Mulai minggu ini Pemerintah Daerah Provinsi DIY me-launching bus Transjogja. Mungkin hal ini telah menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan sejak isu peluncuran bus ini. Selama ini bus-bus lama saja sudah memenuhi badan jalan, ditambah kendaraan pribadi yang tiap tahun melonjak tajam kenaikannya. Kenapa harus TransJogja, apakah ingin bersaing dengan Jakarta? Jalan selama ini sudah sesak dan banyak polusi udara, kok ditambah bus lagi, apa tidak semakin semrawut dan polusi di mana-mana. Bagaimana nasib para kru bus yang lama, apa tidak menimbulkan kecemburuan sosial, apa tidak menyalakan gairah untuk demo? Pokoknya pertanyaannya macam-macam. Banyak kalangan yang mempertanyakan hal tersebut. Akan tetapi, begitu TransJogja diluncurkan banyak yang ingin mencoba di hari ujicoba peluncuran TransJogja, ada yang pura-pura akan menghafalkan jalur, ada yang pura-pura mangayubagya TransJogja, say hello TransJogja. Tidak alasan bepergianpun ikut-ikutan naik. Dalam ujicoba tersebut setiap penumpang hanya dikenakan tarif Rp 1000, padahal seharusnya Rp 3000.
Peluncuran Trans Jogja merupakan salah satu pelayanan publik dari Pemerintah di bidang transportasi yang memang menunjang sarana kebutuhan hidup masyarakat Yogyakarta. Hadirnya TransJogja sudah digagas sejak lama sebagai perenungan dengan berbagai kondisi saat ini. Tujuan dari penyediaan Transjogja tersebut antara lain untuk mengurangi beroperasinya kendaraan pribadi, menjamin keamanan dan kenyamanan, menjaga ketertiban lalu lintas, mengurangi polusi, mengurangi kemacetan. Lalu apakah semua itu terjawab dengan adanya TransJogja. Tanya saja kepada rumput yang bergoyang atau debu yang beterbangan.
Selama ini kondisi dan pelayanan angkutan umum sudah tidak memadai untuk kebutuhan keandalan, kenyaman, keamanan, keindahan lingkungan, dapat dikatakan buruk. Daya muat angkutan umum juga kecil, banyak copet. Setiap hari para pelajar membawa kendaraan pribadinya, sehingga dalam sehari berapa kendaraan pribadi yang beroperasi? Selama ini setiap hari beroperasi sekitar 591 berbagai kendaraan. Bus umum itu berhenti di sembarang tempat, padahal di tepi jalan sudah digunakan untuk parkir mobil-mobil pribadi.
Trans Jogja yang diluncurkan dalam Minggu ini didesign sesuai dengan lebar badan jalan, ukurannya sedang menyesuaikan lebar jalan. Daya muat 22 penumpang duduk, dan 19 penumpang berdiri dengan fasilitas gantungan tangan. Di dalamnya juga dilengkapi peralatan keamanan. Ac dan tempat duduk yang nyaman. Untuk saat ini dari 54 TransJogja yang ada yang beroperasi baru 49 bus. TransJogja baru menyediakan 3 jalur pulang balik dengan 6 trayek, yakni 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3b. Masing-masing trayek dilayani 8 bus dengan headwait 15 menit.
Trayek 3a Terminal Prambanan - Bandara Adicucipto, Stasiun Tugu- Malioboro - JEC, beroperasi dengan rute Terminal Prambanan - S5 Kalasan-Bandara Adisucipto - S3 Maguwoharjo - Janti (lewat bawah) - S4 Kantor Pos Besar - S4 Gondokusuman - S4 Pasar Sentul - S4 UGM - GEMBIRALOKA - S4 Babadan, GedongKuning - JEC - S4 Blok ) - JANTI (lewat atas) - S3 Maguwoharjo - Bandara Adisucipto - S5 Kalasan - TERMINAL PRAMBANAN.
Trayek 1 B : TERMINAL PRAMBANAN - BANDARA ADISUCIPTO - JEC - KANTOR POS BESAR - PINGIT - UGM, beroperasi pada rute : Terminal Prambanan - S5 Kalasan - Bandara Adisucipto - S3. Maguwoharjo - JANTI (lewat bawah) - S4 Blok o, JEC - S4 Babadan Gedongkuning - GEMBIRALOKA - S4 SGM - S4 Pasar Sentul - S4 Gondomanan - S4 Kantor Pos Besar - S3 RS PKU Muhammadiyah - S3 Pasar Kembang - S4 Badran - Bundaran Samsat - S4 Pingit - S4 Tugu - S4 Gramedia - BUNDARAN - UGM - S3 Colombo - S4 Demangan - S3 UIN Kalijaga - JANTI - S3 Maguwoharjo - Bandara Adisucipto - S5 Kalasan - TERMINAL PRAMBANAN.
Trayek 2A TERMINAL JOMBOR - MALIOBORO - BASEN - KRIDOSONO - UGM - TERMINAL CONDONGCATUR
Trayek 2 B TERMINAL JOMBOR - TERMINAL CONDONGCATUR- UGM - KRIDOSONO - BASEN - KANTORPOS BESAR - WIROBRAJAN - PINGIT
(bersambung)
No comments:
Post a Comment