Monday 21 January 2008

KETIKA SEJARAH MENJADI PRODUK HIBURAN UMUM







Dae Jang Geum, Jewel in The Palace telah memberikan alternatif hiburan yang layak ditonton oleh semua lapisan masyarakat, semua kelompok profesional, segala umur. Film yang diproduksi Korea ini ditonton oleh banyak orang di belahan bumi Barat dan Timur. Di Eropa film ini juga sangat digemari, selain mengasyikan juga informatif, dan mengenalkan budaya lain bagi masyarakat Eropa. Demikian pula di Asia, penggemarnya tersebar di banyak negara. Di India drama tersebut diberi judul menjadi Ghar Ka Chirag. Di Iran, Brunei, Hongkong, Taiwan, Canada, Australia, USA, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan banyak lagi, semuanya terserang demam budaya Korea. Dan akhirnya dalam festival film di Italia, Miss Lee Young Ae (aktris utamanya, Dae Jang Geum) dinobatkan menjadi aktris terbaik. Dilihat dari tata artistik, costum pemain, skenario memang sangat menarik.
Film ini diproduksi dan didistribusikan oleh Munhwa Broadcasting Company, sebuah stasiun tv di Korea Selatan pada tahun 2003 yang sampai akhir tahun 2007 masih digemari banyak orang di belahan bumi utara dan selatan, dengan bintang-bintang yang sudah tidak asing lagi seperti Lee Young Ae, Im Ho, Ji Jin Hee, Hong Rina, Yang Mi Kyeong dan masih banyak lagi.
Selain casting penyutradaraan yang tepat oleh Byoung--hoon Lee juga didukung penulisan naskah oleh Yeong--hyeon Kim.
Film ini membuktikan bahwa film sejarah apabila dikemas secara pas, dengan penyutradaraan yang sesuai karakter tokoh, alur cerita, penulisan naskah, setting tempat, custom artis yang sesuai dengan zamannya, maka akan dinikmati oleh jutaan mata. Film ini jelas-jelas berlatarbelakang sejarah dinasti Joseon, pada masa kekuasaan Raja Seongjong, Raja Yeonsan-gun (1494-1506) dan Raja Jungjong (1506-1544). Cerita ini berkisah tentang dilema anak-anak pada dendamnya karena orang lain telah membunuh orangtuanya. Kematian Ratu Yun, Ibu Suri Raja Yeonsan-gun (saat itu putra mahkota) yang diracun oleh sekelompok prajurit.
Cerita ini berawal di kehidupan istana, kesibukan para pelayan Kaisar. Waktu itu bapaknya Dae Jang Geum, Suh Chun Su (Seo Cheon-su) baru mengikuti kompetisi memanah dengan tim lain, tetapi justru tangannya berdarah dan panahnya patah. Baginya ini pertanda buruk. Ternyata dia dilibatkan dalam konspirasi untuk menakhlukkan keluarga Kaisar dengan meracuni Permaisuri Kaisar, yang sengaja didalangi orang dalam. Dengan semua itu dia merasa gelisah, sehingga emosinya tidak terkendali. Akhirnya dia terjatuh dan ditemukan oleh seorang pendeta. Darinya ayah Jang Geum mendapat petunjuk bahwa dia akan bertemu tiga perempuan yang nantinya akan mendatangkan celaka dan keselamatan baginya. Perempuan yang terakhir akan membuatnya mati, tetapi dialah nanti yang akan mengharumkan namanya.

Ketika istana sedang ada kesibukan mempersiapkan pesta ulang tahun Ibu Suri. Di situ ada tiga tokoh utama, Ibunya Jang Geum (Myeong Hee Park), Lady Choi muda, dan Lady Han muda. Ketiganya merupakan dayang yang berbakat dan punya kans untuk menjadi ketua dayang. Di sinilah akan timbul intrik-intrik, hingga Ibunya Jang Geum diracun oleh keluarga Choi dengan fitnah melakukan hubungan gelap dengan seseorang. Dengan susah payah Lady Han muda menolongnya dengan memberi cairan penawar racun dan dijauhkannya temannya itu dari keluarga Lady Choi (Choi Seong-geum).
Tubuh Myeong Hee Park (Madam Park) antara hidup dan mati terhanyut arus sungai, kemudian ditolong oleh Suh Chun Su (Seo Cheon su), dan menikah, tinggal di dalam pelarian sampai melahirkan Seo Jang Geum. Seo Jang Geum yang masih anak-anak sudah belajar menulis dan membaca, tata cara memasak.
Seo Jang Geum kecil selalu dihina oleh teman-temannya. Keyakinan diri Jang Geum dibangun oleh kedua orangtuanya bahwa dirinya sesungguhnya anak seorang pejabat militer istana dan dayang istana, dengan syarat Seo Jang Geum harus jaga mulut agar kehidupan mereka tentram karena prajurit kerajaan siap membunuh mereka.
Sehebat-hebatnya seorang anak, tidak akan tahan juga dihina oleh teman-temannya, sehingga dia lepas kendali. Ketika ada kompetisi gulat di sebuah alun-alun, Dae Jang Geum kelepasan bicara hingga Ayahnya ditangkap, dan mungkin dihukum mati, sedangkan dia dan Ibunya menjadi buronan.
Akhirnya Ibunya meninggal terkena anak panah, orang yang tahu rahasia konspirasi itu telah dibunuh oleh antek-anteknya kerabat Choi. Sebelum meninggal dan ditimbuni batu di dekat gua, Ibunya memberikan sebuah surat, Ibunya berpesan agar Seo Jang Geum harus menjadi dayang istana dan membalaskan dendam kematian kedua orangtuanya. Seo Jang Geum harus menuliskan kisah kematian kedua orangtuanya dalam dokumen kerajaan.
Seo Jang Geum kecil hidup sebatang kara, tetapi ia selalu mengingat pesan-pesan Ibunya agar menjadi dayang istana. Tiba di sebuah kampung, dia diangkat anak oleh sebuah keluarga yang memproduksi anggur istana dan juru masak istana. Dari sanalah Jang Geum bertemu dengan Lady Han (teman terbaiknya). Seo Jang Geum menjadi anak kesayangan banyak dayang senior. Dia anak yang rajin, pintar dan berbakat. Akan tetapi dia hidup di tengah-tengah orang-orang yang suka mencari muka dan ingin mencari pengaruh kekuasaan dengan hadiah dalam bentuk apapun, uang, makanan, minuman, dan hadiah lainnya. Lady Choi dan beberapa kelompok orang selalu melakukan intrik-intrik untuk mencari pengaruh politik dengan menyembunyikan diri di balik lawan atau kawan.

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan