Yusuf, adalah salah satu sosok pemuda di dunia yang kebetulan dipilih Tuhan untuk pencerahan , saya mencoba mengungkapkan perjalanan hidupnya dalam pemikiran kekinian, dari konteks umum. Kalau seorang bayi laki-laki dilahirkan, maka ia akan didoakan memiliki keindahan rupa Yusuf a.s. Apaabila seorang perempuan ditanya, profil suami mana yang paling diidamkan? Perempuan itu akan menjawab, kalau bisa aku ingin bersuamikan seperti Yusuf a.s.Tetapi tidak maunya kalau mengalami nasib pernah dipenjara seperti Yusuf. Muda rupawan, pintar, pemimpin yang punya perspektif ke depan. Tetapi mungkin justru takut, jangan-jangan nanti pasangannya malah bakal jadi playboy dan seorang polygam.
Setengah dari keindahan dunia ada pada Yusuf a.s. dan Ibunya. Pada zaman metropolitan tentu saja rupawan menjadi modal pengembangan diri, bisa jadi playboy, bisa jadi polygam, bisa jadi manager, jadi jutawan, jati bintang film dengan modal kerupawanan.
Ada sebuah sumber yang mengungkapkan sebab-sebab Yusuf menjadi contoh pemuda masa depan.
1. Dia berjuang sejak kecil dengan kedengkian dari saudara-saudaranya.
2. Dia hidup mandiri tanpa orangtua sejak dibuang ke sebuah sumur.
3. Dia dipenjara karena difitnah akan memperkosa isteri seorang impotent
4. Dia tidak tergoda melihat kecantikan Siti Zulaikha
5. Dia kembali kepada Zulaikha ketika kecantikannya pudar
6. Dia menjadi pemimpin karena kemampuannya dalam melihat masa depan
Di dalam era yang penuh tantangan, bermacam jenis krisis berada di persimpangan jalan, maka dibutuhkan sejuta lebih pemuda berkarakter Yusuf a.s. Saya mencoba melihat sisi kemanusiaan Yusuf a.s. dalam pandangan berbangsa dan bernegara, bukan dari segi agama saja. Saya mencoba memaknai berbagai cerita tentang Yusuf dari beberapa sumber dan menceritakannya dalam bahasa saya sendiri. Maaf kalau agak meleset dalam intrepretasi saya.
Beberapa ribuan tahun yang lalu, bahkan lebih dari itu, telah hidup seorang pemuda yang bernama Yusuf. Yusuf tinggal bersama Ayahnya, Yaqub a.s., saudara kandungnya 1 bernama Bunyamin, dan saudara-saudara tirinya di Kanaan.
Pada suatu hari, Yusuf menceritakan kepada Ayahnya kalau dirinya bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan rembulan bersujud padanya.
"Wahai Ayahanda, tadi malam saya bermimpi bertemu sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadaku, apa ya maksudnya, saya rasa ini mimpi yang sangat bermakna............."
Ayahnya berkata,"Wahai anakku, kumohon jangan sekali-kali kau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, agar kamu tidak menjadi korban kedengkian mereka...................."
"Baik Ayahanda..."
Waktu berlalu, setiap waktu Yusuf menjadi korban ulah saudara-saudara tirinya. Mereka merasa Yusuf lebih disayang oleh Ayah mereka. Mereka selalu mempunyai trik untuk menyngkirkan Yusuf dari kehidupan Yaqub a.s. Sampai pada suatu hari seorang saudara tirinya meminta izin kepada Ayahnya untuk memohon agar mengiznkan Yusuf pergi bersama mereka."Ayahanda, kenapa Yusuf selalu dimanja, sekali ini Ayah, biarlah Dik Yusuf ikut kami, bertualang, mengembara, dia kan laki-laki, biar jadi laki-laki kuat, kapan lagi Ayah. Apakah Ayah tidak percaya kepada kami.............."
Yaqub a.s. berkata,"Bukan begitu, nak, aku hanya ingin Yusuf itu aman saja, takutnya dia digigit binatang buas atau dikejar-kejar suku bar bar, dia khan masih anak-anak yang belum matang, lagian apa kamu bisa menjaganya, kamu suka sembarangan.........."
Si saudara tiri tadi terus merajuk,"Ayolah Yah, masak Ayah tidak percaya sama kita-kita, jumlah kita banyak, badan kita kuat-kuat, kalau ada apa-apa pasti kami bisa menjaganya.............."
Yaqub a.s. menghela nafasnya tanda keberatan,"Justru itu, aku khawatir, ............tapi ya udahlah, awas jaga dia ya, jangan sampai ada bahaya mengenainya..............."
Si saudara tiri ini tertawa terbahak-bahak dalam hatinya karena berhasil membohongi Ayah mereka,"Terima kasih Ayah atas kepercayaannya, akan kami jaga deh Yusuf........."
Pergilah Yusuf bersama-sama saudara-saudara tirinya. Di sebuah gurun pasir ditemukan sebuah sumur.
"Dik, kami haus, kami tolong ambilkan air, kami sudah capek, Dik Yusuf khan nggak capek. Kamu turun ke sumur ya, itu sumurnya kayaknya perlu digali itu.........."
"Baik Kak, tapi Kakak jaga di atas ya..."
"Iya..iya Dik, tidak usah khawatir sama kami..Siap ya, kaki kamu masuk ke ember, pegangan ya, kalau sudah sampai ke bawah bilang ya...................""Sebentar..sebentar, bajunya dilepas dulu, nanti kotor lho......"
Yusuf pun dimasukkan ke dalam sumur. Kemudian setelah di dalam sumur dia dilempari bebatuan dari atas.
"Yusuf..................................." panggil saudaranya.
"Iya Kak..............................."
Mendengar Yusuf menjawab, batu itu dilempar lagi ke bawah.
"Yusuf......................................."panggil saudara tirinya lagi.
"Iya Kak............................"
"Wuh masih hidup, ayo kita lempari batu lagi, yang lebih besar ya.........................."
"Yusuf........................................."
Yusuf akan menjawab lagi, tetapi Tuhan telah mengutus malaikat untuk melindunginya."Sssssst...jangan bicara, nanti kamu mati....................................."
Yusuf pun mengikuti kata malaikat. Setelah berkali-kali memanggil Yusuf, tetapi tidak terdengar jawaban, maka mereka yakin kalau Yusuf telah mati di dalam sumur. Kemudian baju Yusuf dirobek-robek dan dilumuri darah, sehingga seolah-olah Yusuf telah digigit binatang buas.
Sesampai di rumah mereka telah menyusun skenario agar Ayah mereka percaya tentang kematian Yusuf yang digigit binatang buas.
"Ayah, huk....huk............hukkkkkk" mereka pura-pura menangis di depan Ayah mereka.
"Kenapa, mana Yusuf, apa kubilang................."
"Ayah, kalau saja dulu kami mendengar nasehat Ayah agar tidak membawa Yusuf ikut serta, pasti tidak akan begini..................."
"Memangnya kenapa? Mana Yusuf...Mana Yusuf..." tanya sang Ayah sambil menggoyang badan-badan mereka.
"Coba salah satu dari kalian bercerita.........."
"Begini Ayah, hukkkk, hukkk, hukkk (pura-pura sedih), Adik disikat binatang buas, lihat nih Ayah bajunya, berlumuran darah, Kami mencoba menarik kepalanya, rupanya binatang itu kuat sekali, kami takut kami juga disikat.................." kata-kata dusta itu terus meluncur dari saudara-saudara tirinya.
Dari hari ke hari Yaqub terus memikirkan Yusuf hingga matanya buta dan badannya tampak menua.
Sementara itu setelah Yusuf dijaga oleh para malaikat, lewatlah seorang saudagar yang baru kelelahan dan untanya rupanya kehausan. Diapun berhenti dan menimba air di sana. Sang malaikat sengaja memasukkan badan Yusuf ke ember itu.
"Apa ini, budak tampan rupawan, pasti mahal, pasti ini rezekiku, bisa kujual di kota nanti................"
Sang saudagar membawa Yusuf ke kota bersama dagangannya yang lain. Akan tetapi karena kekhawatiran saudagar tersebut jika nantinya ternyata Yusuf adalah budak milik orang, sehingga dia dikenai sanksi oleh Al Aziz maka dia menjualnya murah-murah.
Nasib baik menaungi Yusuf. Dia dipelihara oleh seorang Al Aziz (Penguasa Mesir), Qithfir. Isteri pejabat itu terus mengawasi Yusuf. "Wao, lama-lama kalau kulihat anak itu kok lain ya, wajahnya semakin enak dilihat, tidak seperti Al Aziz...........Kalau sudah dewasa pasti akan menjadi primadona di kota ini......Aku tidak akan menjual pemuda itu dengan harga berapapun...Sampai kapanpun akan terus kupertahankan............................
Sang suami, yang Al Aziz berkata,"Peliharalah anak ini seperti anak kita, siapa tahu suatu saat bisa membantu pekerjaan kita. Tadi kudapatkan dari seorang saudagar..............."
Semakin lama Yusuf menunjukkan usia pemuda yang enak diajak adegan-adegan dewasa. Sang isteri seorang Aziz tadi berdecak kagum dan selalu merindukan Yusuf......................................."Wahai Dewanya orang Mesir, aku ini melihat makhluk apa, sungguh-sungguh rupawan....."
No comments:
Post a Comment