Wednesday 20 August 2008

Sebuah Dunia

Sejak kapan dunia ini ada, berapa juta tahun yang lalu? Konon dunia seperti halnya Australia merupakan tempat dimana orang hukuman dari Inggris, nah kalau dunia sudah pasti merupakan tempat datangnya imigran dari surga. Karena Nenek moyang kita Adam dan Hawa bertindak di luar kendali demi sebuah kenikmatan sesaat, tidak seorangpun yang dapat menghindar ketika terjerat kilaf yang menggoda. Buah khuldi itu telah mereka nikmati bersama-sama atas rekomendasi Iblis, dan Iblis pun bersorak.

Ternyata dunia itu bukan tempatnya orang bertobat. Buah khuldi itu terus di bawa oleh anak keturunan Bapak Adam dan Ibu Hawa. Buah khuldi memang membawa aroma yang nikmat. Di mana Eyang kita menyimpan buah khuldi itu, padahal Tuhan telah murka.

Manifestasi dari buah khuldi itu banyak jenisnya dan sering dijumpai dalam kehidupan sekarang. Kenikmatan sesaat yang berfatamorgana untuk kehidupan selamanya.

Waktu itu ada dua orang anak muda sedang belajar bersama di suatu ruangan. Kemudian pemudanya pamit untuk mandi, sementara ceweknya melihat-lihat kamarnya. Ketika pemuda itu selesai mandi, dia berganti di kamar tanpa dia sadari ada cewek di kamanya. Cewek itu sedang menikmati empuknya kasur kamar cowoknya. Keduanya bertemu di kamar itu saling melemparkan pandangan blizter-nya. Entah apa yang terjadi di sana. Ruangan yang sempit itu terasa luas sekali, mereka serasa terbang di langit, bergulung-gulung di rumputan dan bebungaan. Indahnya dunia......saat itu.

Beberapa bulan kemudian, ceweknya mengeluh sering pusing-pusing dan ingin muntah, mual-mual, dan kenapa tidak haid bulan itu. Mau bertanya kepada orangtuanya, dia malu, atau ortunya sibuk. Kemudian ketika mengeluh ke cowoknya, dia merasa tidak berbuat, atau bukankah mereka masih anak sekolah. sekolah tidak boleh sambil menikah atau menikah tidak boleh sambil sekolah, kecuali kalau kuliah. Si cowok minta digugurkan kandungan ceweknya itu karena belum siap. Apakah dengan diaborsi atau tidak suatu noda hitam itu bisa hilang? Jika keduanya bersikeras bertahan, apakah mereka kuat mental menghadapi rasa malu. Tapi mereka sadar kalau masyarakat tidak akan membuat malu selamanya selama mereka bisa merayu masyarakat. Sebutan anak jadah atau haram itu tidak akan selamanya disandang seorang anak, karena anak itu tidak berdosa. Dosa orangtuanya akan dilupakan oleh masyarakat dengan sendirinya.

Dulu orang selalu menganggap desa adalah tempatnya yang baik-baik, sedangkan kota tempatnya orang jahat-jahat. Orang kota itu matre, ego, tidak peduli sesama, perempuannya genit-genit, pesolek, tempatnya para koruptor, tempatnya playboy dan poligam, dan banyak lagi julukan agi masyarakat perkotaan. Sedangkan orang desa itu tempatnya orang polos-polos, tidak mengenal dosa, orangnya tidak doyan uang.

Kalau kita hanya melihat kacamata sesaat memang hal itu akan tampak, tetapi ketika kita menjalani hidup dalam durasi yang sama-sama lamanya di dua wilayah tersebut maka di desa maupun kota tidaklah berbeda, kalau selsih ya sedikit dan berbeda modusnya.

Yang tampak jelas adalah :

Jiwa matre

Berapa sawahmu, berapa hektar, berapa anakmu yang sudah jadi orang, bentuk rumahmu, berapa harta kekayaannya, suami/istri anakmu keturunan apa, priyayi atau biasa.

Kalau di kota yang ditanyakan mobilnya merknya apa? Tinggal di real estate mana? Tinggal di apartemen mana? Kerja di Bank yang mana? Tabungannya berapa? Rumahnya model apa? Anaknya dikursuskan di mana?

Tidak heran kalau tidak di desa dan di kota pasti ada saja Ibu-Ibu yang memakai gelang besar, kalung dengan bandol besar, giwang dan anting yang gemerlap, bajunya yang mahal. Kadang-kadang penampilan itu dipaksakan untuk menjaga gengsi. Misalnya dengan berhutang ke kerabat jauh, dengan meminjam milik yang lain, tanpa memikirkan beban di masa mendatang.

Sederhana diidentikkan dengan tidak punya. Kalau orang punya pasti ya hidup mewah. Kalau tidak hidup mewah berarti miskin.

Frustasi total

Banyak pengangguran. Para sarjana kalah dengan lulusan SLTA dalam pekerjaan dalam mengumpulkan harta benda. Ketika itu di sebuah perusahaan swasta ada pengangkatan karyawan. Mereka memasang iklan di koran besar-besar. Alhasil banyak pelamarnya di sana. Semuanya mengikuti tes seleksi dari tertulis sampai wawancara, tetapi yang diangkat adalah dua kerabat managernya yang tidak dites dan berasal dari luar daerah di mana perusahaan itu berada. Hukum sebab akibat tidak berlaku, siapa yang lulus tes diterima, itu tidak diberlakukan.

Waktu itu saya sedang ngobrol dengan seorang personalia sebuah supermarket, bahwa mereka mencari karyawan yang tingginya di atas 165 CM. Bagi yang kurang tingginya bisa ditambahkan dengan uang, bagi yang tidak dapat nyogok ya menyerahlah dengan hukum alam. saya berusaha menawar,"Mbak apa hal itu tidak bisa ditolerir, fisik itu pemberian Tuhan yang nggak bisa ditolak, tetapi kemampuan seseorang itu mahal harganya...". Dia hanya diam. Jawabannya "tidak" tetapi tersirat dari bibi tipisnya. Kalau saya Calon Arang akan saya rubah semaunya itu, bahwa siapa saja berhak bekerja, hanya kecerdasan dan kemampuanlah yang mempengaruhi profesionalisme. Banyak orang yang tidak cantik harus kecewa jika mencari pekrjaan. Sepintar apapun disamakan pembantu.

Di dalam agama dikenal dalam perjodohan itu ada prasyarat iman, kecantikan/ketampanan, kekayaan, kedudukan. Akan tetapi yang menonjol adalah kecantikan dan kekayaan.

Banyak orang-orang belajar tidak dihargai ilmunya, makanya banyak murid durhaka kepada gurunya, anak durhaka pada orangtuanya.

Waktu itu di jalan raya seorang cewek manis dan seksi menyerempet Ibu-Ibu yang berboncengan. Kontan saja banyak orang yang datang dan menolong, tetapi yang dilihat dulu si cewek manis dan seksi itu, dan dibela-belain agar Ibu-Ibu yang jadi korban itu meminta maaf. Orang yang lebih tua disuruh minta maaf kepada yang lebih muda kalau bersalah itu sportif, tetapi kalau diserempet kok malah disuruh minta maaf, kalau sakit berobat sendiri, kalau yan sakit si cewek manis dan cantik itu si Ibu yang harus mengobatkan. Kalau motor si gadis itu rusak maka si Ibu yang harus mengganti, sedangkan kalau motornya si Ibu yang rusak maka dimaklumkan saja.

Ladunya...................

Di desa-desa banyak gadis malu menyapu halamannya karena pekerjaan itu kayak pekerjaan babu. Kalau ada anak yang rajin melakukannya maka yang lain akan seloroh,"Wooo babune nyapu.....". Mencuci piring sendiri juga, mengepel, itu pekerjaan babu. Kenapa kita itu berhenti tergantung kepada pembantu, kecuali memang untuk membantu orang lain.

Sayangnya banyak pembantu yang kemayu, gayanya melebihi majikannya.

Ladunya.....................

Sawah-sawah ditinggalkan pemiliknya, dijual diganti realestate untuk membeli mobil, biaya membangun tempat tinggal.

Agama ada tetapi dijalani tanpa penghayatan. Pancasila hafal tetapi tidak ada penghayatan dan pengamalan. Selingkuh dan poligami merajalela tidak di desa maupun di kota. Orang-orang yang sudah tua yang sudah mendekati uzur sibuk menceraikan isterinya untuk menikah lagi dengan yang lebih muda. Cinta abadi hanya mitos dan legenda. Cinta hanyalah ketika masih muda, dengan pandangan fisik saja.

Pandangan matre mewarnai cara hidup dan bersikap. Semuanya menjadi "sendu" (seneng duit). Ada seseorang yang diminta mengaku punya harta untuk tujuh turunan agar tidak dihina atau disepelekan orang. Orang untuk didengar atau dipilih harus punya harta dan keindahan fisik.

Sungguh-sungguh ladunya.................................

Friday 15 August 2008

HAGAROMO NO BANASHI

Di Indonesia ada cerita rakyat yang sangat populer sekali, yaitu JAKA TARUB. Jaka Tarub ternyata terkenal juga di Jepang, Korea, Timur Tengah, India, Eropa. Oleh karenanya cerita yang populer itu dipentaskan oleh kelompok wayang Nihon Wayang Kyokai yang dipimpin, Ryoh Matsumoto. Jarang sekali di Indonesia Jaka Tarub dipentaskan dalam bentuk wayang, biasanya hanya cerita dari mulut ke mulut, kemudian ketoprak, sampai disinetronkan. Itulah yang mendorong mereka untuk mengambil cerita tersebut sebagai bahan wayang kreasi baru mereka pada tahun ke 50 Persahabatan Indonesia - Jepang pada Pekan Wayang Nusantara 2008 di lapangan Sewandanan, Puro Pakualaman, Yogyakarta.

Dalang : R. Matsumoto

Asisten : T. Kano, S. Takahasi, N.Matsumoto

Narator bahasa Jepang : Y. Sagara

Bhs Indonesia : Ellen

Alih Bahasa : HM. Mustam

Penari : Harjani S.J.

Wayang : K. Kakehashi, T. Nakatsuji, Ki Sukasman, Ki Lejar, dari Kamboja, dari Malaysia, dari Jawa

Koto, Seruling : Y. Morishige

Biwa : Akiko Kubota

Gamelan : Joko Daryanto, Giarto, Waluyo

Pesinden : Hiromi Kano, dkk.

Tata Suara : T. Owada

Tata cahaya : T. Kumagai

State Manage : Nur Satwiko

Pada suatu hari di sebuah hutan belantara terdapat danau yang indah sekali pemandangannya, konon pada hari-hari tertentu para bidadari turun dari kahyangan mandi ramai-ramai. Dan pada waktu itu terdengar seekor burung perkutut dengan suara merdunya berkicau. Tujuh orang bidadari turun dari Kaendran (kahyangan). Untuk keterangan lebih lanjut lihat di video singkatnya.

Friday 8 August 2008

Pahlawan kebudayaan di Radio

Dua dasawarsa yang lalu, lupa-lupa ingat, ada sandiwara radio yang sangat merakyat, akrab di telinga masyarakat Indonesia dari segala umur, dari SD sampai Ibu-Ibu. Semuanya nonton. baru masak, baru nyuci selalu bawa radio, pokoknya ke mana-mana selalu membawa radio. Anak-anak sekolah juga sudah memasang telinga di radio pada jam-jam tertentu. Yah, Serial Sandiwara Radio SAUR SEPUH. Anak-anak sekolah menjadi malas mengikuti pelajaran tambahan di sekolah kalau sudah ada sandiwara ini. Setiap stasiun radio memiliki jadwal tersendiri akan serial ini. Jadi kalau ketinggalan cerita dari misalnya Retjo Buntung, langsung nanti mencari di GCD. Kalau liburan biasanya sambil mendengar sandiwara itu, juga main jual-jualan, atau sekolah-sekolahan.

SAUR SEPUH tidak terlupakan. SAUR SEPUH ditulis oleh Niki Kosasih. Kenapa dia menulis cerita ini? Padahal ada tv yang menawarkan film-film Hollywood yang bagus, Polisi CHiPS, Superman, Robyn, Batman, Disneyland, pokoknya sangat pasaran sekali. Dengan berani Niki Kosasih bekerjasama dengan Sanggar Prativi atau Sanggar Cerita (dua sanggar yang terkenal saat itu), dan PT Kalbe Farma me-release Sandiwara Radio Saur Sepuh. Di dalam hati Niki Kosasih memang sudah ada niatan untuk membuat karya yang monumental, dia ingin berkata, lo ini kita juga punya tokoh yang sakti seperti superhero Amerika. Kita juga punya Brama Kumbara. Dia punya banyak ajian / ilmu kesaktian yang melebihi Superman. Ini lho kita punya Mantili yang melebihi Catwoman atau Wonderwoman. Dia ingin emngatakan seperti itu. Dan itu bertahan sampai lama, hingga puncaknya diproduksi filmnya. Oh, kalau di Amerika para pahlawannya naik pesawat, pahlawan kita naik burung Rajawali Raksasa, dia bisa diundang oleh orang yang baik dengan siulan.

Niki Kosasih telah berbuat untuk menyelamatkan budaya lokal dari gencetan budaya lain, yang termuat di dalamnya strategi perang, filosofi ilmu, filosofi kebaikan. Masih ingat waktu itu frase-frase yang diucapkan oleh para pengisi suaranya dan kandungan-kandungan diaolog di dalamnya :

"Wahai jagad Dewa Bathara"

"Di atas langit pasti ada langit"

"Mencari ilmu hingga ke negeri China"

"Di mana berada selalu membela kebenaran"

"Mau memilih mana, dipatuhi rakyat karena ditakuti atau dicintai rakyat karena dicintai (kharisma di dalamnya)"

"Melindungi bekas musuh itu suatu kebaikan"

Niki Kosasih mengambil nama-nama cantik untuk penokohannya. Tokoh utama adalah Brama Kumbara dan Mantili. Brama Kumbara memiliki seorang isteri bernama Dewi Harnum dan memiliki anak bernama agak lupa nih namanya "Yamadipati?". Oleh karenanya dia menemukan seorang janda dari Kerajaan Blambangan yang membutuhkan perlindungannya kemudian memperisterinya sebagai permaisuri bukan selir dan mengangkat kedua putranya menjadi putra-putri kandungnya. Tokoh-tokoh ini tinggal di Kerajaan Madangkara.Walaupun Raden Bentar sangat menonjol dalam kepemimpinannya, dan pintar, Dewi Paramita selalu menolak kalau anaknya itu dijadikan Raja karena merasa itu hak anak Dewi Harnum. Dewi Paramita lebih suka tinggal di Jamparing daripada di istana. Brama itu menjadi Raja yang sangat dicintai rakyatnya karena mampu mengkonsolidasikan seluruh kekuatan di Kerajaannya dengan penuh cinta. Brama Kumbara memiliki adik bernama Dewi Mantili. Dia membela kebenaran dengan pedang syetan dan perak. Memang radio waktu itu mampu memancing imaginasi para pendengar. Mereka membayangkan bagaimana ya Brama Kumbara beradu kesaktian.

Tata musiknya juga nyaman didengar. Saya punya adik kelas namanya Obeth, dia itu sampai hapal salah satu potongan musik dalam serial itu.

Selain jalinan cerita yang indah, juga kekhasan pengisi suaranya. Elly Ermawati dengan lantangnya menjadi Mantili. Feri Fadli yang kalem menjadi Brama Kumbara. Maria Untu yang keibuan memerankan Dewi Paramita. Petrus yang suaranya agak kuat menjadi Gutawa. Ivone Rose yang suaranya mendayu-dayu menjadi Lasmini sang perayu, wanita pesolek kelas berat. Suara mereka itu begitu khas sekali, mungkin saat ini tidak bisa ditemukan suara-suara itu, yah dimakan usianya. Elly Ermawati tidak mungkin lagi hyat-hyat lagi. Dia lebih suka menjadi Ibu yang kalem.

Hanya saja ketika ada filmnya, imaginasi pendengar tentang film itu menajdi buyar dan maaf lho ada sedikit kejanggalan. Sebenarnya memang kejanggalan cerita juga terjadi dalam setting sejarah. Itu di radio sudah terjadi, tetapi imaginasi pendengar begitu melambung saat di radio sehingga menutupi kejanggalan setting sejarahnya. Ketika di film burung Rajawali seperti kurang hidup. Ini berbeda sekali dengan film-film buatan Amerika. Kalau diproduksi lagi semestinya kru-krunya belajar animasi, teknik tata aksesorisnya yang mendekati nyatanya. Kita itu mbayangin rajawali kendaraan Brama itu besar dan galak, punya sesuatu kekuatan, pokoknya hiduplah, ettapi ketika di film kok seperti patung burung yang dijalankan mesin.

Selain Saur Sepuh, kemudian ada Misteri Gunung merapi, Misteri Nini Pelet, Ibuku Sayang Ibuku Malang, Kelompok Empat, Suramnya Bayang-Bayang. Tersebutlah SH Mintarja, Edi Suhendro.

Mungkinkah Saur Sepuh diproduksi kembali dalam bentuk kartun atau film kolosal yang lain, hanya saja dengan tata musik seperti aslinya di radio, cuman teknik produksi filmnya mengikuti teknologi modern sehingga kejanggalan-kejanggalan di dalamnya bisa dikurangi, sehingga memuaskan daya imaginasi para pemirsanya. Avatar itu tidak berbeda dengan Saur Sepuh. Di dalamnya cerita silat, ada filosofi di dalamnya, tetapi mampu mengemas cerita itu dalam bingkai yang enak ditonton, tidak membosankan. Mungkinkah Saur Sepuh diproduksi lagi, kalau dalam bentuk kartun ya dengan tata grafis yang modern, tata musik yang pas, tata warna gambarnya juga bagus, pengisi suaranya juga khas, mirip dengan dubber yang dulu. Kalau dibuat film kolosal lagi ya menggunakan teknologi modern yang mampu menciptakan sesuatu seperti nyata adanya.

Tuesday 5 August 2008

STOP MINDSET MATERIALISTIS!!!!!!!!!

Tidak ada larangan bagi setiap orang untuk mencari harta. Akan tetapi ketika pola hidup materialistik itu menjadi situasi yang tercipta di dalam masyarakat maka yang terjadi adalah suatu keresahan. Kasus Ryan tentu masih terngiang-ngiang di kepala banyak orang. Ryan, seorang diri sampai hati mencabut nyawa sesamanya. Menurut beberapa Ahli Psikologi senior menyatakan kalau Ryan seorang psikopat. Mungkinkah dia seorang psizofrenia? Gara-gara penderitaan batinnya dia menjadi kriminalist. Tak seorangpun tahu apa yang telah dia kerjakan. Ada motif merampas harta benda dari korban dalam kasus tersebut.

Melihat motif perampasan harta tersebut dapat terduga bahwa Ryan memiliki dendam diri terhadap harta kekayaan. Imaginasi atas kasus Ryan. Diceritakan bahwa Ryan dulunya anak yang tidak punya, dianggap kurang dalam kekayaannya. Dia dulunya anak yang cerdas dan baik, rajin mengaji. Bagaimana mungkin dia membunuh? Saat SMP dia gila. Kemudian temperamen dia menjadi semakin kasar. Bahkan berani mengacung-acungkan pisau kepada Ibunya.

Entah titik simpulnya di mana, di keluarga, atau lingkungan pergaulannya. Semua akan terlihat nyata ada perubahan karakter masyarakat saat ini, ada suatu hukum alam,"Siapa yang kuat dia yang berkuasa", kuat apanya ? Tentu saja bisa kuat fisiknya, kuat ekonominya, kuat pengaruhnya. Yang jelas akhir-akhir ini ada suatu hukum yang berlaku di dalam masyarakat."Barang siapa yang memiliki mobil mewah, maka dia telah menjadi orang, orang sukses, barangsiapa yang tidak memiliki kemewahan, berarti dia dianggap tidak sukses...". Pengaruh liberalisme telah melibas sendi-sendi kekeluargaan, kesetiakawanan, kepedulian, ketulusan, ke-gemeinschaf-an. Ekonomi kapitalis telah berpengaruh besar dalam hukum pergaulan. Bagi yang berhasil menyuguhkan kemewahan, dialah yang pantas disembah dan dihormati. Kesederhanaan identik dengan kemiskinan. Oleh karenanya dilarang sederhana agar tidak dikatakan miskin. Kalau ada pemuda miskin pasti yang terdengar adalah "Kamu itu apa?". Bahkan harta mengalahkan legitimasi pendidikan.

Ryan tidak mau dikatakan miskin. Oleh karenanya kalau pulang ke kampung berusaha menunjukkan kalau dirinya kaya, sudah menjadi orang kota agar dipuja banyak orang. Mungkinkah seseorang menjadi kaya hanya duduk. Pekerjaan menjadi sesuatu yang mahal. Banyak kasus KKN dalam penerimaan karyawan di lapangan pekerjaan. Itulah yang membawa frustasi bagi siapapun. Sementara itu hukum di masayarakat mewajibkan seorang untuk dikatakan sukses harus kaya. Mindset-nya zaman sekarang memang begitu. Kesuksesan identik dengan kemewahan. Ryan tidak mau dikatakan belum jadi orang. Ryan tidak mau dilecehkan. Ryan tidak mau dikatakan tidak gaul. Ryan tidak mau ditinggalkan pacarnya. Tidak ada jalan yang paling cepat kecuali merampas harta orang lain. Ada peluang ada jalan. Setelah sekian waktu Ryan menikmatinya, sepandai-pandainya menutupi bangkai akhirnya tercium juga. Kini terungkap sudah.

Sunday 3 August 2008

Rumitnya Aksara Jawa

Banyak bangsa beradab yang masih memanfaatkan tulisan gambar dalam tradisi tulis menulisnya. Bangsa Jepang yang maju industrinya masih memanfaatkan aksara kanjinya dalam tradisi komunikasi tertulisnya, demikian juga dengan Cina, Korea, Negara-negara di Arab. Mengapa orang-orang Jawa bersikukuh dengan huruf latinnya, sementara mereka juga memiliki aksara Jawa. Kapan ya generasi muda dapat memfashoinable-kan aksara Jawa dalam pergaulannya seperti halnya terjadi negara-negara maju, Jepang begitu fashoinable dengan kanji, Arab Saudi fashoinable dengan huruf Arabnya, India yang maju industri filmnya juga fashonable dengan huruf Hindinya, dan sebagainya. Kalau saja aksara Jawa dapat digunakan seperti halnya aksara Hindi (India), mungkin kita telah maju selangkah lagi dalam pembudidayaan budaya lokal.

Bahasa Jawa memiliki unsur-unsur yang sangat kompleks, yaitu antara lain : gramatikal, aksaranya, kosa kata, peribahasa. Masing-masing unsur memiliki bagian-bagian yang lebih lengkap lagi. Aksara Jawa terdiri dari 20 huruf yaitu ha na ca ra ka; da ta sa wa la; pa da ja ya nya; ma ga ba ta nga dengan 20 pasangan.

Aksara Jawa mengandung legenda di dalam penyusunannya, yang kurang lebih demikian: Tersebutlah dulu Aji Saka yang telah menjadi penguasa di sebuah Kerajaan. Kemudian dia mengutus seorang yang dipercayanya untuk mengambil barangnya yang dia tinggal di tempat lain. Utusan itu (caraka) segera pergi menemui orang yang dimaksud. Akan tetapi utusan yang membawa barang sepertinya tidak percaya kalau orang yang datang kepadanya itu juga caraka dari Aji Saka. Keduanya saling beradu pendapat, saling ngotot mempertahankan keyakinan masing-masing, siapkah yang berhak membawa barang milik Aji Saka. Keduanya tidak menemukan komunikasi yang efektif, yang ada hanya perang mult berlanjut ke perang uji kesaktian. Keduanya terbukti sakti semuanya, tidak terkalahkan dan tidak terpisahkan. Akhirnya keduanya mati. Begitu Aji Saka melihat kenyataan tersebut, maka tersusunlah huruf Jawa. Ada dua caraka, yang saling berselisih paham, sama-sama hebatnya, mati bersama. Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Da Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Ta Nga.

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan