Embuh dan luweh merupakan dua kata dalam bahasa Jawa yang artinya "Gak tahu" dan "Peduli Amat". Kalau orang Betawi bilang ,"Tau tuh, gelap". Dalam bahasa Inggris,"I don't know" and I don't care. Embuh bila diungkapkan dengan bahasa tubuh cukup dengan geleng-geleng kepala dan luweh bila diungkapkan dengan bahasa tubuh dengan pura-pura telmi atau langsung pergi, pokoknya cuek.
Embuh ini sebenarnya bisa menjadi konotasi kasar atau biasa saja tergantung situasinya. Misalnya ada seseorang bertanya sesuatu tentang .........."Tau enggak guru bahasa Inggris yang cantik............." Kalau orangnya senang dia menjawab "Emmmmmbuh", tapi nadanya enak, tetapi kalau orangnya tidak suka dia akan berkata,"Mbuh, ra ruh".
Ada lagi kalimat dengan kata embuh yang dapat dirasakan nyaman ditelinga
"Embuhlah aku kok dadi seneng karo dhek-e padahal dia belum pernah bertemu sebelumnya"
(Entahlah, kok saya dapat suka dengannya, padahal belum pernah bertemu sebelumnya............".
Di bawah ini contoh kata embuh yang berkonotasi negatif, pokoknya tidak mood, benci, jengkel.
"Bojomu ning ngendi kok ra bali-bali..................."
"Ass embuh, ra ngurus, luweh, ra bali yoben.
Pada suatu hari semua orang baru sibuk persiapan hajatan pengantin, semuanya mengerjakan tugas masing-masing.
"Ning ngendi tak selehke sandal........"
"Assssss embuh, luweh......................." sambil cuek.
Ada juga yang maknanya kepasrahan. Dulu waktu Jogja gempa Mei 2006 (ndak mau lagi), banyak rumah dan motor ditinggal tanpa dikunci.
"Heh, omahmu karo montormu piye, kok mlayu wae..........."
"Embuh, luweh, sing penting nyawane slamet"
No comments:
Post a Comment