Kalau sekolah memutuskan untuk mengelompokkan kelas berdasarkan kemampuan siswa, hal itu dapat dibenarkan, karena akan mempercepat proses pengajaran dan pembelajaran. Kalau dicampur, guru akan memiliki konsentrasi yang terpecah. Dia harus lari ke sana ke mari untuk menjawab ketidahtahuan siswa siswinya. Misalnya seorang Guru kelas I di Sekolah Dasar di desa-desa yang tidak ada pengelompokan siswa-siswinya secara khusus. Pada suatu hari ada pelajaran menulis, Murid A,"Bu, ini bagaimana menulis latin R". Murid B berteriak,"Bu bu, ini kan pelajaran TK, saya sudah kecil, pelajaran yang lebih sulit Bu, saya main lho Bu, kalau Ibu tidak memberi saya tugas yang lebih sulit..........." Murid C menangis karena dari tadi tidak dilihat Gurunya. Murid D berlari-larian ke luar. Murid E bolak-balik ke toilet dan belum bisa mengurus dirinya. Dan masih banyak lagi.
Waktu itu, di sebuah sekolah di kota A, seorang wali murid mendaftarkan anaknya, seorang anak autis ke sekolah umum. Kepala Sekolah menghadapi dilema, antara diterima dan tidak diterima. Akhirnya karena tidak mau mengecewakan wali murid tadi dengan terpaksa diterima. Kenapa wali murid memaksa sekolah ini tetap menerima? Menurutya, anaknya sesungguhnya sangat cerdas, sehingga tidak mungkin disekolahkan di Sekolah Luar Biasa atau dikhususkan. Akan tetapi karena ketidaktahuan anak-anak sekolah yang lain, justru anak-anak tadi akan rentan dalam berhubungan dengan yang lain. Akibatnya menimbulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan. Maklum anak autis itu tidak disertai guru pendamping. Wali kelas sebuah kelas di sekolah umum tidak bisa menanganinya karena memang sistem pengajaran klasikal tidak memungkinkan memberikan perhatian khusus pada seorang siswa. Sebenarnya anak tadi memiliki kecerdasan, bisa melukis, tetapi karena tidak guru pendamping khusus, maka terjadi salah paham.
Anak-anak Manis in Inex
Beberapa anak yang over merupakan bintang sekolah, karena biasanya wajahnya cakep, penampilannya bergaya. Akan tetapi, mereka kurang mendapat perhatian dari lingkungan keluarganya karena ulahnya sendiri. Entah apa enaknya menghisap inex di sekolah. Kalau jam-jam istirahat ada satu dua orang menyimpan pil koplo, kemudian diminumnya saat di kantin khusus. Siapapun tidak akan berani menasehatinya, apalagi bagi siswa perempuan, ini bahaya bagi mereka. Kadang-kadang ketika masuk kelas yang nampak adalah anak lelaki yang manis, tapi matanya ngantuk, seperti mau terbang. Di kelas mereka hanya tidur di kelas.
Kalau pil koplo tidak bisa menyelesaikan keruwetan pikirannya, maka mereka mencari kecubung, hingga mereka fly. Anak-anak SMA, tentu sudah tidak memerlukan pengawasan yang ketat, karena sudah tahu menjaga diri. Kalau waktu istirahat mereka menyusup ke kampung, cari inex ataupun kecubung tentu di luar pengawasan guru, karena setelah sampai kelas lagi yang nampak hanyalah anak-anak manis yang sedang ngantuk karena belajar semalaman.
Takut Tidak Lulus Ujian
Bagaimana orang bisa tahu tentang keberhasilan belajar tanpa ujian dulu. Kalau tidak ada ujian, setiap hari para siswa bisa pergi ke mall, soalnya ujian dihapuskan karena tidak sesuai keinginan siswa. Padahal bagaimana orang bisa dikatakan lulus kalau belum diuji.
SKS (sistem kebut semalam) adalah trik yang paling rutin dan afdol bagi para pelajar dan mahasisiwa. Hari lain untuk menonton sepakbola, adu balap motor, jalan-jalan ke mall, mencari pasangan hidup, dan sebagainya.
Beberapa waktu yang lalu ada siswa yang karena takut tidak lulus ujian, menjadi bunuh diri. Demikian pula dengan guru-gurunya yang karena takut murid-muridnya tidak lulus, juga memberi contekan massal agar murid-muridnya lulus. Hal ini dimungkinkan untuk mendongkrak nilai kelulusan sehingga tidak kalah dengan sekolah lain.
2 untuk 5
Kantin merupakan tempat yang nikmat untuk melepaskan rasa kepenatan di saat belajar. Penjualnya merupakan pewaris pemilik kantin zaman dulu. Pada jam-jam istirahat banyak siswa-siswi yang berkumpul di situ. Di tengah keramaian itu ada satu dua orang siswa yang sengaja main 'trik' untuk menghemat uang jajan. Ada beberapa sengaja makan di kantin, entah berapa kali. Sebenarnya lma lebih makanan yang sudah masuk ke perut, tetapi setelah ditanya penjualnya hanya mengaku dua. Jadi bagi penjual di kantin sekolah mesti memiliki indera ke -6 untuk mengawasi para pembelinya. Hal tersebut untuk mengatasi siswa yang berhobby "ngutil" dan punya penyakit "kleptomania"
Perkelahian Antar Pelajar
Kota yang banyak tawuran antar pelajar selama ini adalah Jakarta. Di daerah lain ada perkelahian antar pelajar, tetapi tidak terekspose secara besar-besaran. Siswa sekolah satu nglurug (mengunjungi) sekolah lain. Peserta tawuran tidak hanya didominasi cowok, ada juga tawuran antar cewek. Penyebabnya bisa bermacam-macam, dari rebutan cowok ataupun rebutan cewek, sampai hutang piutang.
Pernah ada rombongan cewek melabrak rombongan cewek lainnya karena merasa cowok idaman salah seorang temannya menyenangi cewek kelompok lain.
Rebutan Guru PKL/Magang
Seorang atau lebih guru PKL yang biasanya didominasi mahasiswa/mahasiswi IKIP atau sekarang Universitas Keguruan biasanya mendapat tugas lapangan di sebuah sekolah. Ada juga mahasiswa / mahasiswa Universitas bukan kelompok Keguruan yang KKN di sekolah memberikan pelajaran tambahan. Paling enak kalau ketiban sampur bertugas di antara siswa-siswi SLTA. Masa tersebut kan baru masa-masanya cinta hot di kala remaja. Beberapa siswa cewek biasanya suka diajar oleh guru cowok yang ngganteng lagi pinter. Siswa-siswinya lebih banyak dari jumlah gurunya. Jadi mereka bersaing menggoda guru idolanya itu. Berkali-kali mengirim surat cinta monyet ke guru idolanya. Anak SMP pun kelihatan sudah kuliah kalau sudah jatuh cinta.
Rebutan Murid
Guru adalah makhluk yang paling mulia di mata orang banyak. Oleh karenanya selalu berlomba mencerdaskan anak didiknya. Ketika ada lomba-lomba pelajaran, gurulah yang paling bersemangat membimbing agar siswa-siswinya menang. Seorang guru bisa saja ingin menguasai seorang siswa pintar untuk mengangkat nama sekolah.
Ketika itu ada lomba pelajaran di sebuah kota. Setiap peserta lomba digembleng beberapa guru. Satu siswa bisa dibimbing beberapa guru. Sampai akhirnya kemudian menang. Guru A berkata,"Dia itu menang karena rumus matematika saya yang pas". Guru B berkata,"Enggaklah, orang yang mengajari dia matematika pertama kali itu saya kok, kamu kan baru saja mengajarinya........" Guru C berkata,"Sayalah yang paling berjasa, saya kan Kepala Sekolahnya yang mengkoordinir lomba, kalau tidak ada saya di sana, anak itu bisa saja kalah.......". Lain halnya jika siswa-siswinya kalah dalm lomba. Tidak satupun yang unjuk diri gurunya siapa.
Guru biasanya punya kerja sampingan menjadi guru bimbel. Guru yang satu bisa menjatuhkan temannya agar banyak siswa yang minta diles oleh dirinya. Apapun caranya. Memang ada kecenderungan perang bintang di sekolah.
Reporter Kecil
Seorang anak TK, sebut saja namanya elang, si mata elang, yang terlambat ke sekolah. Gurunya bertanya,"Kenapa terlambat, Nak?". Si anak menjawab,"Mama bangunnya kesiangan, Bu, karena Papa baru pulang dari luar kota, katanya mau membuatkan adik buat saya, biar elang tidak nakal." Gurunya tersenyum dan bertanya,"Tadi sudah sarapan belum, jangan-jangan lupa, nanti perutnya sakit". Si kecil menjawab,"Sarapan, mie goreng". "Siapa yang pandai memasak di rumah?". Si kecil menjawab lagi,"Mbak Inem..." "Siapa itu?" tanya Gurunya lagi,"Pembantunya Mama, Mama sih pacaran sama Papa kalau Papa lagi pulang dari luar kota".
Kemudian Guru tadi melanjutkan mengobrol dengan murid-murid yang lain karena si Elang mulai kehilangan arah,"Anak-anak, tadi pasti lewat perempatan jalan, di sana ada lampu merah, kuning, hijau, coba Elang, kalau lampu merah tandanya apa?" Si Kecil menjawab,"Lampu merah tandanya ngebut, karena Papa kalau lampu merah ngebut..." Si Guru tersenyum,"Loh, kok ngebut, yang betul tanda apa?". Si kecil menjawab,"Ngebut, Bu Guru, Papa maupun Mama kalau lampu merah malah ngebut.....Waktu itu ketika mau ke Gembiraloka. Wajah monyetnya kayak si Idon, he..he..he". Bu Guru mulai gerah dan pusing, "Aduh, Elang, nggak boleh ngatain temannya, dosa......". Si Elang bertanya,"Dosa itu binatang jenis apa Bu, sama gorila besaran mana?".
Biasanya seorang anak kecil lebih mendewakan Gurunya. Jadi apa yang dikatakan Guru selalu dianggap benar. Hati-hati menjadi Guru dan orangtua. Apapun yang dikatakan dan dilakukan orangtua akan ditiru oleh anak-anak.
Mawar Merah Seorang Mahasiswi Buat Asisten Dosen
Hal yang paling menggembirakan seorang yang sudah wisuda sekolah adalah langsung dapat kerja. Ada seorang yang sangat beruntung sekali, setelah lulus kuliah, langsung menjadi asisten dosen di Perguruan Tinggi Pilihannya. Setelah selesai kuliah, menjadi asisten dosen, berarti kurang mencari isteri. Pada suatu hari Dosen senior tidak berangkat, akhirnya asisten yang harus mengatasi. Pucuk dicinta ulam tiba. Ketika sedang mengajar, ada seorang mahasiswi cuantik rupawan memberikan sekuntum bunga mawar merah kepadanya. Apa yang terjadi?
Konsultasi Tugas Akhir
Seorang mahasiswi yang cantik datang ke dosen untuk minta bimbingan. Sang dosen sedikit sekali bertanya mengenai bahan tugas akhirnya, tetapi yang ditanyakan justru yang lain. Cepat-cepat lulus mau apa? Sudahlah, jadi istriku saja ya. Tinggalin pacarmu.
Siswa Pemalu
Kalau lagunya Chrisye tentang seseorang yang malu karena ditertawain oleh semut, gara-gara menunggu taksirannya di sudut sekolah. Akan tetapi, anak pemalu tidak lagi menunggu taksirannya pun akan malu. Dia malu bertemu banyak temannya yang lain. Kalau dipandang orang hanya menunduk. Bahkan seorang pemalu sangat sensitif. Kalau lagi ada yang ngobrol, pasti dikira ngobrolin dirinya, padahal iya.
No comments:
Post a Comment