Thursday, 10 September 2009

Jangan Percaya Sampul Saja

Jangan Percaya Sampul Saja, sebelum membeli sebuah buku, jangan memandang siapa yang bicara tetapi apa yang dibicarakan, jangan percaya kulit kacang. Tampang kambing berhati serigala. Tampang malaikat berhati syetan. Tampang pilon otak jenius. Tampang pintar otak pilon. Semua dapat salah tebak, nyolong petek bahasa Jawane.

Seorang kakek-kakek di Sleman, Yogyakarta, didatangi orang yang mau mengontrak rumahnya. Dia percaya karena administrasi orang itu lengkap. Kulitnya yang bersih menutupi tato-tato di lengannya. Suka baik hati rajin ibadah. Ternyata setelah beberapa bulan, orang tadi berhasil mengelabui kakek tersebut beserta keluarganya. Rumah kontrakannya dipagar bagus dan rapat, ternyata mau dijadikan kandang motor hasil curian. Ternyata orang itu gembong curanmor di Jawa. KTPnya dua. Kenapa dapat diketahui? karena terangkap basah mencuri motor tetangga kampung yang agak jauh, tetapi yang namanya tetangga kampung pasti ada saling mengenal. Langsung saja dia dipukuli masa dan tertangkap. Tertangkap saja mau lari di kebun salak, ya udah tertembaklah dia.

Kita selalu menilai bahwa orang-orang humaniora berkemampuan di bawah orang-orang sosial dam teknokrat, dan seolah-olah orang humaniora tidak dapat masuk ke lingkungan itu. Sungguh-sungguh mengecewakan. Selalu demikian, orang teknokrat atai politikus selalu diunggulkan di mana-mana, di lingkungan pekerjaan apapun. Semoga para pengambil kebijakan negeri ini mengerti. Pernah seorang Ir menilai seorang sejarawan di bawah mutunya, padahal seorang sejarawan berjuang untuk bangsa dan negara, kenapa masuk sejarah, yang tidak nduit banget, kalau nggak ingin berdharmabakti kepada negara, penghinaan itu terus menghunjam, "Wah ilmumu itu dikuasai sambil jongkok di WC bisa, dari dulu Diponegoro melulu...........................". Insinyur lho. Padahal dia menjadi Ir, membuat kamar mandi karena dulu sejarahnya orang kalau mau beol ke mana?, kalau beol di sungai malu, terus membangun wc, biar wcnya enak dinikmati, maka didesain.

Orang ganteng dan orang cantik dianggap lebih pintar dan lebih baik daripada orang-orang pintar. Selalu yang dilihat di muka. Aduh cah bagus segrepe, coba saja kalau ada anak yang rajin tapi tidak bagus rupanya, biar saja. ndak peduli.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan