Wednesday, 5 August 2009

Wonderful Night in Days of Russian Cultural in Yogyakarta

Malam Minggu yang lalu, tanggal 1 Agustus 2009, adalah bagian malam yang tak terlupakan dalam hidup, yaitu dapat merasakan kembali kehangatan pergaulan dengan bangsa lain, seperti waktu masih di bangku kuliah. Malam itu padahal di lapangan Taman Kota Sleman baru ada konser musik Ahmad Dani, tetapi tetap saja Taman Budaya Yogyakarta sangat ramai dengan orang-orang, baik kawula muda maupun para pecinta kebudayaan. Di luar Taman Budaya sendiri sepertinya ada pemutaran film, kayaknya juga ada konser kelompok musik asing, saya tidak tahu betul karena saya harus segera ke Concert Hall, tempat di mana ada Pagelaran Seni Budaya Rusia. Ruangan itu remang-remang, jadi tidak dapat melihat jelas siapa-siapa yang ada di dalamnya. Salah-salah dapat salah pegang. Yang hadir di situ dari banyak kalangan, kawula muda dan sebagai para sesepuh tuan rumah, kalangan pemerintahan baik pusat maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta. Antusiasnya orang-orang melihatnya.

Pagelaran tidak segera dimulai, tetapi banyak orang yang lalu lalang di sana, sehingga hadirin pada tepuk tangan. Saya pikir tepuk tangan untuk apa? Ternyata sedang menyindir panitia yang lama mempersiapkan acara. Huuuuuuuuuuuuuuuu............

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, Rahmad Idris dan kawannnya dari TVRI Stasiun Yogyakarta menyapa semua hadirin dalam dua bahasa. Semua tepuk tangan, tepuk tangan senang dan kayaknya menyindir karena acara nggak segera dimulai. Rahmad Idris lain dengan ketika di layar TV, ternyata lebih .........................terampil.

Sebuah film dokumenter diputar mendiamkan seluruh audiens. Mereka terpana pada kisah kependekaran Bapak Presiden I, Ir Soekarno dalam menjalin hubungan diplomasi dengan bangsa Rusia, walaupun harus menghadapi pro kontra dalam hubungan itu. Dalam kunjungan ke Rusia, beliau dan rombongan mampir di masjid Rusia, sholat di sana. Masyarakat Rusia menyambutnya dengan meriah. Demikian pula ketika kunjungan seorang Petinggi Rusia di Indonesia, masyarakat menyambut meriah, sehingga membuat Pejabat yang usianya di atas 60 tahun itu kembali bergairah muda. Di Indonesia tamu Rusia disambut dengan tarian tradisional, penarinya adalah Ibu Megawati dan Ibu Rahmawati. Ternyata Bu Mega dan Bu Rahmawati dulu suka menari ya, nggak jauh berbeda dengan Pak Guruh. Itu isi sebagian dari film itu.

Yang sangat menarik lagi adalah ketika sambutan-sambutan adalah seorang cewek penterjemah, cantiknya, memakai syal merah, dapat mengerti bahasa Rusia dan bahasa Inggris. Saya suka sekali cara menterjemahkannya, suaranya renyah, enak didengarkan, apalagi pas bicara bahasa Rusia, cas cis cus lidahnya itu lho yang bikin aku kangen sekali. Yang mengagetkan lagi ketika seorang pemandu dari Rusia, awalnya dia berbahasa Rusia, ternyata dia fasih bahasa Indonesia.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul, secara berganti dan berkolaborasi antar artis Rusia, menyuguhkan berbagai macam tarian, ada sulap, balet, sirkus, lagu-lagu balada Rusia, musik, dan lain-lainnya. Tidak semua penarinya tinggi besar, ada juga yang sedang ukuran Indonesia, bahkan mungil, atau mungkin memang mereka masih anak-anak. Penonton bisa capek tepuk tangan, karena beberapa kali mereka membungkukkan badan, salam hangat dari Rusia untuk Yogyakarta-Jakarta-Indonesia, salam hangat juga.

Kostumnya sangat indah, pakai gaun panjang, tetapi ketika menari rok itu akan bergerak memutar, seiring dengan ketukan suara sepatu dihentakkan, bergantian, berpasangan. Senyuman ramah dari banyak penari. *Bersambung)

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan