Thursday 9 October 2008

1 Oktober 1965 Pancasila Sakti

Di sekolah-sekolah masih terdengar lagu Garuda Pancasila. Lalu apakah Pancasila itu akan menjadi sakti sejalan dengan era global ? Pancasila telah menunjukkan kesaktiannya ketika para pendahulu kita menghadapi rongrongan dari bahaya latent komunis. Kenapa Pancasila sakti, karena dengan mengamalkan butir-butir pada setiap sila dalam Pancasila, bangsa Indonesia menang.

Menurut Pak Burhanudin, saksi mata kejadian kekejaman komunis di Indonesia merupakan fakta yang tidak dapat dihapus di dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, karena setiap menit kejadian yang ada di Indonesia merupakan lembaran sejarah Indonesia. Anggota komunis menggali sumur-sumur yang direncanakan untuk mengubur para ksatria pembela tanah air Indonesia. Para korban ditutup matanya, berjalan kemudian dipukul tengkuknya dengan martil, ada yang di silet.

Bahkan dengar-dengar dari para orang tua, dulu di sekolah anak-anak didoktrin, begini,"Siapa yang akan memberi manusia.........." Jawabannya Tuhan, lalu anggota mereka bertanya,"tapi akankah Tuhan langsung memberi kalian bila kalian minta makanan. Kemudian anak-anak diminta berdoa kepada Tuhan agar diberi makanan. Tentu saja ini akal bulus mereka, ketika makanan dari Tuhan tidak datang secara tiba-tiba, kemudian anak-anak diminta berdoa kepada anggota komunis itu. Datanglah makanan banyak. Jadi anggota komunis itu berupaya agar kepercayaan bangsa terhadap Tuhan dan kebenaran itu terkikis sedikit demi sedikit. Kenapa banyak orang yang tidak tahu menahu apa-apa justru tersangkut mereka ? Mungkin karena propaganda mereka di semua jalur begitu kencar, sedangkan perilaku bangsa Indonesia saat itu sama sekali tidak mencerminkan ke-Pancasila-an, sering adu pendapat, saling menyalahkan, saling menjatuhkan, lupa peduli sama orang fakir miskin, kemiskinan merajalela, kebodohan, setiap suku bangsa pingin memisahkan diri. Yah semestinya seluruh anggota kepemudaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersatu, tidak saling adu pendapat, jauhi peperangan agar bahaya latent apapun tidak mudah merongrong Indonesia. Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh nenek moyang kita dari Sriwijaya dan Majapahit harus kembali jaya, dan sebagai anak muda harus mengenal kembali Pancasila sebagai warisan leluhur kita, kemudian menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Membenahi ke-Tuhan-an, jiwa kemanusiaan, jiwa persatuan, jiwa kerakyatan, jiwa keadilan di dalam diri masing-masing, mulai dari diri kita masing-masing.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan