Nikmatnya jadi manusia beruntung
Ketika rezeki mengalir kapanpun, di manapun
Ke mana-mana pergi berpayung AC
kulit tidak pernah disisik sengatan matahari
Tetapi betapa susahnya mencari sesuap nasi bagi yang tidak beruntung
Menjual banyak barang dengan berbagai respon
Senyum sinis dan mata kasihan
Hanya menjadi objek tontonan wisata kemiskinan
Dari pintu ke pintu, dari ruang ke ruang
menawarkan diri untuk posisi tertentu
banyak pertanyaan yang mengganggu
dan belum tentu masuk kalbu
Siapa keluargamu
Berani berapa kamu
Mau pekerjaan macam mana kamu
No comments:
Post a Comment