"GLO MUNYOK CHINO"
Seorang penjual koran menunjukkan gambar orang China yang menjadi biang permafiaan korupsi, Anggodo Widjoyo, namanya juga Anggodo, berarti menggoda dengan uang..............dalam dunia pewayangan dinamakan kera. Kemudian dia bicara,"Glo Munyok China", dalam dunia pewayangan termasuk kera bagus, prajuritnya Prabu Ramawijaya, tetapi dalam dunia keuangan begitulah.
Itulah ungkapan seorang penjual koran, "Glo Munyok Chino" Fenomena korupsi bagaikan persatuan permafiaan, yang kena satu kena semuanya, dan juga bagaikan amalan berjamaah (nau dzu billah). Duit telah menjadi Raja.
Kalau yang korupsi keturunan Cina, maka rakyat menyebutnya munyok China
Kalau yang korupsi dosen dengan dana penelitian, maka mahasiswa menyebutnya munyok dosen.
Kalau yang korupsi keturunan Jawa, maka rakyat menyebutnya munyok Jawa.
Kalau yang korupsi pegawai, maka rakyat menyebutnya munyok pegawai.
Kalau yang korupsi kepala sekolah, maka rakyat menyebutnya kepala sekolah munyok.
Kalau yang korupsi mahasiswa terhadap uang kuliah dari orangtuanya, maka dijuluki rakyat munyok mahasiswa.
kalau yang korupsi rakyat sendiri dengan mengaku-aku miskin padahal tidak miskin agar dapat BLT, jankesmas, jamkesos, raskin, maka dijuluki rakyat munyok.
Kalau munyok yang korupsi, harusnya pisangnya dibagi dengan teman-temannya, tetapi dimakan sendiri maka dijuluki munyuk-munyuk. hi...hi...hi
No comments:
Post a Comment