Dulu Inem selalu digambarkan sebagai pembantu rumah tangga yang punya buah dada besar yang belahannya kelihatan panjang, pantatnya padat berisi, pahanya mulus, selalu digila-gilain tuan muda ataupun tuan besarnya, selalu dicemburui Nyonya besarnya. Oleh karenanya ada film dan sinetron,"Inem Pelayan Seksi"
Kadang-kadang sebuah rumah tangga membutuhkan bantuan tenaga untuk urusan rumah tangga, karena Nyonya adalah wanita karier ataupun wanita yang tidak mau kelihatan jelek bila bekerja di sumur dan di dapur atau tuan besar yang tidak mau melihat isterinya kelihatan jelek. Sumur dan dapur hanya pantas dikerjakan oleh perempuan dari udik/desa, sedangkan perempuan kota tidak pantas melakukannya. Oleh karenanya banyak orang-orang kota menembus gunung-gunung menuju pedesaan untuk mencari seorang anak perempuan dari desa yang mau bekerja membantu mengurusi rumahnya di kota.
Pada suatu waktu anak perempuan tadi mulai mengenal lingkungan, melihat gadis-gadis kota dan nyonyanya yang selalu berdandan, maka mereka ikut-ikutan berdandan, jadilah dia bukan Inem Udik, bukan Tulkiyem, jadilah Inem pelayan Seksi, sudah mengenal bedak, sudah mengenal rok mini, sudah mengenal 'you can see', kalau pulang ke desa tidak tahu bahasa ibu, tahunya bahasa kota. Orang-orang di desa terpana dan ikut-ikutan ke kota. Dari tahun ke tahun Inem semakin seksi dan jumlah Inem selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kadang-kadang Inem lebih bergaya dari Nyonyanya, kadang-kadang menjadi selingkuhan Tuan besarnya.
Akan tetapi, sayang tidak semua Inem bernasib baik, di sana mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari Tuan dan Nyonyanya dengan dalih kurang rajin, sehingga tangannya dibakar pakai rokok, mukanya dipukul, rambutnya di jambak, badannya diludahi, jadilah Inem bukan Pelayan Seksi. Banyak sekali kejadian Inem-inem yang disiksa oleh Tuan dan Nyonyanya.
Bahkan apa yang terjadi ketika banyak TKW dari Indonesia yang bekerja di negeri orang. Kalau yang bernasib baik, akan membawa pulang anak peranakan Melayu dan dolaran atau mata uang asing lain. Yang bernasib buruk, sudah dipalak oleh petugas, di sana dihajar oleh Tuan dan Nyonya, ada yang harus bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan mereka, ada yang dihakimi tanpa pembelaan dari siapapun.
*) Istilah bagi wanita yang bekerja di lapangan rumah tangga/domestik
No comments:
Post a Comment