Tuesday 29 April 2008

Ketika Sejarah Menjadi Produk Hiburan Umum (11)

******Kajian terhadap Serial Dae Jang Geum (Sinema Korea Selatan) di Indosiar*****
Jang Geum bercerita kepada Min Jung Ho bagaimana dia pertama-tama agak tersinggung karena tidak disangka-sangka Nyonya Han mencacinya untuk kesalahannya, tetapi kini dia bisa mengerti. Ketika mereka sedang berbincang-bincang, Geum Young berjalan di alun-alun melihat keduanya. Gang Deuk Gu datang membawa kertas dan kuas tinta yang tertinggal. Gang mengajak Jung-Ho untuk minum bersamanya. Geum-Young melihat Jang-Geum dengan kebencian dan segera meninggalkannya. Geum Young mengurung diri ke kamar, mengingat kembali hari-hari indahnya bersama Min Jung Ho. Besoknya, Geum-Young pergi ke pasar dan melihat Min Jung Ho yang sedang mencari kuas kecil. Geum-Young jadi ingat obrolan Jung-Ho dengan Jang-Geum kalau dia masih menggunakan tinta tebal ketika dia bertemu sebelumnya dan memastikan dia membelinya untuk Jang Geum. Geum Young meninggalkannya dengan sedih ke sungai.
Jung-Ho menemui Jang-Geum yang lagi buru-buru mencari resep obat setelah penjaga obat-obatan memberinya resep obat. Jung-Ho memeberikan kuas pena kecil kepada Jang-Geum yang mengatakan kalau dirinya terlalu kecil memakainya. Jang Geum menerimanya dengan penuh berterimakasih dan segera mengumpulkan resepnya lagi.
Ratu merencanakan kompetisi memasak kembali. Dalam kesempatan ini tim lomba diharuskan mengolah seafood dari lereng gunung. Ini merupakan tugas yang berat karena untuk tahun ini sangat sulit mendapatkan ikan segar di sana. Nyonya Choi tahu kalau dia bisa dapatkan bahan itu dari Choi Pan Sul, begitu dikatakannya pada Geum-Young ketika Ratu ada di sisinya. Nyonya Jung khawatir apabila tanpa Jang-Geum, nyonya Han akan kalah, tetapi Nyonya Han berusaha mendapatkannya sendiri.
Setelah menunggui Jo Sang Gong sejak sakit hingga meninggal dunia, Jang Geum siap kembali ke dapur istana. Jang-Geum, Jung-Ho and Duk Gu berangkat bersama. Jang Geum sangat sedih dengan kematian Jo Sang Gong, demikian pula dengan Duk Gu. Kini Duk Gu hanya tinggal bersama isterinya.
*******
Nyonya Choi dan Geum-Young menemui Choi Pan Sul begitu dia menyuruh orang untuk mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Nyonya Han mencari sendiri ke pasar di kota, tetapi dia mengalami kesulitan.
Malam itu ada investigasi sehubungan kasus seorang pelarian yang mungkin bersembunyi di Dapur Istana. Young-Noh and Yun-Saeng pergi ke pengawal istana setelah mereka pergi ke luar kamar malam-malam. Petugas investigasi dalam istana melaporkan kepada Nyonya Jung bahwa pelarian itu terbukti bersembunyi di ruangan Nyonya Choi. Nyonya Jung segera menyuruh para dayang untuk membersihkan tempat itu sebelum Nyonya Choi datang. Para gadis tertawa terkekeh melihat apa yang dimiliki Nyonya Choi. Nyonya Jung menemukan buku resep Kerajaan yang seharusnya dimiliki seorang Kepala Dayang seperti dirinya dan menjadi murka kepada Dayang Sekretaris Kerajaan Jae-Jo Sang Gong dan Choi Sang Gong.
Petugas investigasi melaporkan kejadian temuan di dapur istana, Min menginformasikan hasil temuannya dari perjalanan.
*****
Begitu Jang-Geum kembali ke Dapur Istana, Yun-Saeng menceritakan segala yang terjadi di istana selama Jang Geum tidak di situ. Nyonya Han melihat Jang Geum begitu pulang dari perjalanan. Ada kekhawatiran apabila Nyonya Han masih marah terhadap Jang-Geum.
Nyonya Choi dan Jang Geum juga kembali dari perjalanan mereka. Young-Noh menanyakan apakah Choi sudah dapat bahan yang dibutuhkan, tetapi justru dimaki Choi agar tidak mengurusinya,"Terusin saja kerjamu". Jang-Geum tersenyum kepada Geum-Young, tetapi Geum-Young menghindari kontak mata dengan ang-Geum.
Nyonya Choi bertanya kepada Nyonya Han apakah dia bisa mendapatkan bahan yang dimaksud, Nyonya Han menjawabnya tidak. Jang Geum khawatir jika Nyonya Han tidak memaafkannya lagi. Geum Young bilang kalau Nyonya Han kemungkinan besar tidak memaafkannya. Nyonya Choi menyatakan kalau buku resepnya telah hilang dan berkeliling mencari. Nyonya Jung pura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi. Nyonya Choi pergi ke Dayang Sekretaris Kerajaan kemungkinan kalau Choi tahu tentang penggeledahan di ruangannya dan ini menunggu kompetisi selesai untuk mengungkapkan semuanya. Jang-Geum berlatih memasak dengan resepnya yang diapelajari sewaktu tidak di istana.
********
Yun Saeng dan Jang Geum menengok bahan-bahan yang dibawa Nyonya Han dari pasar, kelihatannya tidak segar, sehingga keduanya menjadi khawatir. Jang-Geum menemui Kang Deuk Gu untuk menemukan ikan segar di musim dingin. Kang menyusup di antara Pengawal karena ingin menghadiahkan sesutu buat Min Jung Ho. Min Jung Ho justru berkata agar dia kembali dan jangan membawakannya apapun juga. Min Jung Ho membuka apa yang disembunyikannya dan memohon Min agar bersedia menerimanya. Jang Geum datang dan menarik Bapak angkatnya agar mencarikannya bahan-bahan segar untuk Nyonya Han.
Nyonya Han menghadiahkan plum kepada Jang Geum, buah plum sangat menyehatkan. Tampak betapa Han sangat menyayangi dan memaafkan Jang Geum. Jang Geum berkata kalau Nyonya Han sudah seperti Ibunya. Nyonya Choi menutupi kesalahannya di depan Nyonya Jung dan Dewan dayang semuanya. Nyonya Jung pamit untuk ke luar ruangan karena merasa tidak nyaman. Jang-Geum dan Nyonya Han bersiap-siap untuk kompetisi yang akan datang dan Jang Geum kembali ceria seperti sebelumnya. Choi Pan Sool mengabarkan kepada Geum-Young bahwa orang-orangnya tidak mampu mendapatkan bahan yang diharapkan. Geum-Young menceritakan pada pamannya itu kalau Nyonya Jung tahu tentang buku resep Kerajaan yang diberikan Jae-Jo Sang Gong buat Nyonya Choi Sang Gong tanpa sepengetahuan Jung. Dayang Sekretaris Kerajaan Jae-Jo Sang Gong dan Nyonya Choi merencanakan skenario untuk mencegah Nyonya Jung muncul dalam kompetisi nanti karena dikhawatirkan akan membuat masalah.
*******
Virus infeksi telah menyerang kerajaan dan PM Oh agar para pekerja yang terserang virus tersebut diliburkan. Ini merupakan kesempatan emas untuk mencegah Nyonya Jung membuat masalah di arena kompetisi. Dengan isu penyakit tersebut Nyonya Jung disingkirkan dari istana malam itu juga. Hal tersebut sengaja dilemparkan oleh pihak Jae Jo dan Nyonya Choi untuk berdalih atas kejadian sehubungan dengan Buku Resep Kerajaan.
Yun-Saeng melaporkan kepada Nyonya Han kalau Nyonya Jung tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi virus infeksi. Nyonya Min bertanya kenapa Nyonya Jung ada ruang isolasi kalau dirinya sehat. Nyonya Jung juga yakin dirinya sehat, cuma heran kenapa bisa di sana. Petugas kesehatan istana berusaha mencari penyebab penyakit. Nyonya Han berkata kepada para dayang untuk membersihkan seluruh masakan. Geum Young menganjurkan Nyonya Choi untuk menyewa dokter makanan.

*******

Dayang Sekretaris Jae-Jo Sang Gong mendorong PM Oh untuk memilih Kepala Dayang Istana yang baru karena Nyonya Jung pergi. Pengawal menolak karena menunggu Nyonya Jung datang dulu. Jae Jo Sang Gong memerintahkan Choi untuk memimpin Dapur Istana untuk sementara. Nyonya Choi mengumpulkan para dayang dan memerintahkan Nyonya Han and Jang Geum untuk pergi ke Aula Damai, di mana para tamu asing datang. Yun-Saeng memohon agar diijinkan ikut. Choi bilang pada Yun-Saeng bahwa mereka bukan pergi untuk bersenang-senang, tetapi Yun-Saeng khawatir kalau mereka tidak akan kembali. Nyonya Choi berkata padanya agar tidak khawatir. Min Jung Ho menyaring orang-orang yang kena gejala-gejala penyakit virus infeksi. Kang Deok Gu dan isterinya datang. Mereka bersapa-sapaan dengan Min Jung Ho. Kemudian Nyonya Han dan Jang Geum juga datang. Han meminta Deok Gu untuk memastikan keadaan Nyonya Jung. Deok Gu agak takut, tetapi isterinya memaksanya karena Nyonya Han membayarnya.
Min melihat Jang-Geum, sedangkan Han melangkah untuk bicara kepada Deuk Gu. Min bertanya kepada Jang-Geum akan kemana mereka. Jang-Geum berkata apabila dia akan pergi ke Aula Damai. Min berkata pasti ini tugas yang sulit dan berempati padanya. Geum-Young melewati setelah dia pergi mengumpulkan bahan masakan. Geum-Young menjadi gelisah melihat keduanya.
Selanjutnya Min mendekati Geum-Young. Min menanyakan kepada Geum-Young tentang status dalam Dapur Istana, tetapi Geum-Young menjawab dengan ketus bahwa tidak sepantasnya Min tidak menanyakan hal demikian pada saat krisis dan menunjukkan kemarahan karena Min tidak pernah peduli padanya. Min meminta maaf, tetapi Geum-Young telah meninggalkannya.
PM Oh berkata kepada Choi Pan Sul apabila dia tidak bisa mengatasi dengan mudah Nyonya Jung. Kemudian Oh berkata kepada Choi Pan Sul semstinya mereka membawa Nyonya Jung ke Pulau Jeju. Choi Pan Sul menyatakan kalau ada rencana khusus berikutnya untuk mencari penghasilan baru. Oh puas dengan pemikiran Choi Pan Sul.
Isteri Duk Gu memaksa Duk Gu untuk mengunjungi Nyonya Jung. Jung memanggilnya untuk bicara di dalam. Duk Gu meminta masker dan pergi ke dalam. Duk Gu memberitahukan kalau Nyonya Han dan Jang Geum pindah ke ‘Grand Peace Hall’. Jung menitipkan surat untuk Han. Setelah Duk Gu meninggalkannya, Jung melihat pada Buku Resep Makanan Kerajaan yang dia temukan di kloset Nyonya Choi.
********
Nyonya Han menerima surat Nyonya Jung yang memberitahukan kalau dirinya tidak sakit sungguh-sungguh, tetapi dia meminta Han and Jang-Geum untuk berlaku seolah-olah tidak terjadi apapun.
Oh sedang menjamu Tamu jenderal dari Dinasti Ming di Grand Peace House. Han membuat hidangan bagi duta tersebut. Duta besar dan PM Oh ditawarkan makanan sederhana tetapi menolak memakannya. Nyonya Han menyatakan tidak sepantasnya memakan makanan mewah di saat krisis tersebut. Duta besar tersebut tidak suka dan Oh menyuruh Nyonya Han pergi. Jang-Geum masuk dan memohon agar Jenderal Ming itu bersedia makanan yang telah dipersiapkan oleh Nyonya Han dengan susah payah. PM Oh marah kepada Jang Geum yang telah memaksa Pejabat. Jenderal Ming bertanya kepada Jang Geum apakah dia bersedia menjamin makanan itu baik dengan hidupnya. Jang Geum menyatakan ya. Jenderal Ming hendak mencoba selama lima hari dan Jang Geum sendiri yang mengolahnya.
Malam itu Jang Geum ingat kata-kata terakhir Ibunya yang memberikan jalan untuk bertahan tanpa bimbingan Ibu Bapaknya. Besoknya Jang-Geum mulai memasak buat Jenderal Ming dan disajikannya lima jenis makanan sekaligus setiap makan. Jenderal mencicipi semuanya tanpa komentar.
Nyonya Choi mencari tahu apa yang terjadi kepada Nyonya Han yang meyiapkan masakan buat tamu sendirian. Choi dan Geum-Young datang ke dapur dan menyuruh Jang-Geum pergi, tetapi Jang-Geum menyuruh Choi untuk meninggalkannya, dia akan bertanggungjawab menu lima hari berikutnya. Choi menawarkan seorang dayang di sekitar tetapi Geum-Young membujuknya untuk pergi.
Nyonya Choi berkata agar Oh untuk tidak khawatir tentang Jenderal Ming karena dia akan memasak untuk Pesta Penuh Manchu Han yang disajikan oleh Istana Kerajaan Penguasa Cina. Setelah lima hari Jenderal Ming makan masakan Jang Geum, kemudian dihidangkan makan besar oleh Choi. Jenderal menunjukkan tanda-tanda kepuasan makan dalam pesta itu. Oh menanyakan apa yang harus diputuskan Jenderal terhadap Jang Geum.
Referensi : daejanggeum.blogsome.com

Monday 28 April 2008

Mengenal Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Yogyakarta semestinya berbangga karena memiliki 32 museum, tetapi baru 30 yang sudah masuk ke BARAHMUS (Badan Musyawarah Museum). Di antara museum-museum itu ada dua museum yang direncanakan menjadi museum bertaraf internasional, yaitu Sonobudoyo dan Ullen Sentalu. Museum ini sangat mendukung keberadaan DIY sebagai kota budaya, kota pendidikan dan kota tujuan wisata. Sayangnya aset museum belum mendapat perhatian yang selayaknya sehingga potensinya belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Bahkan museum di Yogyakarta belum mampu menjadi kebanggaan bagi Kota Yogyakarta sendiri. Negara-negara maju seperti Perancis, Turki, Belanda telah dapat memanfaatkan museum sebagai media yang efektif untuk mengembangkan jati diri negara, daerah, hingga desa. Negeri Belanda mempunyai kurang lebih 1400 museum.
Menurut MURI, museum yang paling lengkap koleksinya adalah Museum Sonobudoyo, dibandingkan dengan museum lainnya mempunyai rentang dimensi temporal dari masa prasejarah hingga pasca kemerdekaan. Museum ini terletak di sebelah barat laut Kraton Yogyakarta dan dekat dengan lintas Malioboro, Jalan Trikora 6. Batas-batas lokasi sebai berikut : Selatan : Jl. Pekapalan; Utara : Jl K.H.A. Dahlan; Timur : Jl. Trikora dan beberapa bangunan; Barat : Pemukim.
Museum Sonobudoyo berdekatan dengan objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta yang pengunjungnya banyak, Taman Sari, Kebun Binatang Gembiraloka, Museum Benteng Vredeburg, dan Pura Pakualaman. Kawasan sekitar Sonobudoyo memiliki citra karakter bangunan kolonial yang sangat kental, diantaranya adalah Bank BNI, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Seni Sono, Kantor Pos. Bangunan lama Museum Sonobudoyo yang didesain oleh Ir. Th. Karsten dan Vistarini memiliki karakter campuran antara bangunan Jawa dan kolonial. Citra bangunan Jawa terlihat dari penggunaan bentuk atap dan regol, sedangkan citra bangunan kolonial terlihat dari skala bangunan dan elemen struktur yang digunakan. Saat ini bangunan utama menghadap ke selatan.
Museum Sonobudoyo merupakan museum terlengkap setelah museum nasional Jakarta terkait dengan bidang seni budaya dan kepurbakalaan. Museum ini merupakan embrio dari museum tertua dan pertama di DIY. Museum ini resmi didirikan pada tanggal 6 November 1935, pada hari Rabu Wage, tanggal 9 Ruwah 1866 dengan sengkalan "Kayu Winayang Brahmana Buda" oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, diresmikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Java instituut merupakan salah satu organisasi yang berkecimpung di bidang Kebudayaan Jawa yang anggotanya terdiri dari orang asing dan Indonesia. Keputusan mendirikan museum ini merupakan hasil kongres Java Institut di Surakarta tahun 1931. Ir Th. Karsten merupakan arsitek terkemuka yang menghasilkan banyak menghasilkan karya rencana gambar bangun di Jawa. Setelah calon koleksi museum terkumpul dari daerah meliputi budaya Jawa, yaitu seluruh Pulau Jawa, Madura, Bali, sebagian Lombok, museum ini segera didirikan. Java Instituut mendirikan museum ini untuk museum sejarah dan etnografi dengan koleksi Jawa, Madura, dan Bali sesuai dengan lingkup kegiatan Java Instituut, bahkan sebagian Pulau Lombok. Java Instituut merupakan sebuah Yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, bali dan Madura. Museum dibuka untuk umum menempati bekas kantor "Schauten" di sisi barat laut alun-alun utara depan Kraton Yogyakarta, di antara Bangsal Pangurakan deretan barat laut.
Pada tahun 1935 Museum Sonobudoyo pernah menyelenggarakan sejenis sekolah pertukangan seni ukir kayu dan ukir logam (aluminium dan perak) yang merupakan rintisan pendirian jurusan kriya pada pendidikan formal ASRI. Pada masa pendudukan Jepang, museum ini dikelola oleh Pemerintah Jepang. Setelah Indonesia merdeka ditangani oleh Dinas Wiyoto Projo (1945-1949). Pada tahun 1950-1973 museum ditangani oleh Inspeksi Kebudayaan Dinas P dan K Provinsi DIY. Pada tanggal 11 Desember 1974 Museum Sonobudoyo dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Oleh karena Museum Sonobudoyo memiliki koleksi kurang lebih 42.698 buah meliputi 10 jenis sebagaimana disebutkan di atas namun ruang pamerannya tidak cukup, maka dilakukan perluasan ruang pameran di kompleks nDalem Jayakusuman atau nDalem Condrokiranan di Wijilan, Panembahan sebelah timur alun-alun utara Yogyakarta. Selanjutnya diresmikan pada 6 November 1998 oleh Gubernur Provinsi DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X yang dihadiri juga Direktur Jenderal Kebudayaan.
Bangunan Museum Sonobudoyo memiliki luas 5.031 meter persegi dan berada pada lahan seluas 7.867 meter persegi. Bangunan-bangunan yang ada meliputi : Ruang pameran tetap, ruang auditorium, ruang storage koleksi, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang preparasi, ruang kantor, ruang pelayanan umum lainnya, ruang pengelasan. Gedung ruang pamer tetap merupakan bangunan sentral di dalam kompleks Museum Sonobudoyo. Gedung pameran berupa Joglo dan bangunan "Dalem" yang dihubungkan dengan pringgitan layaknya bangunan tradisional Jawa lainnya. Bangunan "Dalem" dihubungkan dengan selasar selebar 2 m dengan Ruang Pagelaran. Pada prinsipnya pemanfaatan tanah untuk bangunan museum Sonobudoyo berpola bangunan tradisional Jawa. Antara halaman luar dengan halaman dalam dipisahkan dengan tembok -cepuri- yang dihias dengan pilar bermahkota kuncup melati. Masuk ke halaman dalam melalui pintu gerbang utama berbentuk Semar tinandu.

Thursday 24 April 2008

Ketika Sejarah Menjadi Produk Hiburan Umum (10)

******* Belajar dari Drama Serial Korea Selatan Dae Jang Geum ***********************
Sumber Primer : http://daejanggeum.blogsome.com/ (ditambah siaran drama serial Jewel in Palace di Indosiar)

Kepala Para Dayang Nyonya Jung dan asistennya, Nyonya Han dan Nyonya Choi membawa makanan khas ikan paus di hadapan Raja Jung Jong. Sementara itu Jang Geum masih berada di dapur mencicipi masakan hasil kerja kerasnya itu dan memastikan apakah kelumpuhan lidahnya sudah pulih, sambil senyum-senyum karena cita rasa lidahnya dapat merasakan enak atau tidaknya masakan.
Raja sedang menikmati makanan yang dimasak oleh dua calon pengganti Nyonya Jung, yaitu Nyonya Han dengan Dae Jan Geum dan Nyonya Choi dengan Geum Young. Raja sangat memuji makanan buatan Nyonya Han dengan Jang Geum, yang telah menuangkan seluruh keahliannya untuk memasak makanan tersebut.
Jang-Geum menceritakan dengan gembira kepada Dayang Han kalau cita rasa ldahnya sudah pulih dikarenakan pengobatan herbal dengan racun serangga yang direkomendasikan Dokter Jung.
Di tempat lain, Nyonya Choi sangat gusar dengan keberhasilan rivalnya dan menyalahkan Geum Young, kenapa Jang Geum memiliki talenta yang tidak terkalahkan. Dayang lainnya justru senang karena itu berarti Jang Geum telah menunjukkan bahwa kelasnya bukan orang yang tidak mampu, tetapi dapat diperhitungkan.
Nyonya Jung mengumpulkan para dayang dapur istana untuk mempelajari resep masakan dari daging paus, siapa tahu nanti dapat dipakai lagi. Nyonya Choi berkata kepada Nyonya Jung sebagai protes atas kekalahannya tersebut.
"Nyonya Dayang Kepala, sebagai dayang dapur istana Kerajaan semestinya memiliki lidah yang peka terhadap rasa, Jang Geum itu khan lidahnya sudah tidak bisa mencicipi makanan dengan baik, kita harus mengetes tingkat cita rasa dari setiap dayang untuk meningkatkan kualitas kinerja dapur istana ini.....Akan terbukti nanti siapa yang salah, saya atau Jang Geum"
Nyonya Jung membela Jang Geum, "Walaupun Jang Geum lumpuh lidahnya tetapi masih punya talenta membedakan makanan yang baik ataupun buruk, dia sangat berbakat, dibandingkan teman-temannya".
Tetapi tanpa bisa dicegah Choi mengumumkan di depan umum agar ada tes cita rasa indra pengecap tersebut, "Seorang dayang kerajaan harus memiliki cita rasa yang tinggi terhadap makanan, tetapi Jang Geum lidahnya telah tidak berfungsi, kalau begitu kita adakan tes uji cita rasa bagi semua dayang, kalau terbukti Dayang Jang Geum tidak memenuhi syarat, maka dia tidak berhak menjadi dayang kerajaan....."
Nyonya Jung agak khawatir dengan kelakuan Choi, akan tetapi Nyonya Han secara pribadi lalu membisikkan kepadanya bahwa Jang Geum sudah pulih lidahnya, jadi Nyonya Jung diminta jangan khawatir dan pura-pura tidak tahu saja di depan Nyonya Choi. Nyonya Jung pun menjadi tidak begitu nervous karena tidak akan ada masalah apabila mengumpulkan para dayang dalam uji cita rasa tersebut. Di dalam tes kepekaan cita rasa lidah tersebut Jang-Geum terbukti mampu menunjukkan lidah cita rasanya yang luar biasa di depan para dayang. Nyonya Choi menjadi semakin bingung. Akhirnya Nyonya Jung dan Nyonya Han menyatakan ke semuanya kalau lidah Jang Geum sudah bisa mencicipi kembali, sehingga ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Nyonya Choi sangat tidak nyaman dengan hal tersebut. Yong-Noh bilang kepada Geum Young, kalau Choi telah mempermalukan dirinya sendiri hari ini. Hari itu kubu Nyonya Choi kecewa berat karena mangsa tidak termakan.
Sementara itu Yun-Saeng, Chan-Ee, Nyonya Jung, dan Nyonya Han mempersiapkan makanan dan menunggu Jang Geum untuk merayakan kesembuhannya bersama-sama.
Jang-Geum lari-lari ke ladang untuk memberitahukan kalau Dokter Jung telah berhasil menyembuhkan lidahnya. Sang dokter justru berkata,"Kalau sudah sembuh, lalu kenapa Jang Geum tidak membawakannya sesuatu sebagai tanda terima kasih". Jang Geum minta maaf dan kembali lagi dengan membawa anggur dan makanan.
*********
Jang-Geum juga bertanya kepada Yun-Saeng tentang apa yang harus dia berikan untuk Min Jung Ho yang telah memberinya support dengan sabar. Kemudian Jang Geum dianjurkan untuk memasak makanan yang paling enak dengan penuh cinta. Ketika Jang Geum sedang menyiapkan makanan tersebut, Geum Young masuk dan bertanya-tanya untuk siapa makanan itu. Jang Geum hanya berkata bahwa makanan yang dibungkusnya itu untuk seseorang. Geum Young menduga tidak salah lagi, pasti untuk Min Jung Ho, cintanya dulu itu. Geum Young telah kecewa dengan Jang Geum yang telah menjadi rivalnya dalam keahliannya mengolah makanan dan dalam mendapatkan cinta Min Jung Ho.
**********
Ketika Jang Geum datang, Min Jung Ho menanyakan apakah kedatangannya berhubungan dengan orang yang sanggup membantu proses penyembuhan Jang Geum, Jang Geum mengatakan bahwa dia menemuinya untuk memberi kabar kesembuhannya, dan sengaja datang untuk mengembalikan buku-bukunya, dan sebagai tanda terima kasih Jang Geum memasakkan sesuatu untuk Min. Min Jung-Ho kembali dan menikmati makanan tersebut. Tanpa disadarinya seseorang telah datang, yaitu Geum Young yang telah berhubungan lama dengannya. Dia juga membawakannya hadiah yang dibawaya dari pamannya Choi Pan Sul. Min Jung Ho bertanya kenapa datang ke tempatnya tiba-tiba, tumben dulu kan telah menjauhiya. Geum Young hanya mengeluh kalau dirinya lagi krisis kepercayaan. Min berkata,"Loh kenapa bukankah Geum Young telah bisa menyenangkan banyak orang dengan pekerjaannya, harusnya Nona harus penuh percaya diri".
*******
Raja memerintahkan Nyonya Choi dan Nyonya Han untuk berlomba memasak pada hari ulang tahun putranya nanti dengan menu pilihan Permaisuri.
*******
Segera saja Nyonya Choi membujuk Nyonya Madam Qi Jyu untuk membantunya meraih kemenangan dalam pemilihan calon Dayang Kepala menggantikan Nyonya Jung dan dia berjanji bahwa dia akan memberi imbalan yang setimpal. Choi juga meminta saudaranya, Choi Pan Sul agar mencarikannya bahan-bahan masakan yang berkualitas untuk lomba nanti.
Semua mempersiapkan bahan-bahan. Mereka sulit menemukan jenis bahan yang diminta keluarga kerajaan. Bagaimana mereka memanfaatkan makanan limbah dari hasil produk masakan seluruh warga. Kedua tim berusaha berkeliling. Akibatnya ada yang kurang-kurang, bahkan Jang Geum harus mencari bahan daging sapi. Setelah selesai kompetisi, kedua tim menghidangkan makananannya di depan Juri, Ratu yang menilai saat itu menyatakan bahwa makanan Nyonya Choi lebih enak daripada makanan Nyonya Han. Oleh karenanya Nyonya Han terkalahkan saat itu.
***********
Jang-Geum dan Nyonya Han kalah dalam kompetisi di depan Ratu. Nyonya Han melampiaskan kekalahannya pada Jang Geum. Padahal dia tahu kalau Jang Geum bukanlah penyebabnya, bisa saja Choi melakukan kecurangan. Dia khilaf dan mempersoalkan kelambanan Jang Geum mencari bahan daging bahu sapi sebagai faktor kekalahan. "Jang Geum kenapa kamu hanya memikirkan persainganmu dengan Geum Young, kamu nggak fokus pada masakan....kenapa kamu nggak fokus pada masakan itu, kamu hanya memperhatikan Geum Young," Nyonya kecewa terhadap Jang Geum. Jang Geum hanya diam melihat Nyonya Han marah-marah. Istana memutuskan Jang Geum tidak diizinkan untuk tinggal di istana lagi tanpa dicegah oleh Nyonya Han, walaupun Nyonya Jung berusaha menahannya.
Jang-Geum mengemasi barang-barangnya, sebelum pulang dia minta maaf kepada Nyonya Han. Di rumah Kang Duk Gu, dia bercerita kalau telah menyebabkan kekalahan Nyonya Han dalam kompetisi memasak.
*********
Nyonya Choi menjadi berbunga-bunga karena kubunya menang bersaing, musuhnya berguguran sendiri. Senyum kepuasan mengembang dari bibirnya yang penjilat itu. Karena Jang Geum tidak di istana, Geum-Young menjadi berbunga-bunga, sehingga jalannya untuk mendekati Min Jung-Ho dipastikan lancar.
********
Dayang-dayang lain ingin menjadi asisten Nyonya Han yang baru menggantikan Jang Geum. Young-Noh pergi ke Nyonya Han dan memintanya agar dia ingin menjadi asisten Nyonya Han. Nyonya Han menyuruh Young-Noh untuk mengambil air berkali-kali seperti waktu Jang Geum masih kanak-kanak. Demikian pula dengan Chan-Ee, disuruhnya untuk mengambil 100 jenis bahan makanan dalam sehari seperti yang dilaukan Jang Geum. Lalu Yun-Saeng juga mencoba pula untuk menggantikan Jang Geum. Ketiganya tak satupun yang mampu menggantikan Jang Geum. Jang Geum berbeda dengan yang lainnya, talentanya, hubungan batin antara Ibu dan anak. Itu tidak bisa dimiliki oleh yang lain.
*********
Waktu berlalu dengan sendirinya, Nyonya Han dan Nyonya Jung berselisih paham tentang Jang Geum. Mistikus hubungan Nyonya Han - Jang-Geum telah mengembalikan Jang Geum ke istana. Jang Geum mendapat kesempatan baru lagi di istana.
****
Kang Deok Gu datang dan mengabarkan kalau Jo Sang-Gong menjadi sakit karena saudaranya meninggal. Dia terus berbaring di tempat tidur. Dia ingin makan bubur kegemaran saudaranya itu. Padahal tepung beras yang untuk membuat bubur tersebut sangat langka. Nyonya Han memutuskan untuk maju sendiri dalam kompetisi berikutnya sementara Jang Geum mencari tepung beras pesanan Jo Sang Gong.
**********
Nyonya Choi melaporkan kepada Dayang Sekretaris Kerajaan kalau Nyonya Jung dan Nyonya Han tidak saling bicara. Hal itu dikhawatirkan akan berpengaruh pada pencalonannya menjadi Kepala Dayang istana.
**********
Di tempat lain Min Jung-Ho menghampiri Jang Geum yang baru bersedih. Mereka saling curhat dan Jang Geum pun bisa menghilangkan rasa sedihnya di pantai dengan bercanda. Jang Geum bercerita tentang dirinya yang ditinggalkan kedua orangtuanya sejak kecil. Min Jung Ho berusaha menghiburnya. Di tempat itu mereka bersenang-senang.
***********
Jang-Geum berkata pada Min Jung-Ho bahwa dia mendapat pelajaran penting dari kekalahannya yang lalu itu dan mengecewakan Nyonya Han dan Nyonya Jung. Dia menyadari bahwa dia akan kalah apabila dia hanya berpikir untuk menang dan dapat hasil akhir, yang penting adalah konsentrasi dan fokus dengan apa yang kita kerjakan. Min berkata kalaupun dia pernah berbuat kesalahan sekali, tetapi dia akan tetap bisa membuat tersenyum bagi yang mencicipi makanannya. Jang Geum juga merasa selalu menyebabkan orang-orang yang dicintainya meninggalkannya hanya karena tidak bisa menahan diri. Min Jung Ho berhasil mengembalikan senyuman Jang Geum.
Geum-Young menyaksikan kemesraan keduanya. Dia menjadi gelisah dan mempertajam perselisihannya dengan sahabat kentalnya Jang Geum.
********

Monday 21 April 2008

Memasuki Dunia Museum!!!

Apa itu museum ? Museum adalah suatu institusi/lembaga yang melestarikan dan menyajikan berbagai koleksi benda-benda budaya or bukti-bukti material kemanusiaan dan lingkungan untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Fenomena zaman sekarang menunjukkan penurunan apresiasi generasi muda terhadap peninggalan nilai sejarah dan budaya, salah satunya terhadap museum. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan kurangnya kunjungan ke Museum, atau dengan kata lain Museum bukanlah menjadi pilihan utama dalam menikmati liburan. Berkunjung ke museum bukanlah hal yang fashionable bagi generasi muda. Semoga ini hanya prasangka, kalau ada indikasi bahwa semakin sering generasi muda berkunjung ke Museum, semakin banyak teman yang menganggapnya aneh, ketinggalan zaman. Oleh karenanya ada semacam zombie bila harus berkunjung ke museum. Museum dianggap alternatif yang ke sekian setelah salon dan mall. Belum ditemukan generasi pecinta museum, tetapi generasi mall semakin banyak bermunculan seiring dengan semakin banyaknya supermall, hypermall, supermarket, plaza yang tumbuh bagai jamur di musim hujan di beberapa kota, termasuk Yogyakarta. Anak-anak sekolah masuk museum karena tugas wajib dari sekolah, jadi pengenalan museum hanya karena kewajiban edukatif. Menurut data terpercaya, ada kecenderungan turunnya minat wisatawan terhadap museum. Pada tahun 2004 pengunjung museum hanyalah 12 % dari total kunjungan wisata di Yogyakarta. Dari total kunjungan museum di Yogyakarta, yang mendapat banyak kunjungan antara lain Museum Sonobudoyo, Museum Kereta Kraton, Museum Benteng Vredeburg, Monumen Jogja Kembali, dan Pagelaran Sitihinggil.

Ada semacam celetukan yang pernah muncul tentang museum :

"Mari kita ke museum!", maka akan terjawab,"Lu saja kali, gue kagak, kuno amat, mendingan ke mall (bisa molor)"

"Ini kalau berpakaian kok nggak rapi, kumuh, lusuh, compang-camping, rambutnya tidak sisiran, pakai sandal ke kampus, memangnya mahasiswa jurusan ke museum, pasti ini Fakultas Sastra Ilmu Budaya nih, emangnya mau masuk museum...."

"Isteri hanya pakai daster saja, di dapur, perlu masuk museum.............."

"Ada dosen yang auranya tidak dosen, tidak berpakaian rapi, mungkin mau dimuseumkan, atau mungkin dosen permuseuman......................."
Seolah-olah museum itu gudang yang pengap, berhantu, penuh debu. Padahal di luar negeri museum adalah tempat yang sangat fashionable, lux, sense of art, ruang yang penuh keindahan di mana kita masuk ke dunia lain dengan dimensi waktu yang berbeda seperti dalam film "Request Time". Sebuah film kartun yang menceritakan perjalanan anak-anak muda dan jin lampu ajaib menembus seluruh dimensi waktu. Mereka bisa sampai kepada arena atletik Athena, Yunani pada zaman Peradaban Barat Klasik, kemudian sampai ke Baghdad, kemudian bisa juga sampai ke ruang studio pelukis Monalisa.

Museum belum mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangan dan pengelolaannya. Bagi kota Yogyakarta, museum dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pencitraan kota budaya, kota pendidikan, dan kota tujuan wisata terkemuka. Kebanyakan yang terjadi struktur keorganisasian museum masih sederhana sehingga berpengaruh pada mekanisme kinerja museum. Dibandingkan dengan negara lain seperti Belanda, Turki, Alexandria, Perancis, prinsip-prinsip design arsitekturnya belum menarik perhatian masyarakat. Publikasi dan promosi museum masih kurang, padahal ada kemajuan teknologi informatika. Museum bisa divisualisasikan sehingga terkesan hidup dan menarik anak muda. Kesan museum is "piece of art" dan fashionable masih rendah. Di beberapa negara sering ada acara fashion show di museum yang akan menambah daya tarik pengunjung pada museum. Gerakan sadar museum sudah dilakukan berbagai cara, dengan lomba-lomba, kurikulum wajib kunjung museum, rupanya itu hanya fenomena yang sesaat. Sebuah museum di Belanda, yaitu Museum Etnologi Leiden, difungsikan sebagai tempat seni pertunjukan dan even-even dan memiliki banyak program seperti Australia, the land of the people", A Balinese gamelan workshop, lunch or dinner dengan suasana Mediterania. Di sana tampak ada perputaran koleksi pajang secara terjadwal, toko buku, exhibition online, pusat belajar, restoran dan sebagainya.
Di museum De Hoge Veluwe, Belanda, pengunjung bisa menikmati keindahan alam flora fauna dan seni dengan paket yang beragam.
DIY memiliki 32 museum, tetapi baru 30 yang masuk ke dalam Badan Musyawarah Museum. Di antara ke 32 museum itu yang paling lengkap dan koleksinya paling tua adalah Museum Sonobudoyo, dan ini dibuktikan oleh MURI.
Museum Negeri Sonobudoyo terletak di Jl. Trikora 6 Yogyakarta. Museum ini merupakan museum sejarah dan etnografi.
Museum Ullen Sentalu ada di lereng Merapi. Museum ini mempunyai dua bangunan utama : Gua Selo Giri dan Kampung Kambang (kompleks bangunan atas air). Posisinya yang berada di kawasan wisata Kaliurang, menjadi daya tarik tersendiri. Kita bisa melihat perpaduan keindahan alam, bangunan arsitektural, pernak-pernik dari Museum.
Museum Benteng Yogyakarta, Jl A. Yani 6 Yogyakarta. Museum ini berlokasi di bekas Benteng Vredeburg. Museum ini menyajikan karya arsitektural kolonial Belanda dan diorama perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan.
Museum Kraton Yogyakarta, di kompleks Kraton Yogyakarta, terdiri dari Museum Lukisan, Museum Kraton, Museum HB IX. Koleksi kereta yang ada di sana antara lain adalah : Kereta Kiyai Jaladara, Kereta Kiyai Manda Juwala, Kereta Kutaka Kaharjo, Kereta Kiyai Kanjeng Nyai Jimat, Kereta Kiyai Garuda Yeksa, Kereta Janasa, dan lainnya.
Museum Puro Pakualaman, berlokasi di kompleks Puro Paku Alaman, terdapat banyak benda-benda bersejarah dan kebudayaan masa silam.
Museum Sasmita Loka Pangsar Jenderal Soedirman, di Jl. Bintaran Wetan. Museum ini ditujukan untuk mengenang jasa-jasa, nilai-nilai kepahlawanan Pangsar Jenderal Soedirman.
Museum Monumen Jogja Kembali, di Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Museum ini sebagai tetenger peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Bentuk museum Monjali berupa kerucut/tumpeng. Di dalamnya berisi diorama, benda-benda bersejarah, ruang refleksi diri di bagian atas. Dan masih ada beberapa museum lagi di Yogyakarta.

Wednesday 16 April 2008

Perempuan-perempuan dan Wanita-Wanita

Gaung Hari Perempuan Sedunia 8 Maret lalu, terus berlanjut hingga 21 April mendatang pada peringatan Hari Kartini.

Ada sebuah buku yang mengungkapkan perjuangan melawan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, pendidikan yang dikarenakan perbedaan gender. Buku ini dieditori tiga perempuan : Arimbi, Sri Sulistyani, Indriaswati Dyah Saptaningrum dengan gawang 4 penulis pejuang hak-hak kaum perempuan di negeri ini, Rudiah Primariantari, Alberta Rika Pratiwi, Ilsa Nelwan, Gail Maria Hardy.

peremp2.jpg

Sepanjang sejarah peradaban dan kebudayaan manusia banyak sekali kasusu tentang keberdayaan dan ketidakberdayaan perempuan. Dari keratuan Ratu Simha, Ratu Elizabeth I, TribhuwanaTunggadewi, Margareth Tatcher yang menjadi adidaya pada zamannya, hingga ketidakberdayaan para TKW (pejuang devisa) yang nasibnya untung-untungan, para Jugun Ianfu yang menjadi budah kolonial, wanita-wanita di daerah jajahan Palestina, Bosnia dan sebagainya. Manusia yang tidak berhati adalah yang tidak terpanggil nuraninya.

Buku setebal 148 halaman, terbagi dalam 6 bab pokok pembicaraan, secara penampilan memang sangat menarik untuk dibaca. Pasti menjadi konotasi yang positif maupun negatif bagi para pembacanya.

Persoalan gender memang sangat menarik untuk dibahas dari sudut manapun, sosial, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Perbedaan gender tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis, tetapi juga faktor sosio kultural yang dalam hal ini meliputi lingkungan, adat istiadat, kondisi ekonomi, kondisi politik.

Faktor-faktor tersebut menjadikan pemilik tubuh dan sensualitas bukan laki-laki menjadi terbelenggu dan tereksploitasi oleh kepentingan pribadi maupun yang lain. Masyarakat modern menuntut tubuh sebagai mesin produksi.

Penulis buku ini menggunakan pendekatan sejarah- kultural. Rudiah Primariantari dalam “Negara Birokrat dan Ibu (Bapak) Pejabat” berpendapat bahwa usaha perempuan untuk berperan dalam lingkungan publik dimulai pada awal abad 20 dengan berdirinya putri mardiko tahun 1912, disusul oleh organisasi-organisasi yang lain. Usaha emansipasi itu terbias oleh kelompok politik. Mereka pada awalnya menjadi organisasi independent, tetapi lama-lama menjadi organisasi bayangan organisasi politik pria.

Alberta Rika Pratiwi mengungkapkan tentang kemungkinan pemberdayaan wanita melalui konsep kultural 3M (macak, manak, masak). Bagaimana agar konsep tersebut menjadi produktif dan menghasilkan keuntungan ekonomi. Keahlian masak seorang perempuan harus dijadikan alat untuk meningkatkan pendapatan negara dengan industri pangan, industri kuliner. Produksi makanan memberi untung yang lumayan. Keahlian merias harus dijadikan alat untuk menghasilkan uang. Kursus rias, kursus menjahit, kursus foto model telah terbukti mampu mengangkat harkat martabat orang. Lihat saja nasib para foto model dan peragawati semacam Thomas Djorghi, Gunawan, Nadhine Chandrawinata, Marchel Chandrawinata, Mischa Candrawinata, Ivan Gunawan, ratih sanggarwati, keluarga Haque, dan sebagainya. Lapangan ekonomi mereka semakin luas saja. Konsep manak juga harus dihubungkan dengan usaha kesehatan dalam keluarga. Dalam film Korea ditanyakan siapakah sebenarnya tabib paling hebat, pelayan paling hebat, ternyata jawabannya “Ibu”. Wanita sangat berperan dalam kesehatan keluarga.

Sementara itu Rudiah Primariantari cenderung melihat perempuan di lapangan publik. Pada masa pergerakan nasional muncul banyak organisasi wanita yang bersifat agamis dan nasionalis. Akhirnya organisasi-organisasi perempuan cenderung menjadi bias politik para pria.

Alberta Rika Pratiwi memberikan kritikan terhadap perilaku pola makan Ibu-Ibu yang tidak memperhatikan kebutuhan tubuhnya, padahal semakin industries seorang wanita, semakin banyak tuntutan akan makanan sehat. Mereka lebih suka fast food yang diolah dengan peralatan modern dan ditambah zat adiktif. Padahal mesin produksi wanita modern membutuhkan banyak makanan bergizi untuk menunjang vitalitas kerja.

Menurut Ilsa Nelwan, pengaruh adat tradisional dan situasi ekonomi mengakibatkan kesehatan para wanita ketika melahirkan berkurang. Ekonomi ini juga berpengaruh pada kesempatan para wanita dalam mengakses pengetahuan dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Bias gender telah menyebabkan ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi para wanita. “Surga di telapak kaki Ibu, mungkin….Tingginya angka kematian Ibu ketika melahirkan. kematian tersebut telah diakibatkan oleh keterbatasan informasi, pengetahuan, teknologi dan ekonomi modern dari warga yang bersangkutan. Rendahnya angka kesehatan reproduksi diakibatkan oleh rendahnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan. Hal tersebut terjadi turun temurun.

Perpaduan antara pengaruh adat tradisional dengan kondisi ekonomi telah berakibat pada rendahnya tingkat kesehatan Ibu dan anak, walaupun pemerintah telah mengambil kebijakan politis untuk mengantisipasi rendahnya angka kematian mereka, selain dengan peningkatan pelayanan kesehatan. Terjadi gab (jurang) antara petugas kesehatan dengan rendahnya kesadaran masyarakat dan wanita dalam persepsi dan intepretasi mereka tentang kesehatan masyarakat. Masyarakat biasanya kurang terkonstruk untuk menyiapkan kelahiran baik dari segi materi maupun non materi. Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan tanpa diimbangi kesadaran pola hidup yang terkonstruk dari masyarakat karena bias gender.

Gail Maria Hardy dalam urainnya “Ketubuhan Perempuan dalam interaksi Sosial: Suatu Masalah dalam heterogenitas Kelomponkya” mengungkapkan kompleksitas masalah perempuan yang diakibatkan oleh heterogenitas kelompok. Di Indonesia permasalahan perempuan tidak lepas dari heterogenitas kelompok. Di Indonesia masalah tersebut diakibatkan oleh hubungan antara laki-laki dan perempuan yang lebih merupakan suatu hubungan hegemoni yang kurang seimbang dan tidak setara. Pihak yang satu berusaha mengubah kualitas hubungan dengan meningkatkan keberdayaannya, sedangkan pihak yang lain justru ingin mempertahankan status quonya agar hegemoni kekuasaan tetap berada di tangannya. Perbedaan gender antara lelaki dan perempuan tidak hanya disebabkan oleh faktor fisik dan biologis, tetapi juga psikologis/persepsi (menimbulkan karakter feminin dan maskulin). Feminitas sebagai pemegang hegemoni belum tentu tidak sukses. Perbedaan gender telah terkonstruk dalam masyarakat me4lalui sosialisasi dan enkulturasi, sehingga mengakibatkan diskriminasi dalam pembagian pekerjaan. dalam sektor domestik kecantikan dijadikan hadiah bagi seorang lelaki, tetapi sekarang kecantikan menjadi simbol aktualisasi diri, alat pertahanan diri, alat meningkatkan prestise sosial dan ekonomi. Jadi tidak benar juga kalau ada yang bilang Cantik itu luka. Karena dengan hanya kecantikan ternyata banyak orang lebih diterima dalam masyarakat. Banyak perempuan terpedaya oleh kelakuannya sendiri maupun diskriminasi gender itu sendiri. Banyak perempuan terpedaya oleh mitos kecantikan, sehingga rela membuang materi untuk beli produk kosmetik, menjadi korban promosi industri kecantikan.

Semakin rendahnya tingkat ekonomi dan status sosial masyarakat wanita, semakin rentan terhadap eksploitasi ketubuhan dan seksualitasnya. Mereka akan terkungkung dalam tugas-tugas domestik. suatu saat akan menjadikan seksualitas dan ketubuhan menjadi modal bisnis industri, jika dia berada dalam tingkat ketidakberdayaannya. Tingkat pemahaman perempuan terhadap jatidirinya, ketubuhannya, seksualitas berbeda-beda, sehingga jalannya pemberdayaan perempuan bersifat heterogen. Kontrol perempuan terhadap kapasitas dirinya tersebut akan menjadi alat pengendali untuk memperoleh otoritas dalam interaksi sosial dan otonomisasi dirinya.

Dengan membaca buku ini, kita akan terbuka terhadap kasus-kasus diskriminasi gender di dalam masayarakat. Dalam kasus pemberdayaan wanita harus ada kemitraan antara pemerintah, lingkungan masyarakat, dan yang bersangkutan. jangan-jangan yang diperjuangkan malah tidak mau tahu.

perempuan.jpgperemp4.jpg

Pemerintah perlu memberi kesempatan kepada para wanita untuk maju dan membebaskan diri dari prasangka-prasangka yang justru menjerumuskan wanita dalam isolasi gender. Pihak perempuan sendiri harus memahami dan menyadari kapasitas dan kekuatanya sehingga tidak menjadi alat. Peran wanita di tengah-tengah publik dan dalam tugas domestik harus seimbang.

Alexandria, Simbol Kecemerlangan Peradaban Masa Lalu

Alexandria dan Kyoto merupakan contoh keberhasilan pembangunan kota berbudaya di dunia, sehingga termasuk dalam liga kota budaya dunia. Alexandria memiliki kenangan sejarah kegemilangan yang juga masih bertahan hingga sekarang, walaupun mengalami pasang surut dalam sejarah penentuan jatidirinya. Alexandria yang sekarang ini merupakan akumulasi pasang naiknya peradaban yang berusaha dibangkitkan dan diabadikan oleh beberapa person.

Setelah ditemukan oleh Alexander yang Agung atau Iskandar Zulkarnain pada tahun 331 SM, kemudian dibangun dan dijadikan Ibukota Mesir Kuno pada zaman hellenistik yang disimbolkan melalui mercusuar legendaris Pharaos (salah satu keajaiban dunia). Di sinilah terjadi perseteruan Cleopatra dan Mark Antony. Di sinilah pusat pendidikan dunia kuno. Alexander berusaha memadukan unsur-unsur budaya Timur dengan budaya Yunani dan Romawi yang merupakan cikal bakal kebudayaan Barat.

Dibalut pesona pantai Laut Mediterania yang bagaikan surga, bagaikan intan permata / zamrud Mediterania (pearl of Mediterranean). Terhampar di sebelah barat laut delta Nil. Alexandria mulanya merupakan sebuah perkampungan nelayan, bernama Pharaos, kampung ini memiliki pantai yang indah. Alexandria bernama lain Iskandariah.

Ketika Alexander The Great atau yang dalam dunia Islam dikenal dengan nama Iskandar Zulkarnain, dia tertarik untuk membangun kota ini, “Di sinilah aku akan membangun kota yang sudah kuimpikan sejak lama.” Iskandar Zulkarnain adalah raja yang terkenal dengan julukan ‘Raja Bertanduk’. Petualangan beliau ke timur membawa ide-ide hellenistik yang memadukan dunia Timur dengan dunia Barat. Iskandar sangat terkagum-kagum dengan pesona alam ini, dapat dikatakan sebagai jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak main-main dengan ucapannya, beliau segera mendatangkan ahli tata kota dari Yunani, dan pada musim gugur 332 Sebelum Masehi Alexandria atau Iskandariah mulai dibangun.

Ide-ide Denokrates mampu menyulap Iskandariah dari perkampungan nelayan sebagai kota yang berbalut gemilang peradaban. Peradaban yang tinggi itu dihasilkan dari perpaduan ide-ide dan kerja keras dari banyak person. Selama hampir 1000 tahun menjadi ibukota Mesir hingga penaklukan Islam pada tahun 21 H (621 M). Baru setelah pendirian Kairo oleh penguasa Islam ibukota Mesir dipindahkan dari Alexandria ke Kairo.

Kota kosmopolitan yang berbalut kegemilangan peradaban masa silam dihidupkan kembali oleh banyak person. Salah satunya yang dibangkitkan kembali adalah Perpustakaan Iskandariah. Perpustakaan Iskandariah berdiri atas peran aktif Dinasti Ptolemi yang berkuasa di Mesir pada periode Hellenistik. Ptolemi I (323 - 284 SM) yang bergelar Soter adalah komandan militer dan penulis biografi Iskandar Agung. Ia merupakan sosok yang cinta ilmu. Ptolemi kemudian membangun Mouseion, pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan perpustakaan yang mengoleksi berbagai buku. Mouseion diambil dari bahasa Yunani yang berarti tempat beribadah seluruh Tuhan ilmu pengetahuan dan seni. Selain mengoleksi buku-buku berbahasa Yunani, perpustakaan ini dulunya menyimpan berbagai manuskrip Mesir kuno serta sebagian kitab Hindu dan Budha. Mouseion merupakan Universitas Alexandria Kuno di Mesir Kuno. Ahli arkeologi Polish telah menemukan 13 aula kuliah sebuah Universitas Alexandria Kuno di Mesir kuno.

Sampai masa Ptolemi III tercatat sekitar 700.000 buku tersimpan di sana. Dari tradisi kepustakaan ini dari Alexandria muncul ilmuwan-ilmuwan terkenal yang berjasa bagi kesejahteraan manusia di dunia. Muncullah Archimedes, seorang ahli Matematika abad ketiga sebelum Masehi yang menghasilkan banyak penemuan ilmiah; Aristarchis dari Samos, astronom abad ketiga SM, orang pertama yang berspekulasi bahwa planet-planet mengitari matahari, menggunakan trigonometri untuk menghitung jarak dan ukuran matahari dan bulan; Kalimakhus, pujangga dan kepala perputakaan abad ketiga, menyusun indeks pertama untuk perpustakaan Alexandria, sebuah karya yang membangkitkan kesusastraan Yunani Klasik; Euclides, penemu ilmu geometri, matematika dan arsitektur; Dionysus, penemu ilmu dasar bahasa; Erasthostenes, Mr Beta, ahli ilmu falak, sejarah dan filsafat; Hypatia, seorang wanita ahli matematika dan astronomi; Earasthotenes, ahli ilmu bumi dan astronomi.

Setelah selama tiga abad kekuasaan Ptolemi berjaya, perpustakaan mengalami keruntuhan. Pada masa-masa berikutnya Alexandria mengalami kemunduran. Ketika Napoleon mendarat di Alexandria, tempat ini telah menjadi perkampungan nelayan. Dari abad 19 Alexandria mengemban peran baru sebagai pusat ekspansi perdagangan dan pelayaran Mesir. Oleh banyak persona kota ini mulai dibangkitkan kembali. Lukisan tentang zaman keemasan Alexandria telah diabadikan oleh penulis-penulis semacam E.M. Forster dan Cavafy. Atas prakarsa UNESCO bekerjasama dengan pemerintah Mesir dan berbagai organisasi yang mempunyai perhatian terhadap ilmu pegetahuan dan teknologi, muncullah ide untuk menghidupkan kembali perpustakaan ini. Merogoh kocek sebanyak 220 juta dolar Amerika, perpustakaan ini didesain modern.

Dalam bulan Oktober 2002 dibuka kembali perpustakaan masa lalu, di dalamnya berisi sekitar 400.000 buku ditambah sistem komputer modern dan mutakhir memungkinkan pengunjung mengakses koleksi perpustakaan lain, koleksi utama dititikberatkan pada peradaban Mediterania bagian timur. Perpustakaan baru memiliki kapasitas 8.000.000 buku. Perpustakaan ini menyediakan 500 unit komputer untuk memudahkan para pengunjung mencari katalog, dilengkapi ruang konferensi dan pustaka Thaha Husein bagi tuna netra, pustaka anak-anak, museum peninggalan kuno, manuskrip serta 5 lembaga riset.

Selain tradisi keilmuan yang kuat di Alexandria, kita akan melihat banyak tempat yang menebar pesona keindahan. Gedung-gedung bertingkat dibangun di tepi laut. Apabila kita berjalan menyusuri Kanal Mahmudiya yang berhadap-hadapan dengan kawasan industri dan kelas pekerja kita bisa menikmati keindahan Alexandria yang kosmopolitan dan bohemian. Dengan jalan beraspal kuno yang dibatasi kanal dan pepohonan. Kemudian Mercusuar Pharaos yang legendaris yang menjadi bagian dari keajaiban dunia. Museum Sejarah Alam, Kebun Raya Zoologi, Museum Seni Rupa, Istana Antoniad yang terletak di dekat kuburan Roma, Masjid Abu Al Abbas al Mursi (Masjid berbentuk segi enam), Masjid Attarine, Benteng Qeitbey (masjid sekaligus benteng yang terletak di tepi pantai), Masrah Rumani (peninggalan Romawi, ada istana burung), Cotacombs of Kom El Shukafa (tempat penyimpanan mayat) dan Taman Mawar.

Kompleks Muntazah merupakan suatu kompleks taman dikelilingi tembok besar dari selatan, timur dan barat, sedangkan di sebelah utara ada pantai. Area ini pernah dimiliki oleh keluarga Muhammad Ali, penguasa pertengahan abad 19 hingga tahun 1952. Konstruksi dimulai tahun 1892 oleh Raja Abbas H yang membangun istana yang lebih besar, yang kemudian dinamakan Haramlik. Kemudian Raja Farouk membangun sebuah jembatan laut, suatu tempat yang indah untuk menikmati keindahan Alexandria. Taman Muntazah menjadi tempat peristirahatan musim panas bagi Raja Mesir sebelum revolusi 23 Juli 1952 (dari sistem kerajaan ke Republik). Memiliki luas 155,4 ha, taman ini hanyalah taman yang menebar keindahan. Di dalamnya, istana Raja Farouk berarsitektur menawan berdiri kokoh, menghadap Laut Tengah. Istana ini dijadikan istana kepresidenan untuk menyambut tamu-tamu negara.

Alexandria merupakan kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo, dan menjadi ibukota pemerintahan Al Iskandariah. Alexandria memiliki magnet bagi penduduk lain di belahan dunia manapun. Alexandria kota kedua setelah Roma dalam luas dan kekayaan. Dalam warna kehidupannya menunjukkan atmosfer Mediterania daripada Timur Tengah. Kota tersebut merupakan kota perdagangan, kota kosmopolitan dan budaya Bohemian yang dirintis oleh imigran dari Yunani Italia. Banyak manusia berdatangan ke taman impian ini. Pendudukpun menyambut dengan keramahtamahan demi kotanya, mereka rela berjam-jam melukiskan tempat-tempat wisata di Alexandria. Didukung dengan jasa transportasi dan penginapan yang murah. Dapat ditempuh dalam 2 jam dengan kereta api dan 2 setengah jam dengan berbus ria dari Kairo. (ekosuryanti@yahoo.co.id)

Children in Java Tradition

In Javanese tradition we find manythings that details, sakral/pure and mistical. They all become culture heritage for Java (Yogyakarta and Solo specially). In Javanese tradition if many parents have some children with kinds such as below, they must be do a ceremony, is named ruwatan. They must take a bath with rose, jasmine flower and 5 kinds of colours again (seven colours flowers or a park flower). But they can’t do it themself, they need a man who know other world that can’t be looked by our eyes, but just with eyes of mind and heart (is like six sense). In ruwatan tradition they also include wayang shows. So, the ruwatan tradition are held together puppet shows.

ruwat.jpg

The theme of wayang story in ruwatan usually tell about Batara Kala (Kala Goddes). The children who included in these kinds below must get “ruwat for their safeness. But around the time, it is just in tradition that not all people can’t hold this. Many people believe their religion so much, they believe that it don’t need to be done again. We can pray and get protection from our God. If the parents have only one son, it is named ontang anting kid. If the parents have only two son, it is named uger-uger lawang kids.

bayi.jpg

And If the parents have : three male kids, is named cukit dulit kids.

Four male kids, are named saramba kids.

five male kids are named pandhawa lima kids.

only one female kid is named unting-unting kid.

only two female kids are named kembang sepasang kids.

only three female kids are named gotong mayit kids.

If the parents have four children but they all are female, are named sarimpi kids. If the parents have five children but they all are female, are named pancagati.

If the parents have two children, boy and girl, they are named kedhana kedhini. If the parents have two chlidren, girl and boy, are named kedhini kedhana. Three children, boy - girl - son, are named sendhang kaapit pancuran. Three children, girl - boy - girl, are named pancuran kaapit sendhang.

Four children, consist boys and girls, are named keblat papat. Five children, consist sons and daughters, are named sepasar. Five children, consist four daughters and just one son are named ipil-ipil (pipilan). Five children, consist four sons and just one daughter are named padangan. Six children, consist five sons and just one daughter (youngest) are named pandhawa nyandhangi.Two children was born together are kembar. Two children, son and daughter was born together, are named dhampit. Many children, turn son then daughter, son again, then daughter again and so on, are named gilir kacang. But if many children, not in turn, can son first or daughter first born, then son again, then son again, then daughter and so on, in example, are are named lumpat kidang. Many sons and one daughter (youngest) are named grandhel. Many sons and one daughters in middle are named gendhong. Many daughters and one son in the middle are named pathok. Many children, but the number of sons more than the daughters, are named sumarak. Many children, still one is life, are named anggana.

Black all skin kid is cemani. White all skin kid is wungle or bule. Two children with different skin colour are named godhong kasih.Child was born together with risingsun is named julung kembang. Child was born at middle day is named julung sungsang. Child was born near sunset is named julungsarap. Child was born together with sunset is named julung caplok.

Children was born in travelling, are named margana. Children was born in the war, are named wuyungan. Children was born when their mother are in the vehicle, are named wahana. Children was born before their time, are named jempina. Children was born without father are named yatim. Children was no father and mother are named lola. Child was born, but its mum dead, are named konduran.

ruwat-bayi.jpg ruwat-bayi2.jpg

Child who was born with very very curly hair, is like hawaian, named bocah gimbal. This child is also sukerta human, who must cleaned by ruwatan ceremony, it hope the human will never get badness in the life.(ekosuryanti wordpress)

Ki Hajar Dewantara, Profil dan Pemikirannya (1)

Sejarah umat manusia membuktikan bahwa sebutan pahlawan atau bukan bisa dilihat dari mana memandangnya. Bangsa Indonesia selalu menganggap Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan yang berhak mendapatkan bintang mahaputera, tetapi bagi Belanda mungkin dianggap pengganggu stabilitas pemerintahan Hindia Belanda saat itu. Dan itu terjadi di sudut mana saja.

Bicara tentang pahlawan, kita memiliki ratusan tokoh besar yang berjasa untuk Indonesia. Banyak di antara mereka yang kebetulan berasal atau pernah ditempa di kawah candradimuka Yogyakarta, antara lain adalah Ki Hajar Dewantoro, Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Pangeran Diponegoro, Sri Sultan Hamengkubuwono I, dan lain-lainnya.

ensik.tok.indKi Hajar Dewantoro merupakan tokoh nasional, tokoh kemerdekaan, dan tokoh pendidikan nasional. Kita akan mengenal Ki Hajar Dewantara melalui karangan-karangan beliau yang terangkum dalam buku Karya K.H. Dewantara : Bagian pertama, Pendidikan.

Sekilas tentang perjalanan hidup Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Jogjakarta, wafat pada tanggal 26 April 1959. Pada tanggal 6 September 1913 sampai 5 September 1919 dibuang oleh Pemerintah Belanda di negeri Belanda.

Pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa dan sampai saat wafatnya terus memimpin perguruan tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 1932 memimpin perlawanan menentang “ordonansi sekolah liar” sampai dicabutnya ordonansi tersebut, didukung oleh segenap lapisan masyarakat dan semua partai politik serta organisasi rakyat Indonesia. Pada tanggal 8 Maret 1955 ditetapkan Pemerintah sebagai Perintis Kemerdekaan nasional Indonesia.

Pada tanggal 19 Desember 1956 beliau mendapat gelar doktor kehormatan (honoris causa) dalam ilmu Kebudayaan dari Universitas Negeri Gadjah Mada. Pada waktu wafat beliau diangkat sebagai Perwira Tinggi dengan pemakaman negara secara militer, tepatnya tanggal 26 April 1959.

Pada tanggal 28 Nopember 1959 diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Pada tanggal 16 Desember 1959 pemerintah RI menetapkan hari lahirnya sebagai hari Pendidikan nasional. Baru pada ranggal 17 Agustus 1960 beliau dianugerahi oleh Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan perang RI Bintang mahaputra I. Prestasi Ki Hajar Dewantoro lebih lengkap dengan tanda kehormatan Satya Lancana Kemerdekaan, 20 Mei 1961.

Ki Hajar Dewantoro sudah mulai dan terus menulis sejak hampir setengah abad yang lampau di berbagai surat kabar, majalah, dan brosur-brosur serta penerbitan lain-lain, tersebar di Indonesia dan di Nederland, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan karya-karya beliau.

Ki Hajar tentang Pendidikan dan pengajaran nasional

Menurut Ki Hajar Dewantara, upaya menjunjung derajad bangsa akan berhasil, apabila dimulai dari bawah. Rakyat sebagai sumber kekuatan, harus mendapatkan pengajaran agar pandai melakukan upaya bagi kemakmuran negeri. Pendidikan anak-anak berarti pendidikan rakyat. Pendidikan harus disesuaikan dengan hidup dan penghidupan rakyat agar lebih berfaedah bagi perikehidupan bersama. Pendidikan harus bisa memerdekakan manusia dari ketergantungan kepada orang lain dan bersandar pada kekuatan sendiri. Pendidikan merupakan tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Berarti pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan hanyalah suatu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. Hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, sebagai manusia, sebagai benda hidup, tentu saja hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. kekuatan kodrati yang ada pada anak-anak itu ialah segala kekuatan di dalam hidup batin dan hidup lahir anak-anak itu yang ada karena kodrat. Para pendidik hanya dapat menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan-kekuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya, (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya.

Misalnya : Seorang petani, dia tidak bisa merubah sifat-sifat dasar padi. Seorang petani hanya dapat menumbuhkan padi dengan memperbaiki tanahnya, memelihara tanamannya, memberi rabuk atau air, memusnahkan hama-hamanya. Ia tidak dapat mengubah kodrat tanaman. Ia tidak dapat merubah tanaman padi menjadi jagung dalam tempo tiga bulan. Pak tani harus takhluk pada kodrat padi. Seorang petani hanya dapat menjadikan padi tersebut tumbuh berkembang dan menghasilkan panen yang besar.

Sekolah Taman Siswa.

Tugas seorang petani hampir sama dengan seorang guru. Pendidikan hanya bisa menuntun pertumbuhan anak didiknya. Pertumbuhan anak-nak tergantung kodrat dan keadaan masing-masing. Anak yang tak baik dasar jiwanya dan tidak mendapat tuntunan pendidikan, dikhawatirkan akan menjadi orang jahat kalau tidak ada tuntunan. Dengan tuntunan tersebut seorang anak akan mendapat kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, akan menjauhnya dirinya dari pengaruh jahat, buruk.

Pengaruh-pengaruh tidak baik yang datang kepada anak-anak boleh jadi bersal dari keluarganya. Anak-anak yang serba kekurangan tentu akan menghalangi ambisinya untuk mendapatkan pendidikan, sehingga kecerdasannya tidak bisa tumbuh seperti yang diharapkan. Mungkin juga mungkin perangai dari anggota keluarganya yang kurang menunjukkan keluhuran budi pekerti.

Mengenai perlu tidaknya tuntunan di dalam tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal perlu tidaknya pemeliharaan dalam pertumbuhan tanaman. Misalnya, kalau jagung yang baik dasarnya jatuh pada tanah yang baik, banyak airnya, dan dapat sinar matahari, maka pemeliharaan-pemeliharaan dari Pak Tani akan menambah pertumbuhan dan hasil panen menjadi lebih baik. Kalau tidak ada pemeliharaan, sedangkan keadaan tanahnya tidak baik, atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak baik, kurang sinar matahari, maka tetap saja jagung itu tidak bisa tumbuh dengan baik. Sebaliknya apabila jagung itu bibitnya tidak baik, tetapi selalu dipelihara dengan baik oleh Pak Tani tentu saja hasilnya akan lebih baik daripada biji jagung yang tidak baik lainnya. (hlm 22)

Heroes Messages

1. Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang :

” Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugrahNya yang tiada ternilai harganya”

(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyatnya akibat perlakuan kaum penjajah)

nyi-ageng-serang.jpg

Translate :

Message from Indonesia National Hero, Lady ( Nyi ) Ageng Serang, from Central Java (Islamic Mataram Kingdom)

“For soul safety and tranquility, we must bring ourself closer to our Supreme God, people who bring ourself closer to God, they will never sink in bad life, and will not be afraid be up against many difficulties of life, because God will always guide and shower us with blessing, property which is really valuable in life….”

(It is informed by her when she was hearing apprehensive complaints and sighs of her followers and people caused by colonialist action)

2. Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman:

” Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah saya, Saya akan meneruskan perjuangan ini . Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus untuk negeri ini”

(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman sesungguhnya dalam keadaan sakit, ketika menjawab peryataan Presiden yang menasehatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya)

jenderal-sudirman.jpg

The meanings of General Sudirman message : “My best place is between my soldiers, I will remained continou struggle, Indonesian National Troops will be in forever struggle to Indonesia”

He informed at the last hours before Yogyakarta falled down and really he was sick and in bad condition, when he answered Presidet statement who has advised him to remained lived in the city to get nursing for his health.

3. Pesan Pahlawan Nasional Prof. DR. R. Soeharso :

” Right or Wrong is my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu lah kita wajib memperbaikinya”

The meanings of Prof Dr R Soeharso’s message : Right or wrong is my country, evenless our country in bad situation, so exactly this time we must improve it.” (Statement as a nationalist and patriotist)

(Pernyataan sebagai seorang nasionalis dan patriotis)

4. Pesan pahlawan nasional Prof. Moh. Yamin,SH

” Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi memang benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa Indonesia Sendiri”

(Disampaikan pada Kongres Pemuda II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana ia menjabat sebagai sekretaris).

muh-yamin.jpg

Message from Mr. Moh Yamin , “Idea to uniting Indonesia is not boasting, but truly supported by powers that was rising from the root of Indonesian history self”. (It is confirmed in Youth Congres II in Jakarta, 27th-28 th of October 1928 which presented by multi youth and students organization, that he was as a secretary)

5. Pesan Pahlawan Nasional Supriyadi :

” Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi”

(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan pemerintah Jepang)

Message of National Hero Supriyadi : “We, are struggling, don’t ever hope high position, status or salary” (It was confirming when he led secret meeting presented by several PETA (motherland hero) members to revolt attacked Japan colonialist government about in 1942-1945)

supriyadi.jpg

6. Pesan Pahlawan Nasioanal Teuku Nya’ Arif :

” Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama”

(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra)

7. Pesan pahlawan Nasional Abdul Muis :

” Jika orang lain bisa, saya pun juga bisa, mengapa pemuda pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang”

(Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakuan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad wakil SI)

Hero Abdul Muis said,”If other people can do somethings, I also can do, why not with our youth, if they really want to struggle”

8. Pesan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo/KGPAA Mangkunegoro I :

- Rumangso melu handerbeni (merasa ikut memiliki)

- Wajib melu hangrungkebi ( wajib ikut mempertahankan)

- Mulat Saliro hangroso wani (mawas diri dan berani bertanggung jawab)

(Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I)

Message of Prince Sambernyowo/KGPAA Mangkunegoro I (Three kindness pronciples):

- feeling to follow as owner

- compulsory to follow in defending

- through introspection and brave to be responsible

9. Pesan Patih Gadjah Mada (Vice King in Majapahit Kingdom)

“Sumpah Palapa, saya tidak akan makan buah palapa sebelum mempersatukan seluruh Nusantara di dalam naungan kerajaan Majapahit”

Vice King of Majapahit Kingdom said in Sumpah palapa that he will never eat Palapa Fruit (bliss, pleasant simbol) before he succeded in uniting all people in Nusantara under Majapahit Kingdom’s protection. Everyone no believe it, but finally he could prove it.

Jalan Lurus Satria (Knight Straight Way)

Oleh : Romo H.R.M. Tirun Marwito Jatiningrat, S.H.

(Artikel ini telah disampaikan dalam Diskusi Kebudayaan yang diselenggarakan oleh BAPEDA Provinsi DIY, 15 September 2005)

Kalau kita membicarakan soal budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebenarnya kita pertama-tama harus menyamakan kesamaan pandangan kita bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta tidak bisa dipisahkan keberadaannya dengan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang sudah menjadi kodrat sesuai dengan jalannya sejarah. Budaya Ngayogyakarta Hadiningrat adalah budaya Jawa dimana Kraton sebagai pusatnya. Budaya Ngayogyakarta Hadiningrat yang sebenarnya tidak dibatasi dengan Ngayogyakarta secara administrasi seperti sekarang ini, sebagai batas pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang malahan mungkin dianggap tidak termasuk daerah otonomi kabupaten atau kota seperti Bantul, Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul serta Kota Yogyakarta, akan tetapi Ngayogyakarta secara budaya adalah sampai pada daerah-daerah yang budayanya mengikuti budaya Ngayogyakarta.

Perlu diketahui menurut administrasi pada tahun 1755 (Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755) wilayah Ngayogyakarta itu termasuk Sokawati, Pajang, Bagelen, Kedu, Madiun, Magetan Grobogan, Caruban, Palitan, Tulung Agung, Mojokerto, Bojonegoro, Kalangbret, Selo Bumi gede, Wirosari. Tetapi oleh karena akibat penjajahan serta kesalahan kita sendiri, wilayah Ngayogyakarta secara administrasi tinggal Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk 4 kabupaten dan 1 kota seperti tersebut di atas.

Sebenarnya budaya Ngayogyakarta itu tersebar dimana saja ada orang Ngayogyakarta (Yogyakarta) sebagai pendukung / penganutnya. Budaya Ngayogyakarta ada yang fisik (tangible culture) dan ada yang non fisik (intangible culture). Selanjutnya yang akan kita bicarakan lebih mendalam adalah yang non fisik (intangible) yang mempunyai nilai filosofi, kearifan tradisional, moral serta etika.

Hamemayu hayuning bawana adalah suatu visi (impian) local yang mempunyai wawasan global yang bersifat universal, dalam bahasa Jawa yang merupakan angan-angan yang ditujui atau diimpikan (ideal) dalam bahasa kekinian berarti memelihara keselmatan dunia atau memelihara kelestarian bumi sebagai satu ekosistem, maka manusia sebagai khalifah pengemban amanah Allah SWT (Khalifatullah) wajib menjaga keseimbangan hubungan antar manusia, hubungan antara manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan penciptanya.

Untuk mewujudkan visi hamemayu hayuning bawana tersebut di atas dilakukan dengan misi local yang mempunyai wawasan global yang bersifat universal yaitu Hamengku Buwana yang merupakan nama Dinasti yang memerintah di Kerajaan Mataram Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat). Nama Hamengku Buwana dalam Bahasa Jawa terdiri dari kata-kata :

Hamengku yang berarti mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan yang dalam bahasa kekinian berarti memberdayakan SDM dan menjunjung tinggi HAM.

Hamangku yang berarti adil, memelihara, melandasi, memberi dorongan atau menjiwai dan mengayomi yang dalam bahasa kekinian berarti memberlakukan azas keadilan, mengayom dan penegakan hokum (law enforcement).

Hamengkoni yang berarti frame work (kuidance) keteladanan pemimpin dan bertanggung jawab yang dalam bahasa kekinian berarti memberi contoh atau teladan dan bertanggung jawab. Bawana yang berarti dunia atau jagad/bawana.

Selanjutnya tugas dan kewajiban para raja-raja Mataram Yogyakarta (Hamengku Buwana) dalam mewujudkan impian, angan-angan atau cita-cita hamemayu hayuning bawana menjadi Hamengku Buwana (Hamengku, Hamangku dan Hamangkoni) yang selanjutnya akan membentuk jiwa satriya yang terpersonifikasikan (terlihat ujudnya) pada sesosok figur perorangan yang mempunyai sikap :

Nyawiji : memposisikan dirinya yang tidak terpisah dari kelompok lingkungannya atau dan memposisikan dirinya yang tidak terpisah dengan Allah SWT Tuhan Yang maha Esa.

Greget : semangat, tidak lemah, dinamis.

Sengguh : jatidiri, percaya diri tetapi tidak sombong dan arogan.

Ora mingkuh : tidak kecil hati, tidak takut menghadapi kesukaran dan penuh tanggung jawab.

Ajaran Sri Sultan Hamengku Buwana I tersebut di atas agar bisa dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau ajarkan lewat gerak tari gaya Mataram Yogyakarta yang sampai saat ini bisa kita saksikan sebagai seni tari yang adiluhung. Arah ajaran Sri Sultan Hamengku Buwana I ini sebenarnya adalah bagian pokok dari ilmu kepemimpinan yaitu jiwa satriya yang bisa terbentuk figur seorang satriya yang digambarkan sebagai pembela kebenaran, pembela kaum dan golongan yang lemah serta bersifat lemah lembut tetapi tegas.

Yang perlu dihayati dan disadari bahwa seorang satriya bukanlah seorang pedagang yang mungkin orientasinya hanya pada untung dan rugi saja. Seorang satriya pengabdiannya hanya pada nusa, bangsa dan negaranya saja. Sikap tersebut bisa membentuk jiwa atau watak satriya, apabila kita mempunyai idealisme, komitmen yang tinggi, integritas moral, serta nurani yang bersih. Figur seorang satriya yang secara batin dibentuk dengan sifat nyawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh tersebut, oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I masih perlu dilengkapi dengan pakaian taqwa (yang benar-benar berujud pakaian sering disebut Mataraman/surjan).

Hal ini tersebut dalam Surat Al a’Raaf ayat 26 yang berbunyi : ”Hai Anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” Diceritakan bahwa sesudah Perjanjian Giyanti 1755, Pangeran Mangkubumi (Hamengku Buwana I) dan Paku Buwana III memandang perlu membedakan pakaian Surakarta dan pakaian Ngayogyakarta. Karena sudah siap dengan konsep pakaian tersebut, Sri Sultan HB I menawarkan konsep tersebut kepada Susuhunan PB III. Susushunan PB III memilih menggunakan konsep Sri Sultan HB I tersebut. Oleh karenanya Sri Sultan HB I memilih pakaian untuk Ngayogyakarta adalah pakaian yang sudah ada pada waktu itu yaitu Pakaian Mataram atau disebut pakaian taqwa yang dasar hukumnya tersebut pada Surat Al A’raaf ayat 26.

Perlu diketahui bahwa ternyata Sri Sultan Hamengku Buwana I pada tahun 1757 M telah mendirikan sekolah dengan bangunannya yang dinamakan, Sekolah Tamanan di dalam Kraton. Adapun pelajaran yang diberikan di Sekolah Tamanan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Bahasa dan Kesusastraan Jawa Baru dan Jawi

2. Sejarah Kraton di Tanah Jawa

3. Menyanyi Mocopat, Tengan, Gedhe

4. Tata Negara5. UU Sepuluh

6. Angger Predata, Pidana (Hukum Perdata, Hukum Pidana)

7. Mengaji : -Kitab Turutan -Quran dan hadist -Hukum Agama -Tradisi dari Mataram sampai Ngayogyakarta yang berhubungan dengan agama - Parail- Perkawinan dan talak

Di samping itu, ada pelajaran yang bersifat ketentaraan, pertanian dan kebudayaan, yaitu sebagai berikut : 1. Menari (Tarian Putri) 2. Menari (Tarian Putra) 3. Memilih dan menunggang Kuda 4. Latihan berperang (setiap Sabtu di Alun-Alun Utara Jam 16.00 -18.00) 5. Latihan memanah 6. Menatah dan menyungging wayang 7. Membuat dan melaras gamelan 8. Seni bangunan 9. Memelihara segala tanam-tanaman pekarangan, ladang, sawah, perkebunan. 10. Saluran pengairan dan bendungan untuk pertanian rakyat. Apabila kita lihat dengan kaca mata kemajuan pelajaran Sekolah Tamanan ini sudah sangat bagus.

Oleh karena satu dan lain sebab sekolah ini mulai tahun 1830 dikurangi mata pelajarannya. Pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII pelajarannya tinggal membaca huruf Jawa dan mengaji (membaca huruf Arab). Pada tahun 1954 ada kerjasama antara Kraton dengan Korem 072 Pamungkas (Uril = Urusan Moril Korem 072) dalam rangka melatih menari bagi para anggota Korem 072.

Latihan diadakan di nDalem Purwodiningratan (Kaneman) dan nDalem Purbonegaran. Pimpinan antara lain : KRT. Joyowinoto, R.M. Salikun. Di sini kelihatan bahwa sebenarnya pihak militer dalam hal ini Korem 072 Pamungkas menyadari pembentukan jiwa/mentaal ksatria pada para anggota militer, seperti yang dimaksudkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I waktu itu.

Sebagai generasi penerus di NKRI yang kita cintai ini dan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan memantapkan diri sebagai Pusat Budaya Tahun 2020 mau tidak mau harus mengatur strateginya dengan mempertimbangkan dan memperhatikan sejarah kepemimpinan terutama di DIY sendiri. Sri Sultan HB I merupakan pendiri Ngayogyakarta dengan langkah-langkah serta cita-cita ajaran yang sangat mendasar dalam membentuk jiwa dan watak bangsanya. Kemudian cita-cita tersebut dilanjutkan oleh para Hamengku Buwana yang menggantikannya, tentunya segala variasi kepemimpinannya disesuaikan dengan zamannya. Tetapi kalau kita perhatikan ada hal yang sama pada kepemimpinan dari zaman ke zaman tersebut, sehingga bisa bertahan sampai sekarang, yaitu mempertahankan jiwa satriya itu. Kalau kita menyadari sebenarnya dengan adanya penjajahan dari bangsa asing kepada bangsa kita, hikmahnya adalah terbentuknya jiwa satriya tersebut yang tetap membekas sampai akhir zaman. Tanpa kesadaran dari kita semua, jiwa satriya akan menghilang dan tinggal kenangan saja, maka tinggal menunggu ”hancurnya bangsa ini”. Oleh karenanya semestinya seluruh lapisan masyarakat di Indonesia pada umumnya, dan DIY pada khususnya dapat mengaplikasikan nilai-nilai jiwa satriya dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Documentation : ekosuryanti@yahoo.co.id

Thursday 3 April 2008

1001 Kisah tentang Sekolah

Sebagian besar orang sudah pernah sekolah. Sekolah bukan istilah yang asing lagi. Dari sekolah inilah muncul generasi berprestasi maupun pecundang.
Sejak kecil anak-anak sudah ditanyai, besok besar mau jadi apa? Lalu apakah jawaban itu asli atau kontaminasi......Banyak orang tua yang merasa diri bodoh, sehingga menyekolahkan anak-anaknya agar tidak bodoh seperti mereka, ada juga yang menyekolahkan anak agar menurun bakat pintar dari mereka. Apapun dilakukan untuk membayar sekolah, tutup lubang gali lubang, menjual sawah, menjual ternak, menjual harta benda, kerja keras membanting tulang demi anak.

Ajaran keprihatinan

Pada zaman dulu ada orang-orang yang sekolah dengan ancaman pesawat Belanda. Ketika belajar mereka disatroni pesawat tempur Belanda, murid-murid harus tiarap sambil belajar. Sekolah zaman dulu dengan zaman sekarang berbeda model pengajarannya. Anak zaman dulu dididik oleh guru-guru yang sangat keras. Seorang Bapak bercerita kalau dulu pernah kepalanya digunakan untuk ancik-ancik (panjatan) hingga rambut-rambutnya mbrodoli. Temannya lebih parah lagi, betisnya dipukuli sampai bengkak-bengkak. Kalau mereka mengobrol saat sekolah pasti dilempari penghapus, atau sepatu. Anak sekolah zaman dulu kalau kukunya panjang-panjang pasti dipukuli jarinya. Menghafal hitung-hitungan luar kepala itu sudah biasa. Mereka tidak memiliki catatan sekolah karena mereka hanya memiliki satu grip (asbak), yang kalau sudah dapat nilai lalu ditempel di pipi, setelah orangtuanya tahu baru dihapus. Mereka suka pergi ke sekolah dengan jalan kaki, kalau ada sepeda ya naik sepeda, karena sepeda masih langka.

Pada zaman dulu guru sangat dihormati. Apabila mereka naik sepeda, maka pasti anak-anak berebutan menuntun sepedanya, membawakan tasnya, menyalaminya. Murid-murid memperhatikan apa yang diberitahukan gurunya. Kalau bertemu gurunya di jalan, berusaha menyapa.Anak-anak sekolah zaman dulu sudah terbiasa hidup prihatin. Mereka tidak dimanjakan keadaan. Setelah masa perang, mencari makan saja masih sulit, apalagi mau membeli baju-baju mahal, juga fasilitas lainnya. Belum ada mall-mall dan supermarket. Kadang-kadang makan saja tidak mesti, bisa makan beras saja sudah syukur. Mereka senang sekali bisa makan makanan kayak bekatul itu, wah hidup prihatin. Karena biasanya orangtuanya memiliki banyak anak, maka waktu belajarnya tidak ada, hanya untuk mengasuh adik-adiknya, sementara orangtuanya mencari makan. Buru-buru mau jalan-jalan ke mall, tarik rambutnya, harus menjaga adik atau membantu menggilas padi.

Anak-anak sekolah zaman dulu tidak berani naik motor ke sekolah, bisa naik sepeda saja sudah beruntung, tetapi jalan kaki adalah jalan yang terbaik. Alas kaki tidak perlu pakai, kalaupun pakai nanti pulangnya digantungkan ke bahu mereka. Seragam bukanlah hal yang penting, memakai pakaian saja sudah lumayan.

Kalau pada zaman dulu kedisiplinan terjaga karena gurunya memang mendidik dengan keras, ribut dan banyak bicara sendiri tanpa diperintahkan Guru pasti akan dilempar sepatu, penghapus, dipukul memakai "tuding" atau penggaris besar, sehingga ketenangan dan kedisiplinan di kelas betul-betul terjaga. Mereka meledek Gurunya, sudah pasti dihukum, di suruh berdiri di lapangan, disetrap di depan kelas. Beda jauh dengan anak-anak zaman sekarang yang dimanjakan kemudahan. mereka bisa membeli nilai dari guru-gurunya, kenapa harus belajar rajin, toh nilai ujian tidak dipakai dalam pekerjaan.

Anak-anak sekarang jauh cepat menyerap pengaruh global, seperti internet dan hp. Strata di sekolah ditentukan oleh kepemilikan benda-benda seperti hp, jaringan komputer, mobil dan lainnya. Yang tidak punya itu dianggap tidak gaul. Kesederhanaan diidentikkan dengan miskin, maka tidak ada yang berani sederhana, kecuali yang memang betul-betul tidak punya. Tetapi ada yang berusaha mengada-adakan walaupun tidak punya, yaitu dengan malak.

Trik Mendapat Nilai Bagus

Banyak trik untuk mendapat nilai terbaik di sekolah atau Universitas. Pertama, yang beruntung adalah yang diberi tampang manis, cantik dan ganteng. Mereka tidak perlu berusaha mencari muka yang penting duduk yang manis, tidak banyak bertanya, tidak senang ribut, pasti nilai akan terkontrol sampai batas minimal 7. Beruntunglah anak yang berwajah ganteng, manis, cantik dan pendiam.

Kedua, harus pandai mencari muka, kalau mau ulangan umum, suka membawakan bingkisan kepada gurunya dalam bentuk kue, pakaian, uang, dan lainnya. Biasanya disponsori oleh orangtuanya. Kalau anak milyarder beruntunglah Guru itu, apalagi kalau muridnya agak bodoh, kesempatan mendapat bingkisan yang lebih besar, walaupun sekedar kunci mobil (memangnya ada begituan, ngarang nih). Bukan kepintaran yang menentukan seorang anak bisa mendapat nilai terbaik, tetapi seberapa jauh bisa menjawab soal-soal dari guru yang sudah dilatih dalam les-les privatnya, sehingga banyak murid yang ikut les agar bisa menggarap semua soal gurunya. (memangnya ada gituan, nggak mungkin................)
Ketiga, SKS, Sistem Kebut Semalam, nah ini lebih jalan ksatria, karena tetap berusaha. Hanya saja pernah ada anak memakai sistem belajar SKS ini, pagi harinya bukannya ikut ujian, e malah gila
Keempat, cari trik-trik mencontek. Kertas ditaruh di dalam kaos kaki, rok, celana, lengan, kaos kaki, kaos tangan, bahkan mungkin Bra. Kertas dikasih ban atau pentil/karet agar ada pegasnya. Kalau ada guru dimasukkan, kalau sepi ditarik. Pura-pura pilek, padahal di dalam sapu tangan banyak contekan. Bawa desgrip (tempat pensil) yang muat banyak contekan. Pura-pura alat tulisnya macet terus, padahal cuma membolak-mbalik contekan. Bisa juga menuliskan contekan di atas paha, telapak tangan, perut. Kalau Guru yang menguji sama dengan kelas yang lain, maka bisa bertanya kepada teman di kelas lainnya. Kalau temannya pintar pasti tidak akan menjawab, karena rugi diri mereka. Ada juga teman yang kompak, dengan bertukar informasi soal ujian.
Kelima, ada juga yang sebelum ujian, buku catatannya dibakar kemudian abunya dimasukkan ke air minumnya.
Dunia permainan
Anak-anak zaman dulu dekat dengan permainan kolektif, seperti jamuran, jeg-jegan, gobagsodor, dakon, mbuwang kucing garong, jonjling, sepak sekong, dan lain-lainnya yang dimainkan lebih dari dua orang.
Ketika ada karet mereka bermain lompat tali, bekelan, dan lainnya.
Anak-anak diajarkan untuk kreatif dengan membuat mainannya sendiri seperti mobil-mobilan dari kulit jeruk, tembak-tembakan dari bambu, sapu dari lidi, egrang dari bambu atau batok kelapa.
Globalisasi telah merubah semua, PS datang. Play Station menawarkan hiburan lain. PS bisa dimankan sambil duduk dan makan snack.
Perang Wali Murid
Wali murid kadang-kadang disatukan dalam Paguyuban, tetapi di dalamnya suka sering ada persaingan-persaingan. Persaingan itu biasanya seputar :
- Dimana suaminya bekerja
-Apa jabatan suaminya
- Berapa mobil yang dipunyai
- Apa merk mobil keluarganya
- Keluarganya orang bagaimana
- Berapa hektar luas tanah
- Di mana tempat les anak-anaknya
- Berapa banyak kursus yang diikuti anak-anaknya
- Salon mana yang sering dikunjungi
- Bengkel mana yang sering digunakan untuk reparasi mobil
- Berapa sumbangan yang diberikan ke sekolah
dan masih banyak lagi.

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan