Friday 24 October 2008

Never Ending Kancil (2)

Picture 1. www.aaronshep.com
Selamat dari mulut sang buaya, kancil lari tunggang langgang. Nafasnya terengah-engah. Sang macan mengintipnya dari rerimbunan, menunggu saat yang tepat. Kancil berhenti sejenak di bawah rumpun bambu. Dia menata kembali nafasnya yang berdetak kencang. Tiba-tiba macan muncul di hadapannya,"Sudah kutunggu-tunggu, Cil, sudah beberapa hari aku tidak makan.....Tidak seorangpun kutemui, semuanya pada takut lewat sini................"
"Eiiit, maksudmu aku ke sini mau mengantar nyawa ya, sayang aku ke sini karena diutus Kanjeng Nabi Sulaiman untuk menunggu serulingnya yang disimpan di hutan ini, tidak seorangpun boleh membunyikannya..............."
"Cil, gini kita negoisasi saja, aku pinjam seruling itu, kamu bebas................." rayu Sang Macan.
"Enggak boleh, nanti aku disalahkan lagi, sudahlah........................" kata kancil mau pergi.
"Pilih nih, aku makan atau kau tunjukkan cara membunyikan seruling itu..." sahut macan.
"Ya udah, acaranya, kamu julurkan saja lidah kamu di tengah-tengah rumpun bambu itu, terus nanti pasti ada angin lewat, pasti serulingnya berbunyi indah sekali, kayak suara surgawi-lah....."
"Masak iya sih, Cil kamu membual ya..."
"Masak sih, Kancil mau mbohongin teman............." jawab kancil.
Macan terperdaya kata-kata kancil. Kancil pelan-pelan meninggalkan tempat itu, sedangkan macan segera menjulurkan lidahnya di antara bambu-bambu itu. Angin datang dan bambu-bambu tadi mengeluarkan bunyinya, tetapi malang lidah Macan terjepit.
Kancil melanjutkan journey-nya ke belahan hutan yang lain. Dilihatnya ada binatang kecil yang ada rumahnya, namanya keong.
Picture from www.bergoiata.org
"Halah keong, jalanmu kok lambaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat banget, makanya kalau jalan jangan bawa rumahnya, ke mana -mana kok bawa rumah...............Lihat nih, jalanku cepat sekali, tadi saja aku sudah mengalahkan buaya dan Macan, hmmmmmmmmmm, apalagi kamu, sudah kecil, menjijikkan sekali...................." ejek kancil.
"Cil, aku sudah dari sana-Nya, kayak gini, jangan mengejek dong, sama-sama makhluk Tuhan lho, nanti kalau dihukum, jangan menyesal lho................." jawab keong, "Cil, aku akan membuktikan kalau kami tidak akan kalah lomba lari denganmu, walaupun jalan kami pelan-pelan.
Kancil setengah tidak percaya,"Masak sih, Keong menantang Kancil lomba lari........, tapi oke, besok ya..."
Sore itu juga keong mengumumkan kepada teman-temannya karena tadi telah diejek kancil, dan dengan terpaksa dia menantang kancil lomba lari tanpa sepengetahuan teman-temannya. Teman-temannya justru mendukung dan siap membantu. Sore itu juga mereka berkoordinasi dan distribusi tugas. Mereka menghubungi link-link yang di tempat yang jauh.
Fajar pun datang, keong segera datang menemui kancil. Keduanya lomba lari. Setiap berlari sekian meter kancil memanggil keong dan keong yang berada di baris depannya menjawab.
"Keong..............."
"Kukkk" jawab keong.
Setiap sekian meter lagi, kancil memanggil keong dan keong di baris depannya menjawabnya. Kancil merasa terkalahkan. Dia berusaha sekencang-kencangnya berlari hingga tidak tahu kalau di depannya ada lubang. Segera dia masuk lubang situ. Matanya berkaca-kaca, kenapa dia harus menantang keong bertanding, padahal dia itu kecil, eh kok malah kalah.
Di atas sana tampak ada gajah yang lagi nengok-nengok ke bawah,"Cil, ada apa, kok kamu berada di sumur itu........."
"Loh kamu nggak tahu apa, kalau mau kiamat, lihat itu langit yang kemerahan, aku takut, makanya aku bersembunyi di sini........" jawab kancil.
"Cil, mbok aku ikut ke situ............."
"Waduuuuh......."
*Kancil / mousedeer merupakan cerita rakyat yang diklasifikasikan cerita fabel yang sangat populer. Cerita ini saya dedikasikan untuk Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Calon Bapak dan Ibu, Para Remaja, dan Anak-Anak, bahwa di Indonesia, agar menjadi buah cerita, bahwa kita mempunyai Kancil. Tidak hanya Doraemon dari Jepang, juga Naruto.

Monday 20 October 2008

Never Ending Kancil (1)

Selain Bapakku, yang gemar bercerita adalah Nenekku (dia itu menganut dinamisme dan animisme, dan kejawen, hayo). Bapakku dan Nenekku sama-sama senang mendongeng. Mereka secara bergantian mendongengiku cerita fabel, kancil, Ande-Ande Lumut, Bawang Merah Bawang Putih, Ayam Jantan dan Kambing, dan masih banyak lagi cerita rakyat yang dapat aku kenal sampai sekarang, walau lupa-lupa ingat. Mereka bumbui cerita-cerita itu tiap malam, hingga aku ketagihan untuk selalu didongengin hampir tiap malam sehabis belajar menjelang bobok. Kalau tidak mendongeng, ya membacakan cerita dari Djaka Lodang untukku dan saudaraku, tapi kayaknya saudaraku kurang perhatian soal cerita-cerita ini. Cerita yang yang tak pernah berakhir adalah kancil, hampir tidak pernah berakhir, aku selalu menunggu endingnya bagaimana, pokoknya lama sekali.

Never Ending Kancil

Kancil binatang yang sangat survival terhadap lingkungannya, kecerdasannya mengakibat dia berhasil menghadapi lawan-lawannya, membantu kawannya, mengerjain lingkungannya dan menang dari seleksi alam.

Diceritakan bahwa suatu hari pagi-pagi yang indah, embun di sana sini, kancil berjalan menyusuri tepi hutan, ternyata hamparan air yang mengalir deras di sebuah sungai di depannya. Keinginannya untuk mengembara di kampung seberang terhalang banjir.

Kancil berpikir bagaimana caranya agar dapat menyeberangi banjir. Baru saja berpikir, tiba-tiba raja sungai, buaya datang,"Heiiiii, Cil, Dari mana Mau kemana?"

"Dari tadi mau ke seberang sana, tapi banjir................" jawabnya.

"Halah, ngapain ke sana, mendingan membuat hatiku bergembira.........................." kata buaya.

"Maksud dikau apa?" tanya kancil mencoba membaca raut muka buaya yang mulai aneh dan air liurnya meleleh.

"Aku sudah berhari-hari hanya makan lumut sungai, dan ikan-ikan kecil, aku mau yang berdaging, nah yang berdaging khan kancil, mau khan menolong temanmu ini, katanya mau masuk surga menemani Kanjeng Nabi Sulaiman.................." bujuk buaya.

"Huzzz, jangan menyangkut-nyangkutkan dengan beliau, pamali, oke, teman, aku mau kamu makan, tapi kamu tau khan, daging kancil itu langka, kenyal, enak, kalau teman-temanmu tidak kebagian, nanti mereka bakal makan kamu lho......................."

Tinggal sekali siulan tak lama kemudian buaya mengajak teman-temannya untuk mendengar omongan kancil.

"Saudara-saudaraku para buaya, salah seorang temanmu akan mengajak kalian berpesta atas dagingku, karena itu aku harus menghitung kalian satu persatu, berbarislah semuanya, cepat, sebelum aku berubah pikiran, karena nanti tidak akan ada lagi binatang berdaging yang mau lewat sini..................." kata kancil.

"Oke!", "oke", jawab mereka sambil bersiap berjajar sampai ke tepi seberang.

Kancil mulai menghitung,"satu...dua.....tiga....lima............................"

"Salah Cil, setahuku dari Guru para buaya sehabis tiga itu ya empat..............." sahut seekor buaya.

"Yupp, oke, kita ulang ya, satu dua tiga,............................................" Kancil menghitung hingga ke seberang, setelah itu dia lari tunggang langgang.

Di dekat rumpun bambu dia beristirahat karena kecapekan. Baru aja menghirup udara segar, tiba-tiba harimau datang. Dapat diibaratkan lepas dari mulut buaya, terjebak di mulut harimau.

Tuesday 14 October 2008

Mencari Makna Dongeng Bapakku

Malam merupakan sesuatu yang mengerikan, selalu gelap, selalu terdengar katak "ngorek" di dekat rumpun bambu di pojok belakang pekarangan rumah, apalagi ketika tiada penerangan yang menyala, hanya petromaks. Yang selalu kunantikan adalah dongengan Bapak baik dongeng rakyat dari mulut ke mulut maupun yang diambil dari majalah bahasa Jawa,"Djaka Lodang". Entahlah telinga ini hanya dapat tidur kalau sambil mendengarkan bunyi-bunyian, kayak musik ataupun cerita/dedongengan. Beliau yang telah menguliahkan aku itu selalu mendongeng pada malam-malam di masa aku kanak-kanak.

Cerita pertama menceritakan kleting Kuning, kleting Abang, Kleting Jingga, Kleting Ijo dengan Mbok Randha.

Pada zaman dulu tinggallah di sebuah desa yang jauh dari perkotaan, sebuah keluarga, yaitu Mbok Randha dengan anak-anak gadisnya, serta seorang anak gadis tirinya. Anak-anak gadisnya bernama Kleting Abang, Kleting Ijo, Kleting Biru, Kleting Jingga, dan anak tirinya bernama Kleting Kuning.

Anak-anak kandung Mbok Randha memiliki hobi bersolek-berdandan, berhura-hura ke sana ke mari, mencari lelaki ke mana-mana, dan memang sengaja dimanjakan oleh Ibunya. Sedangkan anak gadis tirinya sengaja disuruh kerja keras, diremukkan kecantikan fisiknya, dapat diumpamakan bersolek dengan arang dapur, berbedak debu, berbody lotion dengan lumpur.

"Kleting kuning, cuci perkakas dapur ini sampai bersih seperti baru.................." teriak Mbok Randha.

"Lho, ini sudah hangus semua, arangnya sudah melekat di perkakas dapur............." kata Kleting Kuning.

"Pokoknya aku nggak mau tahu, semuanya harus menjadi aru lagi........................" bentak Mbok Randha.

Kleting Kuning hanya bersedih karena tidak mampu membuat sesuatu yang sudah aus menjadi baru lagi. Di pinggir sungai dia hanya termenung, ketika tiba-tiba datang seekor binatang, bangau tontong. Binatang itu menyapa,"Orang ayu kenapa kamu menangis?" Kleting kuning menjawab,"Saya harus menjadikan semua yang berhangus ini menjadi baru, mana mungkin?". Bangau tontong segera menjadikan barang-barang itu baru. Kleting kuning dapat pulang dengan lega tanpa diomeli oleh Ibu tirinya.

Begitulah tiap hari Kleting Kuning diminta mengerjakan pekerjaan irrasional tanpa boleh membantah, sampai ketika Kleting Kuning dipaksa untuk menyembelih daging bangau tontong yang telah menghiburnya.

Bangau tontong justru menyuruh agar Kleting Kuning jangan sungkan-sungkan untuk menyembelihnya. Dengan berat hati dan linangan air mata Kleting Kuning menyembelih bangau tontong, mencabuti bulu-bulunya, memotong-motong dagingnya. Keajaiban muncul, dari potongan badan bangau tontong itu muncul sesosok manusia dewa,"Wahai Kleting Kuning, gak usah nangis, aku sesungguhnya diutus yang Maha Kuasa untuk melindungimu, dan yang terakhir ini aku serahkan sada lanang (lidi pria), kalau kamu pukulkan ke suatu benda maka akan mempermudah hidupmu..........."

Kleting kuning bersimpuh dan mengucapkan terima kasih.

Sementara itu di rumah, anak kandung Mbok Randha lagi sibuk bersolek bersiap-siap mau melamar untuk menjadi istri Ande-Ande Lumut.

Mereka sudah pagi-pagi bersiap dan segera ke tempat Ande-Ande Lumut. Mereka nggak mau keduluan yang lain. Sungguh malang mereka harus menyeberang sungai yang banjir. Mana mau busana dan dandanan mereka basah kuyup, bagaimana nanti Ande-Ande Lumut.

Dari sungai muncul Yuyu kangkang (kepiting jantan), dia dirayu untuk menyeberangkan gadis-gadis itu ke desa seberang sungai, dan yuyu kangkang minta upah ciuman. Akhirnya mereka naik di atas punggung yuyu kangkang setelah memberi tips yang memuaskan kepada yuyu kangkang.

Sedangkan Kleting Kuning pulang-pulang melihat tidak ada saudara-saudaranya bertanya-tanya,"Mbok, di mana saudara yang lain.............."

"Mereka lagi nglamar Ande Ande Lumut, kamu nggak pantas, nggak level, kamu hanya anak tiri..........."

Kleting kuning membujuk Mbok Randha agar mengizinkannya ke sana, Mbok Randa mengizinkan dan Kleting Kuning dibedaki segala kotoran dengan busana yang tidak sepantasnya.

Di sungai yang banjir tidak seorangpun menolongnya, dengan sada lanangnya sungai menjadi kering dan yuyu kangkang yang menghinanya bertobat padanya.

Di rumah Ande-Ande Lumut, para anak kandung Mbok Randha tertolak dengan alasan mereka telah jual murah pada yuyu kangkang. "Bunda, biarpun mereka cantik tetapi telah dicium (!) oleh yuyu kangkang..........."

Ketika Kleting Kuning tiba, tidak seorangpun mau membukakan pintu bahkan Ibunya Ande-Ande LUmut, tetapi Ande-Ande Lumut justru berlari menyambutnya dan segera membersihkan seluruh badannya sehingga kharisma putrinya kelihatan.

Akhirnya Kleting Kuning berbahagia bersama Ande-Ande Lumut.

Friday 10 October 2008

Dunia Penuh Warna dengan Duit

DUIT menjadi sesuatu yang vital bagi penduduk dunia. Duit dapat membuat orang-orang di sekitarnya menjadi gila dan gembira. Duit dapat membuat merana, lupa daratan, lupa ingatan bagi yang punya maupun yang tidak punya. Duit = Fulus=Money=Doku..................dan embun menetes. Banyak orang "sendu" karena duit membuat sendu (seneng duit).

Inilah nyanyian dan puisi orang-orang yang tidak berduit :

Kaya ngene rasane, dadi wong ora duwe, mrana-mrene diece, karo kancane dhewe....Piye..piye, mbuh ra weruh, piye-piye, mbuh ra ngerti

Dilarang sekolah kalau tidak berduit, karena diumumkan tidak ada sekolah murah hari ini

Dilarang bercinta kalau tidak berduit, karena tidak ada pacar yang tidak mau duit hari ini

Dilarang sakit kalau tidak berduit, karena tidak ada rumah sakit yang gratis hari ini

Dilarang bekerja kalau tidak berduit, karena takut diminta duit

Dilarang cakep kalau tidak berduit, karena kosmetik butuh duit

Dilarang pinter lho kalau tidak berduit, karena kursus-kursus butuh duit

Dilarang berkendaraan kalau tidak berduit karena beli mobil dan motor butuh duit.

Dilarang berlebaran kalau tidak berduit

Dilarang mudik kalau tidak berduit

Dilarang ngeceng kalau tidak berduit

Orang yang tidak punya duit bisa menjadi gila, depresi, kian hari kian miskin, kian mikirin omongan tetangga yang mencibirnya karena tidak berduit, mau memenuhi kebutuhan apapun serba duit.

Ada berapa Universitas yang dapat diakses anak-anak orang miskin. Ada berapa Universitas yang bersedia memberi beasiswa bagi mahasiswa tidak berduit. Orang semakin miskin, semakin bodoh karena tidak berduit. Anak sekolah gantung diri karena tidak punya duit untuk membayar uang berdharmawisata. Ada anak yang membunuh nenek/kakek/bapak/ibu gara-gara tidak dikasih duit karena kepingin hape. Ada istri purik pulang ke rumah ortu karena suaminya kehabisan duit. Ada orang berpacaran putus karena duit pacarnya habis. Orang-orang puyeng karena uang dolar melonjak naik dan bbm naik, karena duitnya kurang. Rakyat tidak mencintai pemimpinnya karena tidak memberi duit. Anak-anak sekolah tidak dapat naik sekolah karena tidak dapat ngasih duit ke sekolah. Gurunya tidak dapat mengajar dengan baik, karena alat peraga butuh duit.

Duit menjadi biang kerok persoalan di negeri yang pasti bisa ini karena di sini pangkal korupsi, sogok menyogok, pelacuran, kriminalitas. Malpraktik terjadi karena para praktisi kesehatannya harus mengembalikan duit kuliahannya yang makan duit. Kuliah yang paling mahal bisa di Kedokteran.

Duit membuat orang yang menguasainya menjadi seperti Raja, kemana-mana orang-orang kalau bertemu manthuk-manthuk, membungkukkan badan. Duit membuat orang yang tidak menguasainya bagai sampah yang dibuang di tong sampah, bagai alas kaki yang selalu diinjak-injak. Orang-orang kaya menjadi mabuk kepayang. Karena tidak ada penyaluran yang jelas, maka lari ke narkoba.

Akan tetapi, duit memang bukan segalanya, hanya saja duit sangat diperlukan. Orang dapat bergelar haji perlu duit, orang dapat bersedekah karena ada duit, orang dapat membayar zakat karena ada duit, seseorang dapat membangun masjid juga perlu duit, seseorang dapat melihat jalan tol yang mulus juga perlu duit, seseorang dapat membangun rumah anti gempa juga perlu duit.

Duit diperlukan tetapi bukan segalanya.

Thursday 9 October 2008

Persepsi Terhadap Nama Seseorang

Pada suatu hari, aku ditunjukkan orang tentang sebuah nama, "PROF DR ALI GHUFRON MUKTI, P.HD.", nama tua bukan, aku belum pernah bertemu orang itu, hanya beberapa kali bertemu sekretarisnya. Bayanganku itu Proffesor tersebut pasti berpenampilan alim, religiustis, pakai gamis, celananya longgar, pakai peci, rambutnya beruban bergelombang, dan bagian depannya tidak ada rambutnya, sudah tua, orangnya rumit, ada jenggotnya.

Ketika ada acara yang kebetulan melibatkan beliau jadi pembicara seminar, ternyata ala maak..........bertolak belakang. Beliau ternyata seorang dokter profesor muda, rambutnya cepak, berpakaian kemeja warna kalem dan setelan celana yang pas. Begitu beliau menuliskan namanya di daftar hadir tanpa gelar. Loh kagetnya, ternyata persepsi terhadap nama seseorang itu dapat salah.

Nama Eko, adalah nama anak lelaki dalam Jawa, selalu dipersepsikan sebagai anak lelaki, maka ketika seorang perempuan bernama depan Eko, pasti akan terjadi kesalahan persepsi dari orang lain. Demikian juga nama Eka, itu semestinya untuk perempuan, tetapi kenyataannya ada banyak laki-laki diberi nama depan Eka oleh orangtua mereka. Nama Henny semestinya untuk perempuan, tetapi ketika dilekatkan pada anak laki-laki, maka akan dipersepsikan salah lagi sebelum kita bertemu langsung dengan orangnya, makanya bagi perempuan yang bernama lelaki pasti akan dipanggil Mas atau Kang atau Pak atau Uda atau lainnya, sedangkan bagi laki-laki yang bernama perempuan pasti akan dipanggil Mbak atau Bu atau Teh atau jeng atau panggilan perempuan lainnya. Perbedaan persepsi nama dengan senyatanya menimbulkan salah panggil.

Apa artinya Sebuah Nama ? Namamu Siapa...?

Deddy, Anang, Danang, Rosa, Rosi, Nova, Novi, Dona, Doni, Indra, Indri, Gunawan, Gunawati, Aries, Edi, Edo, Hanung, Haning, Dana, Dani, Paijo, Paijem, Tukiman, Tukimin, Poniman, Ponikem, Dedeh, Acep....dst

Al Amin adalah julukan bagi Nabi Muhammad SAW, berarti orang yang namanya tercantum nama Al Amin pasti dipersepsikan dapat dipercaya, menjaga amanah. Waktu saya mendengar anggota DPR yang namanya Al Amin Nasution, saya senang pasti dapat menjaga amanah, patriotik, tegas, prinsip, jujur, dan istrinya pasti berjilbab, staf pengajar Universitas terkenal. Setelah banyak tayangan tentangnya, loh kok malah memilih selebritis jadi pasangan hidupnya, loh kok terlibat uang suap yang sehubungan dengan pembebasan hutan di Sumatera, loh kok doyan perempuan.......................

Nama Tessy, identik dengan nama cewek seksi dan cantik, setelah melihat srimulat ternyata laura (laki-laki ya ura).......................

Nama Dessy pasti lahir di bulan Desember, atau agar cantik seperti bunga Desember, tetapi kalau Dessy Novitasari, maksudnya apa..................

1 Oktober 1965 Pancasila Sakti

Di sekolah-sekolah masih terdengar lagu Garuda Pancasila. Lalu apakah Pancasila itu akan menjadi sakti sejalan dengan era global ? Pancasila telah menunjukkan kesaktiannya ketika para pendahulu kita menghadapi rongrongan dari bahaya latent komunis. Kenapa Pancasila sakti, karena dengan mengamalkan butir-butir pada setiap sila dalam Pancasila, bangsa Indonesia menang.

Menurut Pak Burhanudin, saksi mata kejadian kekejaman komunis di Indonesia merupakan fakta yang tidak dapat dihapus di dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, karena setiap menit kejadian yang ada di Indonesia merupakan lembaran sejarah Indonesia. Anggota komunis menggali sumur-sumur yang direncanakan untuk mengubur para ksatria pembela tanah air Indonesia. Para korban ditutup matanya, berjalan kemudian dipukul tengkuknya dengan martil, ada yang di silet.

Bahkan dengar-dengar dari para orang tua, dulu di sekolah anak-anak didoktrin, begini,"Siapa yang akan memberi manusia.........." Jawabannya Tuhan, lalu anggota mereka bertanya,"tapi akankah Tuhan langsung memberi kalian bila kalian minta makanan. Kemudian anak-anak diminta berdoa kepada Tuhan agar diberi makanan. Tentu saja ini akal bulus mereka, ketika makanan dari Tuhan tidak datang secara tiba-tiba, kemudian anak-anak diminta berdoa kepada anggota komunis itu. Datanglah makanan banyak. Jadi anggota komunis itu berupaya agar kepercayaan bangsa terhadap Tuhan dan kebenaran itu terkikis sedikit demi sedikit. Kenapa banyak orang yang tidak tahu menahu apa-apa justru tersangkut mereka ? Mungkin karena propaganda mereka di semua jalur begitu kencar, sedangkan perilaku bangsa Indonesia saat itu sama sekali tidak mencerminkan ke-Pancasila-an, sering adu pendapat, saling menyalahkan, saling menjatuhkan, lupa peduli sama orang fakir miskin, kemiskinan merajalela, kebodohan, setiap suku bangsa pingin memisahkan diri. Yah semestinya seluruh anggota kepemudaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersatu, tidak saling adu pendapat, jauhi peperangan agar bahaya latent apapun tidak mudah merongrong Indonesia. Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh nenek moyang kita dari Sriwijaya dan Majapahit harus kembali jaya, dan sebagai anak muda harus mengenal kembali Pancasila sebagai warisan leluhur kita, kemudian menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Membenahi ke-Tuhan-an, jiwa kemanusiaan, jiwa persatuan, jiwa kerakyatan, jiwa keadilan di dalam diri masing-masing, mulai dari diri kita masing-masing.

1 Oktober 1965 Pancasila Sakti

Di sekolah-sekolah masih terdengar lagu Garuda Pancasila. Lalu apakah Pancasila itu akan menjadi sakti sejalan dengan era global ? Pancasila telah menunjukkan kesaktiannya ketika para pendahulu kita menghadapi rongrongan dari bahaya latent komunis. Kenapa Pancasila sakti, karena dengan mengamalkan butir-butir pada setiap sila dalam Pancasila, bangsa Indonesia menang.

Menurut Pak Burhanudin, saksi mata kejadian kekejaman komunis di Indonesia merupakan fakta yang tidak dapat dihapus di dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, karena setiap menit kejadian yang ada di Indonesia merupakan lembaran sejarah Indonesia. Anggota komunis menggali sumur-sumur yang direncanakan untuk mengubur para ksatria pembela tanah air Indonesia. Para korban ditutup matanya, berjalan kemudian dipukul tengkuknya dengan martil, ada yang di silet.

Bahkan dengar-dengar dari para orang tua, dulu di sekolah anak-anak didoktrin, begini,"Siapa yang akan memberi manusia.........." Jawabannya Tuhan, lalu anggota mereka bertanya,"tapi akankah Tuhan langsung memberi kalian bila kalian minta makanan. Kemudian anak-anak diminta berdoa kepada Tuhan agar diberi makanan. Tentu saja ini akal bulus mereka, ketika makanan dari Tuhan tidak datang secara tiba-tiba, kemudian anak-anak diminta berdoa kepada anggota komunis itu. Datanglah makanan banyak. Jadi anggota komunis itu berupaya agar kepercayaan bangsa terhadap Tuhan dan kebenaran itu terkikis sedikit demi sedikit. Kenapa banyak orang yang tidak tahu menahu apa-apa justru tersangkut mereka ? Mungkin karena propaganda mereka di semua jalur begitu kencar, sedangkan perilaku bangsa Indonesia saat itu sama sekali tidak mencerminkan ke-Pancasila-an, sering adu pendapat, saling menyalahkan, saling menjatuhkan, lupa peduli sama orang fakir miskin, kemiskinan merajalela, kebodohan, setiap suku bangsa pingin memisahkan diri. Yah semestinya seluruh anggota kepemudaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersatu, tidak saling adu pendapat, jauhi peperangan agar bahaya latent apapun tidak mudah merongrong Indonesia. Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh nenek moyang kita dari Sriwijaya dan Majapahit harus kembali jaya, dan sebagai anak muda harus mengenal kembali Pancasila sebagai warisan leluhur kita, kemudian menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Membenahi ke-Tuhan-an, jiwa kemanusiaan, jiwa persatuan, jiwa kerakyatan, jiwa keadilan di dalam diri masing-masing, mulai dari diri kita masing-masing.

Monday 6 October 2008

HAPPY IDUL FITRI, TEMAN-TEMAN

**HAPPY IDUL FITRI, FRIENDS**

****APOLOGIZE FOR ALL****

Teman-teman, apa sih yang kalian rasakan ketika lebaran tiba, setelah sebulan berpuasa, apa rasa senang, atau bagaimana...................

Mungkin ada yang menganggap hari itu adalah pembebasan dari hari wajib puasa, sehingga dapat makan apa saja di rumah siapa saja. Setiap rumah menyediakan ketupat dan opor ayam, sayur lodeh, kue kering, sirup ABC, sirup marjan, coca cola, sprite. Setiap tuan rumah menghormati tamu-tamunya bagai Raja dengan menghidangkan segala macam yang enak-enak, sedangkan semua tamu pasti merasa tidak enak kalau tidak menghargai tuan rumah dengan makan apapun.

Walaupun Lebaran tahun ini kayaknya manusia menerima ujian dengan panas terik. Ada yang sakit diare, batuk-batuk. Orang-orang yang biasanya kuat juga terserang juga.

Anak-anak bergembira memakai baju-baju baru yang dibelikan bapak Ibunya jauh-jauh sebelum lebaran datang. Itulah yang dinantikan. Serba materialistik. Setiap masuk rumah ada angpao -amplop berisi uang dari 1000-an rupiah hingga 20.000-an, walau ada yang 50.000-an, tapi tidak banyak, mungkin ada di kalangan tertentu. Pasti mereka akan memilih rumah mana yang menyediakan angpao lebih banyak dan hidangan yang paling lezat, pemilik rumah yang cakep. Semuanya serba materialistik. Kunjungan-kunjungan tidak lagi ke tempat orang yang pantas dituakan, tetapi siapa yang mobilnya mewah, duitnya banyak, rumahnya megah. Ini hanya fenomena ekslusif saja di beberapa tempat.

Jika kita tarik ulur ke belakang lagi jauh-jauh sebelum lebaran, sebelum puasa tiba, banyak suara mercon, kembang api. Puasa memang selalu disambut dengan kemeriahan. Anak-anak, remaja gembira sekali dengan bulan puasa. Semakin banyak yang pergi ke masjid. Ada ta'jilan (makanan pembuka), makanan saat tadarus. Kegiatan masjid kian semarak pada bulan itu. Semua remajanya berkumpul, mendapat tugas mengambil ta'jilan di rumah warga yang kebagian jatah menyediakan ta'jilan. Ada yang pdkt gitu, cari-cari ttm (bisa teman tapi mesra, bisa juga teman tapi musuh, he..he..he). Bagaimana dapat mengambil ta'jilan bersama dengan taksirannya. Kemudian ketika tarawih, melirik-lirik taksirannya. Kalau biasanya tidak bisa adzan, terus mendadak adzan. Puasa betul-betul happy.

Sementara itu para orangtua membanting tulang untuk menyediakan buka yang lebih lezat, untuk membelikan baju baru buat keluarga. Terlebih yang ada di perantauan, pasti mereka berlomba membawa oleh-oleh yang banyak, kalau bisa bagi-bagi duit. mereka nggak mau dapat malu, merantau kok nggak punya banyak uang. Tega-teganya ada yang menggendam orang yang mau pulang ke kampung halaman. Sungguh-sungguh tidak berperasaan, hingga korban gendam itu bunuh diri karena tidak ada yang dibawa pulang ke kampuang. Semestinya yang nggendam itu bertemu dengan David atau Raffael agar dihipnotis lalu mau mengembalikan hasil rampasannya.

Adakah yang merasa kehilangan RAMADAN, suatu kesepian yang amat sangat ditinggalkan RAMADHAN dan Segala kemeriahannya. Puasa bersama-sama, sholat tarawih bersama-sama, sholat Subuh bersama, berbuka bersama-sama, membuat kolak bersama-sama. Pada malam-malam mendengar anak-anak menyalakan mercon, atau orang-orang men-tadaruskan Al Quran, menjelang Shubuh ada yang berteriak "SAHUR...SAHUR" dengan beraneka nada, kemudian mengumandangkan tanda "IMSYAK", kalau maghrib ada sirine tanda berbuka, menjelang lebaran ada takbir di mana-mana. Rasanya semuanya itu hanya dapat muncul di bulan RAMADHAN. Semoga kita dapat berjumpa lagi dengan bulan RAMADHAN yang mulia, dapat menikmati kemeriahannya dan kekhusyukannya, lailatul qodarnya.

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan