Selamat dari mulut sang buaya, kancil lari tunggang langgang. Nafasnya terengah-engah. Sang macan mengintipnya dari rerimbunan, menunggu saat yang tepat. Kancil berhenti sejenak di bawah rumpun bambu. Dia menata kembali nafasnya yang berdetak kencang. Tiba-tiba macan muncul di hadapannya,"Sudah kutunggu-tunggu, Cil, sudah beberapa hari aku tidak makan.....Tidak seorangpun kutemui, semuanya pada takut lewat sini................"
"Eiiit, maksudmu aku ke sini mau mengantar nyawa ya, sayang aku ke sini karena diutus Kanjeng Nabi Sulaiman untuk menunggu serulingnya yang disimpan di hutan ini, tidak seorangpun boleh membunyikannya..............."
"Cil, gini kita negoisasi saja, aku pinjam seruling itu, kamu bebas................." rayu Sang Macan.
"Enggak boleh, nanti aku disalahkan lagi, sudahlah........................" kata kancil mau pergi.
"Pilih nih, aku makan atau kau tunjukkan cara membunyikan seruling itu..." sahut macan.
"Ya udah, acaranya, kamu julurkan saja lidah kamu di tengah-tengah rumpun bambu itu, terus nanti pasti ada angin lewat, pasti serulingnya berbunyi indah sekali, kayak suara surgawi-lah....."
"Masak iya sih, Cil kamu membual ya..."
"Masak sih, Kancil mau mbohongin teman............." jawab kancil.
Macan terperdaya kata-kata kancil. Kancil pelan-pelan meninggalkan tempat itu, sedangkan macan segera menjulurkan lidahnya di antara bambu-bambu itu. Angin datang dan bambu-bambu tadi mengeluarkan bunyinya, tetapi malang lidah Macan terjepit.
Kancil melanjutkan journey-nya ke belahan hutan yang lain. Dilihatnya ada binatang kecil yang ada rumahnya, namanya keong.
Picture from www.bergoiata.org
"Halah keong, jalanmu kok lambaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat banget, makanya kalau jalan jangan bawa rumahnya, ke mana -mana kok bawa rumah...............Lihat nih, jalanku cepat sekali, tadi saja aku sudah mengalahkan buaya dan Macan, hmmmmmmmmmm, apalagi kamu, sudah kecil, menjijikkan sekali...................." ejek kancil.
"Cil, aku sudah dari sana-Nya, kayak gini, jangan mengejek dong, sama-sama makhluk Tuhan lho, nanti kalau dihukum, jangan menyesal lho................." jawab keong, "Cil, aku akan membuktikan kalau kami tidak akan kalah lomba lari denganmu, walaupun jalan kami pelan-pelan.
Kancil setengah tidak percaya,"Masak sih, Keong menantang Kancil lomba lari........, tapi oke, besok ya..."
Sore itu juga keong mengumumkan kepada teman-temannya karena tadi telah diejek kancil, dan dengan terpaksa dia menantang kancil lomba lari tanpa sepengetahuan teman-temannya. Teman-temannya justru mendukung dan siap membantu. Sore itu juga mereka berkoordinasi dan distribusi tugas. Mereka menghubungi link-link yang di tempat yang jauh.
Fajar pun datang, keong segera datang menemui kancil. Keduanya lomba lari. Setiap berlari sekian meter kancil memanggil keong dan keong yang berada di baris depannya menjawab.
"Keong..............."
"Kukkk" jawab keong.
Setiap sekian meter lagi, kancil memanggil keong dan keong di baris depannya menjawabnya. Kancil merasa terkalahkan. Dia berusaha sekencang-kencangnya berlari hingga tidak tahu kalau di depannya ada lubang. Segera dia masuk lubang situ. Matanya berkaca-kaca, kenapa dia harus menantang keong bertanding, padahal dia itu kecil, eh kok malah kalah.
Di atas sana tampak ada gajah yang lagi nengok-nengok ke bawah,"Cil, ada apa, kok kamu berada di sumur itu........."
"Loh kamu nggak tahu apa, kalau mau kiamat, lihat itu langit yang kemerahan, aku takut, makanya aku bersembunyi di sini........" jawab kancil.
"Cil, mbok aku ikut ke situ............."
"Waduuuuh......."
*Kancil / mousedeer merupakan cerita rakyat yang diklasifikasikan cerita fabel yang sangat populer. Cerita ini saya dedikasikan untuk Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Calon Bapak dan Ibu, Para Remaja, dan Anak-Anak, bahwa di Indonesia, agar menjadi buah cerita, bahwa kita mempunyai Kancil. Tidak hanya Doraemon dari Jepang, juga Naruto.
No comments:
Post a Comment