Oh mengundang tamunya, Jenderal Ming untuk menghadiri pesta besar ala Manchu-Han yang didesign oleh Nyonya Choi. Oh bertanya kepada Jenderal tersebut apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap Jang Geum yang dianggap menyepelekan seorang Jenderal dengan hanya menyuguhi makanan sederhana padanya. Sang Jenderal bertanya kenapa Jang Geum dengan penuh resiko hanya menghidangkan makanan sederhana untuknya yang tidak berkelas bagi seorang Jenderal seperti dirinya. Jang Geum menyatakan bahwa dirinya ingin menauladani Gurunya, Nyonya Han yang taat kepada kaidah kencana yang mengharamkan memasak makanan mewah dalam kondisi krisis kerajaan, ataupun seorang dayang memasak makanan yang membahayakan orang yang akan makan. Jenderal tersebut memahami pernyataan Jang Geum dan berkenan mencobai masakan Jang Geum. Sang Jenderal terkesan sekali dengan masakan Jang Geum dan menaruh kepercayaan kepada keahlian dan tanggungjawab Jang Geum. Nyonya Lady Choi, Geum-Young, and Oh menjadi gusar karenanya, karena upaya mereka untuk menghancurkan Jang Geum tidak menemukan hasil, tetapi justru keadaan berbalik.
Nyonya Han terbebas dari beban mental karena kecerdasan Jang Geum yang mengikuti kaidah kencana (kearifan lokal). Kepala Pengawal menginformasikannya bahwa kaidah kencana telah menolongnya. Nyonya Han memberitahukan sekalian padanya kalau Nyonya Jung tidak menderita penyakit menular. Pengawal menyatakan kalau penyakit endemi itu membutuhkan waktu untuk melihat gejalanya, tetapi jika dia sungguh-sungguh tidak menderita penyakit maka segera akan dipulangkan.
Nyonya Choi mendatangi Nyonya Han dan dengan sinis menyatakan kekhawatirannya dengan kunjungan Jenderal Ming dari Cina, tetapi dari sekarang dia akan memasrahkan saja pada Nyonya Han. Nyonya Choi melaporkan semuanya pada Dewan Kerajaan, tetapi tidak menceritakan jasa Jang Geum dapat mengambil simpati sang Jenderal.
Yun-Saeng melatih dayang-dayang kanak-kanak dan memerintahkan mereka untuk berpasangan dengan yang lebih tua. Young-Noh menginterupsi dan mencoba mengambil dua di antaranya untuk menjadi murid. Mereka saling beradu pendapat. Nyonya kebetulan melihatnya dan menghentikannya. Nyonya Choi memberi tugas bertanggungjawab menangani dayang-dayang muda. Yun-Saeng pergi untuk meng-complain kepada Chan-Ee tentang Nyonya Choi dan mengatakan klau Nyonya Jung akan segera kembali. Chan-Ee berpikir kalau mereka sedang ada perlu/maunya dengan Young-Noh dengan bermanis-manis dengannya. Dayang Sekretaris Kerajaan Jae-Jo Sang Gong and Choi melaporkan kepada Permaisuri bahwa Choi-lah yang bertanggungjawab atas semuanya. Tentu saja Permaisuri puas dan memuji Nyonya Choi yang dianggap telah bekerja dengan baik menangani pekerjaan di Aula Damai. Hal ini dilakukan dalam rangka mempromosikan Nyonya Choi sebagai Calon Kepala dayang yang baru.
Nyonya Jung menerima perawatan dan pengobatan dari dokter yang dibawa oleh Gam Tuk-Poh (Kang Deuk Gu). Dokter mengatakan dia tidak semestinya tidak tinggal dengan yang tertular penyakit. Tuk-Poh mengunjungi Nyonya Han untuk menceritakan kalau kondisi Nyonya Jung melemah daripada sebelumnya.
Seorang utusan pembawa pesan masuk ke Aula Damai dan bertanya tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Jo. Kepala pengawal membawa Jang Geum ke Nyonya Ja-Soon. Jang-Geum melaporkan ke Nyonya Ja-Soon tentang hari-hari terakhir Jo. Nyonya Ja-Soon menyatakan jika Jo sudah mirip Ibunya dan menyesal dia telah membiarkannya sakit sampai meninggal. Kepala Pengawal menyatakan jika Jang Geum adalah orang yang sangat peka dan penuh tanggung jawab. Nyonya Ja-Soon merasa nyaman dan bertanya mengapa Jang Geum bekerja di Aula Damai.
Nyonya Jung mengirim Nyonya Min untuk memastikan apa yang dikirimkan oleh staf pengobatan dalam mengobatinya. Jae-Jo Sang Gong berkata kepada Kepala Pengawal kemungkinan besar Nyonya Jung tidak boleh kembali ke istana karena sakitnya. Kepala Pengawal menyatakan bahwa ini bukanlah hal yang mendesak. Nyonya Min melaporkan kepada Nyonya Jung jika yang dikirimkan kepadanya bukanlah obat, tetapi racun untuk badannya. Jung menulis surat kepada Jae-Jo Sang Gong klau dirinya ingin bertemu dengannya. Jae-Jo Sang Gong mengunjungi Jung Sang Gong. Jung meminta kepada Jae Jo Sang Gong untuk mengijinkannya kembali ke Istana dua hari lagi. Dayang Sekretaris Kerajaan menyatakan ini tidak bisa kalau kondisi Nyonya Jung lemah dan sakit-sakitan. Jung melawan dan mengancam kalau dirinya tahu ada rencana busuk di antara mereka, tahu kalau obat-obatan kirimannya merupakan racun, tentang Buku Resep Kerajaan yang seharusnya dipegang Nyonya Jung tetapi malah diberikan kepada Nyonya Choi. Dayang Sekretaris Kerajaan menyangkal semuanya tetapi kelihatannya dia terancam.
Permaisuri memanggil Jae-Jo Sang Gong dan Choi di ruangan dan di depan para dayang dan di depan Nyonya Ja-Soon, Permaisuri marah kepada keduanya kenapa tidak bilang-bilang kalau Jang Geum dan Nyonya Han dipekerjakan di Aula Damai dan bertanya tentang penyakit Jung. Jenderal Oh menggunakan kesempatan baik-baik kedatangan Jenderal Ming dan menawarkan hubungan baik dengan bangsa Ming (China). Kepala Penjaga mengungkapkan kepada Han Sang Gong apabila dirinya akan dikembalikan ke Istana karena jasa-jasa baiknya kepada Kerajaan. Jung juga kembali ke Istana.
Permaisuri memerintahkan semua berkumpul. Permaisuri mengatakan kepada Nyonya Jung yang mana jauh-jauh telah mempertimbangkan Han sebagai pemenang kedua karena jasanya menyajikan makanan yang sangat berguna bagi Jenderal China sehingga memberikan kesan baik kepada bangsa Cina (mengharumkan nama Dinasti Korea).
******
Nyonya Jung menemui Choi dan Han, Geum-Young dan Jang-Geum. Jung membawa Buku Resep Kerajaan dan menyatakan kalau akan lebih adil apabila Nyonya Han juga mengetahu isi Buku itu karena Nyonya Choi juga sudah melihatnya. Han justru berkata bahwa dirinya belum berhak membukanya sebelum menjabat menjadi Kepala Dayang.
Pasangan suami isteri Gam datang ke luar desa untuk mengirimkan anggur kepada Min Jung Ho. Min Jung Ho menemuinya bersama informannya dan meminta Gam untuk mengantarnya ke bar dan penginapan tempat penyelundup bersembunyi. Min mengumpulkan informasi tentang tamu-tamu bar dari para pelayan. Para pelayan berkata tidak bisa memberikan informasi. Tuk-Poh mengasih tahu kepada Min bagaimana harus berurusan dengan para pelayan bar. Min tanggap, kemudian menawarkan 1000 Yang kepada Tuk Poh. Permaisuri mengumpulkan Jae-Jo Sang Gong, Jung, Choi, and Han ke ruangannya dan mengumpulkan tentang kompetisi akhir yang tidak bertema, yang penting mereka memasak makanan yang baik pada pesta ulang tahun yang akan datang. Chan-Ee memberitahukan kepada para dayang tentang pertemuan itu. PM Oh menemui Dayang Sekretaris Kerajaan, Jae-Jo Sang Gong agar lebih cepat bergerak lagi menempatkan Nyonya Choi menjadi Kepala Dayang sehubungan dengan semakin mendesaknya keadaan.
Nyonya Jung tahu bahwa keadaan gawat sudah semakin jelas, oleh karenanya mereka harus segera bergerak sebelum Dapur Istana dikuasai oleh orang-orang yang berkepentingan dalam politik, apapun yang akan terjadi. Han Sang Gong menemui Jang-Geum dengan lambaian yang kikuk. Jang Geum melihat kelakuan Gurunya itu dan bertanya. Han justru menegurnya dengan kasihnya. Han sedang gugup dengan apa yang akan terjadi apabila dia diangkat menjadi Dayang Kepala, apakah dia sanggup. Jang-Geum meyakinkannya agar Nyonya Han percaya diri pada kemampuannya. Nyonya Han jadi ingat masa lalunya, di mana dia dulu lahir dari keluarga sederhana, rendah hati, masuk ke istana menjadi dayang istana karena bakatnya, terus bertemu anak lain yang bisa memujinya, dan akhirnya menjadi tema akrabnya, tidak lain adalah Myung-Ee (Ibunya Jang Geum).
Sementara itu, Jang-Geum pergi untuk membaca buku pegangan ibunya dan mempelajari bahan-bahan rahasia untuk jus yang bersal dari pohon.
Nyonya Han mengambil tempayan kecil yang ditimbunnya sebagai kenangan dengan temannya Myung-Ee yang menguburkan tempayan itu bersamanya dulu. Dia ingat ketika Myung-Ee mengatakan bahwa makanan terbaik bagi raja adalah sup delapan buah.
******
Dae Jang Geum berlari-lari melihat tempayan yang ditimbun oleh Ibunya bersama temannya beberapa tahun yang lalu. Tampaknya baru saja ada yang menggalinya. Akan tetapi baru saja Nyonya Han meninggalkan tempat itu.
Setelah dari sana, Nyonya Han berencana ingin memasak sup delapan buah untuk acara kompetisi memasak mendatang.
Sementara itu Nyonya Choi berkata yakin pada Choi Pan Sul kalau dirinyalah yang akan menang.
******
Choi Pan Sul menemui mata-mata istana yang menunggu di samping penginapan kota untuk menyusun rencana baru. Pelayan mendengar pembicaraan mereka. Utusan tadi menemui Young-Noh dan membisikkan sesuatu. Young-Noh dan Yun-Saeng memata-matai apa yang Nyonya Choi dan Nyonya Han sedang masak. Yun Saeng dan Young Noh saling berdebat tentang apa yang dilihatnya, karena mereka berbeda pandangan tentang nama-nama makanan. Chan-Ee berkata pada Young Noh untuk menunggu Yun Saeng tidur. Yun Saeng paling tidak suka memberi tahu makanan yang ia ketahui kepada Young Noh. Young Noh diminta memata-matai nama-nama bahan yang dipakai Nyonya Han atas perintah Nyonya Choi.
Kang Deuk Gu mendatangi Nyonya Han untuk mengirimkan anggur terbaik yang istimewa untuk raja kepada Nyonya Han agar bisa dipakai dalam lomba nanti. Kang Deuk memberitahukan pada Jang Geum cara-cara menyajikannya.
******
Nyonya Choi dan Geum Young mempersiapkan diri untuk memenangkan perlombaan memasak nanti. Sementara itu Choi Pan Sul terus mengawasi apa yang dilakukan Nyonya Han atas bantuan seorang mata-mata dan Young Noh.
Yun Saeng mengetahui hal ini, sehingga memberitahukan kepada Nyonya Jung, Nyonya Han, Jang Geum. Yun Saeng, Jang Geum dan Han Sang Goon segera menyembunyikan bahan-bahan yang mereka pakai dan meminta Jang Geum untuk menaganya sebelum mendaapatkan bahan-bahan yang lain. Young Noh terus menginformasikan apa yang terjadi kepada mata-mata utusan Choi Pan Sul. Nyonya Han meninggalkan istana malam-malam untuk melihat bahan-bahan di pasar dengan Gam Tuk Pok (Kang Deuk Gu). Seorang pedagang berkata bahwa ikan segar baru akan ada besok harinya. Tuk Pok memberitahukan padanya kalau tidak mendapat bahan fermentasi yang dibutuhkan lebih banyak lagi. Gam Tuk-Poh mengantar Nyonya Han mencari bahan-bahan yang lain mengelilingi pasar.
Siang harinya Nyonya Han mendapatkan semua bahan yang dibutuhkan dan segera diangkut dengan perahu bersama Gam Tuk Poh. Di perahu itu Nyonya Han mendapat masalah. Tuk Poh lari ke rumah dan minta bantuan kepada Min Jung Ho untuk menolong Nyonya Han dari masalah. Yun-Saeng khawatir karena Nyonya Han sampai siang belum juga kembali ke istana sementara Jang Geum tetap tenang. Young-Noh terus memata-matai mereka.
Yun-Saeng berkata kepada Jang-Geum bahwa Dayang Sekretaris Kerajaan dan semua orang sudah berkumpul untuk segera berlomba. Young Noh mendekati Nyonya Choi dan membisikkan sesuatu kepadanya. Nyonya Choi terkejut dengan apa yang terjadi kepada Nyonya Han. Choi Pan Sul akan menahan Nyonya Han agar tidak bisa ikut serta dalam lomba. Nyonya Choi tidak suka dengan cara saudaranya itu untuk memenangkannya karena seolah-olah menyepelekan kemampuan Nyonya Choi.
Dayang Sekretaris Kerajaan mengadakan pertemuan dan tampak Nyonya Han tidak hadir. Jang Geum memberitahukan bahwa Nyonya sedang mencari bahan-bahan yang dibutuhkannya. Jung bertanya ada apa dengan bahan yang sudah ada. Jang-Geum menyatakan bahwa binatang telah mengobrak abrik bahan-bahan mereka. Dayang Sekretaris Kerajaan menyatakan bahwa semestinya seorang Dayang semestinya bertanggungjawab atas bahan-bahan miliknya, ini berati Nyonya Han telah gagal. Jang Geum menimpali kalau ini salahnya. Jang Geum menganggap ini kesalahannya. Nyonya Jae-Jo Sang Gong dengan enggan setuju setelah Geum Young memberikan alasan. Jung menasehati Jang Geum, semestinya tidak ikut campur dalam urusan ini. Nyonya Choi memarahi Geum Young yang ikut campur. Geum Young hanya ingin Jang Geum menderita seperti yang dia rasakan akibat ulah Jang Geum. Di luar pintu istana Nyonya Gam berlari ke pedagang buta yang akan mengirim ikan laut segar kepada Nyonya Han Sang Gong. Ikan dikirim ke Jang Geum dan dikabarkan bahwa Nyonya Han telah diculik dalam perjalanan pulang. Min Sang Gong memberikan Jang Geum jamur untuk membantunya. Chan-ee memberikan daging iga sapi yang pernah dicurinya.

Jang-Geum melihat Yun-Saeng dengan serius dan berkata padanya bahwa dia hanya seorang diri dalam kejadian ini. Yun-Saeng meyakinkannya bahwa dirinya akan membantunya.



*******
Pada pesta ulang tahun Ibu Suri, keluarga istana dan Jenderal berkelas berkumpul. Jang Geum dan Geum Young menyajikan hidangan pertama kepada Raja dan Ratu. Permaisuri bertanya tentang makanannya. Jang Geum menjelaskan kalau dirinya membuat bubur dengan jeroan. Geum Young membuat bubur dari 5 bahan ikan segar. Keluarga Istana tampak lebih menikmati makanan kreasi Jang Geum.
Hidangan kedua, Jang Geum menyiapkan gulung mie. Kemudian menikmati roll musim semi buatan keluarga Choi.
Yun Saeng khawatir Jang Geum kalah. Jang Geum berbisik untuk minta bantuan Ibunya. Hidangan berikutnya adalah salad. Keluarga Istana terpana lagi dengan inovasi Nyonya Choi yang menggunakan air buncis sebagai kuah. Jang Geum kembali berdoa agar Ibunya bisa membantunya. Keluarga kerajaan menikmati makanan yang dibuatnya. Makanan kedua tim sama-sama enak, tetapi Raja menyatakan Jang Geum-lah pemenangnya.
Ibu Suri menanyakan kenapa Nyonya Han menghilang. Jae-Jo Sang Gong menyatakan kalau Nyonya Han telah meninggalkan istana dan sekarang telah kembali. Semua dikejutkan oleh hal ini.

Saturday 10 May 2008

Rahasia Wanita

Seorang penulis wanita Indonesia (Mira W) pernah menulis buku yang mengungkapkan tipe-tipe wanita yang dia temukan dalam kehidupan. Wanita itu digolongkan menjadi tiga, yaitu wanita malaikat, wanita kekanak-kanakan, wanita kombinasi keduanya. Wanita malaikat biasanya memiliki karakter cerdas, agak angkuh, anggun, bijaksana, penuh percaya diri, tegas, mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, berjiwa sosial, idealis. Wanita kekanak-kanakan cenderung manja, malas mengerjakan sesuatu, suka cari perhatian, pandai mengambil hati lawan jenis, selalu ingin dilayani. Akan tetapi ada juga wanita yang bisa memiliki keduanya. Pada saat-saat tertentu dia bersikap dewasa, tetapi pada saat tertentu tampak kekanak-kanakan. Biasanya perempuan yang dianggap menyenangkan adalah yang memiliki keduanya.
Sembadra, sayang hanya dalam wayang adalah tipe wanita malaikat. Ketika Arjuna / Janaka yang sangat top di kalangan para cewek dari dunia manapun memohon untuk menduakan, menigakan, meng-empatkan hatinya dengan wanita selain dirinya, Sembadra mampu berdiri tegar, meskipun ada rasa tidak ikhlas juga bagaimanapun. Wanita malaikat cenderung mandiri dalam menata hidupnya, tidak salah kalau dirinya justru sering menjadi teman curhat teman lelakinya di lingkungannya ketika ada masalah.
Demikian pula dalam Dewi Sinta, hanya dalam cerita Ramayana. Dia diceritakan sebagai perempuan yang disukai banyak orang. Kemudian dia memiliki pasangan hidup Rama. Kemudian dia diculik oleh Rahwana. Rahwana memaksanya untuk memenuhi kemauan Rahwana. Shinta tetap setia. Setelah berada di depan Rama dia dianggap tidak setia. Untuk membuktikan kesetiaan dan kesuciannya dia membakar diri. Akan tetapi tidak terbakar badannya dan itulah pertanda kesetiaan.
Wanita tipe kekanak-kanakan dapat dilihat dalam diri Sasha dalam Sinema OB OkTV di RCTI yang dimainkan Winda. Tiap hari setiap masuk ke kantor hanya mengecat kuku, jalan ke sana ke mari, tertawa cekikikan, suka bersolek, malas mengerjakan sesuatu, suka main perintah terhadap Ob di kantornya.
Wanita model seperti ini cenderung pada perawatan diri saja. Pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, menguras kamar mandi adalah pekerjaan pembantu, maka perempuan yang mengerjakan semua itu disamakan pembantu. Dan pekerjaan itu tidak membuat cantik. Cantik itu untuk dimanjakan. Bahkan masyarakat pun sepakat bahwa orang cantik dilarang mengerjakan pekerjaan semacam itu, nanti kehilangan kecantikannya. Orang cantik adalah sesuatu yang pantas didewakan, bahkan tidak pernah kuliah dianggap berpendidikan, karena pandai merawat kulitnya. Cantik dianggap memiliki strata yang lebih tinggi daripada yang tidak memiliki kriteria kecantikan. Jadi yang merasa tidak memiliki kriteria kecantikan patut tidak merasa dihiraukan. Cantik dipandang sebagai kekayaan karena berarti mampu membeli busana dan make up yang bagus. Pokoknya cantik itu dijadikan ukuran kaya atau pintarnya seseorang.
Jadi bisa dikatakan salah, tetapi bisa juga dikatakan ada benarnya, kalau ada yang berpendapat bahwa Cantik itu luka. Apa benar dalam kasus ini? Dengan cantik orang akan dipermudah mencari pekerjaan. Contoh seorang manager personalia yang sedang mengetes calon karyawan di kantornya pasti mengesampingkan prestasi akademisnya ketika menyaksikan fisik pelamarnya tidak sesuai dengan kriteria kecantikan. Misalnya : tingginya di bawah 160 CM, rambutnya ditutup jilbab (sekarang sudah ada kompensasi). Padahal banyak perempuan yang mampu mengerjakan pekerjaan itu tanpa kriteria kecantikan yang disebutkan, tetapi itu tidak dihiraukan. Yang nomor satu adalah cantik.
Akan tetapi Cantik itu menjadi luka bila dipaksakan. Seorang wanita bisa bermata lelaki dalam memandang tubuhnya. Mereka tidak rela tubuhnya tidak indah. Mereka rela mengoperasi sebagian anggota tubuhnya untuk mendapat cantik. Buah dadanya disuntik dengan silikon/suntik botox. Hidung dan mukanya juga dioperasi. Kakinya harus bebas dari bulu, sehingga harus dilicinkan. Rambutnya diwarna-warni, di-rebonding, alis dikerok habis, dan sebagainya. Mereka rela menghabiskan uang, bahkan menyakiti anggota badannya agar menjadi lebih cantik sesuai keinginan matanya yang mewakili mata lelaki. Oleh karenanya banyak wanita yang mengeksplorasikan fisiknya untuk dipertontonkan banyak laki-laki. Kita bisa menyebut orang-orang yang dihafal orang karena ciri khas keseksiannya, misalnya Jupe, Five Vi, Yenni, Dewi Persik, sengaja ataupun tidak sengaja. Hal tersebut menjadi gonjang-ganjing saat ini. Setahu saya Dewi Persik itu manis dan suaranya merdu tanpa berkostum seksi sekalipun, tetapi mengapa dalam setiap kesempatan mengeskplorasi tubuh fantastisnya di depan banyak penonton.
Selera antara laki-laki satu dengan yang lainnya berlainan, tetapi mereka selalu sepakat ketika memandang perempuan cantik. Di manapun berada, dari orang yang mengaku ber-Tuhan ataupun yang tidak mengaku ber-Tuhan. Ketika beberapa SPG produk tertentu mempromosikan sesuatu, pasti para lelaki melirik sampai tidak berkedip dan berkomentar dengan nada yang sama, biarpun tidak membutuhkan barang yang dijualnya, tetapi karena yang mempromosikannya cantik, maka sepakat untuk mengeluarkan koceknya. Berlama-lama mengobrol padahal hanya membeli satu produk, sok akrab.
Semuanya sepakat bahwa cantik itu hanya bisa dilihat dari fisik semata, kulitnya halus, rambutnya lembut, tingginya di atas 160 Cm, bibirnya enak dilihat, matanya terang, buah dadanya besar, pahanya mulus, dan lain sebagainya.
Ketika di dalam suatu acara hajatan, pasti kerja bareng-bareng (rewang). Sudah pasti yang merasa cantik akan duduk-duduk manis, dan akan dibiarkan duduk manis, sedangkan yang tidak dianggap cantik akan dibiarkan membanting tulang tanpa dilarang.
Mungkin banyak orang yang tidak dipercaya dengan kejadian di dalam masyarakat. Akan tetapi mengapa banyak orang mencari isteri para selebritis. Dan ini nyata. Setiap orang berpangkat pasti berlomba mencari pasangan hidup seorang artis, yang terlanjur mempunyai pasangan orang biasa, harus menunggu hingga ada masanya.
Telenovela yang mampu memutar kejadian di atas adalah Betty La Feya. Di sini tokoh utama digambarkan sebagai wanita yang tidak berstrata, giginya pakai behel, pakai kaca mata tebal, berasal dari keluarga strata bawah. Dia sering dihina oleh kelompok perempuan salon. Dengan kecerdasannya dia mampu mengubah nasibnya. Dia mampu menikah dengan Direkturnya.
Demikian pula dengan Cara Sucia (si Muka Kotor), ini juga bercerta tentang gadis yang mukanya tidak cantik, tetapi beruntung.
Di dalam cerita rakyat, dikenal cerita Ande-Ande Lumut yang Menanti Pacarnya. Banyak cewek yang mengejarnya. Ada seorang cewek yang terlalu PD mendekatinya, padahal dia tidak berdandan, bahkan oleh Ibu tirinya dimake up dengan arang dan kotoran binatang, tetapi justru mendapat sambutan dari Ande-Ande Lumut, karena Kleting Kuning tidak pernah selingkuh dulu dengan Yuyu Kangkang, sedangkan cewek yang lainnya pernah diajak selingkuh oleh Yuyu Kangkang.
Menurut pengamatan saya, ada banyak tipe wanita selain menurut penggolongan di atas, yaitu antara lain :
1. Wanita pecinta ilmu pengetahuan
Wanita ini biasanya lebih suka dipandang orang karena ketinggian ilmunya. Ilmu pengetahuan dianggap lebih indah daripada yang lainnya. Banyak wanita yang bergerak di bidang keilmuan lebih memilih menyendiri sepanjang hidupnya. Kepuasan menyelesaikan permasalahan dipandang lebih menantang. Kalaupun dia memilih pasangan hidup dia kan memilih yang ilmunya sepadan dengannya atau bahkan di atasnya.
2.Wanita workaholik
Wanita ini biasanya berkombinasi dengan tipe 1. Wanita pecinta ilmu pengetahuan cenderung pemikir dan pekerja keras. Mereka lebih puas menghidupi hidup dari hasil kerja kerasnya daripada meminta orang lain.
3. Wanita religius
Wanita ini hidup berdasarkan agama. Kalau mentornya berkata A, maka dia juga akan melaksanakan yang A itu, walaupun dia sebenarnya tidak sepakat dengan A itu.
4. Wanita tomboy
Wanita ini cenderung tidak suka make up, dia berpakaian seperti lelaki. Bahkan dia akan kelihatan lebih handsome daripada cowok. Dia lebih suka melindungi, daripada dilindungi. Dia menyukai Olah Raga atau kegiatan yang menantang maut seperti arum jeram, panjat tebing, panjat kelapa, panjat genting, balap.
5. Wanita matre
Wanita ini cenderung memandang sesuatu dari harta. Kriteria utama mencari pasangan hidup dengan lelaki yang kaya walaupun usianya jauh di atasnya. Wanita matre biasanya berkombinasi dengan wanita pesolek dan mall. Dia akan menghabiskan waktunya di mall dan salon atau membeli perlengkapan yang bisa mempercantik diri.
6. Wanita patuh
Wanita ini cenderung menuruti apa kata-kata orang di sekitarnya, dari orangtuanya, suaminya, walaupun itu akan merugikannya, dia tidak akan peduli itu. Dia tidak berani membantah siapapun, tidak suka berdebat.
7. Wanita penguasa
Wanita ini cenderung menguasai apapun yang ada di sekitarnya. Da tidak mau diperlakukan sebagai budak, tetapi lebih suka menjadi majikan. Dia cenderung keras. Dia maunya menang sendiri. Oleh karenanya ada sinetron, Suami-Suami Takut istri. Istri menjadi penentu keputusan seorang suami. Apabila dominasinya cenderung positif, maka akan membawa kesuksesan bagi suami, tetapi apabila dominasinya cenderung negatif maka akan membawa kehancuran suami.
8. Wanita pencemburu
Dia selalu mencari alasan untuk cemburu. Bahkan melihat pasangan hidup sedang membicarakan pekerjaan dengan teman kerjanya saja dikuntit. Bahkan sesama wanitapun bisa saling cemburu karena tidak mau dikalahkan.
9. Wanita suka pamer
Dia suka memamerkan harta yang dimilikinya baik itu pemberian orangtua, suaminya atau hasil jerih payahnya. Tidak hanya harta tetapi juga kepintarannya. Merasa tabungannya sudah banyak, buktu tabungannya diperlihatkan kepada orang lain.
Dan masih banyak tipe wanita yang lain lagi yang tidak tersebut di sini.
Tipe-tipe tersebut dapat saling berkombinasi, tidak mutlak ada pada seorang perempuan, mungkin saja dia punya banyak karakter.
Saya melihat kejahatan kolektif/masal yang terjadi terhadap para wanita.
1. Wanita yang tidak segera menikah, dijuluki perawan tua, dan tidak pernah ada perjaka tua. Wanita yang sudah menikah akan dihormati dibandingkan wanita yang sudah bekerja dan banyak prestasi.
2. Wanita yang tidak segera mempunyai anak mendapat julukan mandul, tanpa belas kasihan
3. Wanita tidak diijinkan memilih jalan hidupnya, apakah mau menikah atau tidak, atau memilih pasangan hidupnya.
4. Wanita sering menjadi objek omongan.
5. Wanita tidak menolak lelaki yang menyukainya, tetapi laki-laki dibebaskan untuk memilih wanita, akibatnya apabila ada wanita yang menolak lelaki pasti disumpahi bakal jadi perawan tua (Semoga Tuhan justru memperluas jalan jodohnya)
Masyarakat merasa menjadi hakim yang hebat atas diri perempuan, bahkan menentukan peraturan untuk perempuan tentang berbagai hal, kalau tidak patuh berarti perempuan mursal, tidak perlu dihormati. Pokoknya dunia ini tidak ada tempat bagi wanita yang tidak mau menjalani pernikahan dan tidak bisa menghasilkan keturunan, walaupun orang itu sepantasnya dimuliakan karena ilmu dan karya-karyanya.
Padahal apabila seorang wanita mencintai sesuatu, maka akan bertahan lama, maka jarang ada seorang perempuan yang ditinggal pasangan hidupya, begitu mudah melupakan romantika masa lalunya, lalu mencari pasangan hidup yang lain. Mereka cenderung mampu menjaga keabadian cinta. Menurut pengalaman seorang perempuan yang pernah dimuat di majalah, dia itu memiliki pacar, karena pacarnya berada di tempat yang jauh, maka hubungan dilakukan dengan surat menyurat. Setelah sekian lama berhubungan, si perempuan ini tidak menerima surat dari pacarnya, padahal dia dijodohkan orangtuanya dengan orang lain. Akhirnya dengan terpaksa si perempuan menerima jodoh yang dipasangkan kedua orang tuanya, walaupun itu menyiksa hatinya. Selang beberapa waktu si perempuan memiliki putra. Dalam waktu sekian lama yang tidak ada surat dari pacar, anak dari hasil perkawinannya sudah tumbuh besar, pacarnya itu mengirim surat. Bagaimana hati si perempuan tidak tercabik-cabik hanya karena ketidaktegasan (leda-lede) seorang laki-laki.
Wanita merupakan implementatif cinta yang terbaik. Ketika muda-mudi berpacaran, siapakah yang harus berkorban dalam implementasi cinta itu. Wanita biasanya akan memberikan apapun yang diminta atas dasar cinta. Oleh karenanya sering terjadi hamil sebelum nikah.

............Yah begitulah wanita......................
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
............................Ada yang benci dirinya
............................Ada pula yang kejam menyiksa dirinya
............................Ada pula yang berlutu kepadanya

******Maaf ini hanyalah hasil dari pengamatan, mungkin sepihak saja**********Maaf yang merasa fotonya terpajang, saya hanya berkata bahwa pemainnya diperagakan model/seniman****

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan