Sunday, 3 August 2008

Rumitnya Aksara Jawa

Banyak bangsa beradab yang masih memanfaatkan tulisan gambar dalam tradisi tulis menulisnya. Bangsa Jepang yang maju industrinya masih memanfaatkan aksara kanjinya dalam tradisi komunikasi tertulisnya, demikian juga dengan Cina, Korea, Negara-negara di Arab. Mengapa orang-orang Jawa bersikukuh dengan huruf latinnya, sementara mereka juga memiliki aksara Jawa. Kapan ya generasi muda dapat memfashoinable-kan aksara Jawa dalam pergaulannya seperti halnya terjadi negara-negara maju, Jepang begitu fashoinable dengan kanji, Arab Saudi fashoinable dengan huruf Arabnya, India yang maju industri filmnya juga fashonable dengan huruf Hindinya, dan sebagainya. Kalau saja aksara Jawa dapat digunakan seperti halnya aksara Hindi (India), mungkin kita telah maju selangkah lagi dalam pembudidayaan budaya lokal.

Bahasa Jawa memiliki unsur-unsur yang sangat kompleks, yaitu antara lain : gramatikal, aksaranya, kosa kata, peribahasa. Masing-masing unsur memiliki bagian-bagian yang lebih lengkap lagi. Aksara Jawa terdiri dari 20 huruf yaitu ha na ca ra ka; da ta sa wa la; pa da ja ya nya; ma ga ba ta nga dengan 20 pasangan.

Aksara Jawa mengandung legenda di dalam penyusunannya, yang kurang lebih demikian: Tersebutlah dulu Aji Saka yang telah menjadi penguasa di sebuah Kerajaan. Kemudian dia mengutus seorang yang dipercayanya untuk mengambil barangnya yang dia tinggal di tempat lain. Utusan itu (caraka) segera pergi menemui orang yang dimaksud. Akan tetapi utusan yang membawa barang sepertinya tidak percaya kalau orang yang datang kepadanya itu juga caraka dari Aji Saka. Keduanya saling beradu pendapat, saling ngotot mempertahankan keyakinan masing-masing, siapkah yang berhak membawa barang milik Aji Saka. Keduanya tidak menemukan komunikasi yang efektif, yang ada hanya perang mult berlanjut ke perang uji kesaktian. Keduanya terbukti sakti semuanya, tidak terkalahkan dan tidak terpisahkan. Akhirnya keduanya mati. Begitu Aji Saka melihat kenyataan tersebut, maka tersusunlah huruf Jawa. Ada dua caraka, yang saling berselisih paham, sama-sama hebatnya, mati bersama. Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Da Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Ta Nga.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan