Tuesday 23 March 2010

Bukan Sekedar Rekaan ataupun Klenik

Saya masih ingat waktu saya kecil, ketika itu saya sakit, kemudian Simbah saya menyalakan kemenyan dan asapnya diputar-putar di kaki saya, kemudian Simbah saya bilang, pindahlah penyakit ini yang lain, pindahlah penyakit ini ke yang lain. Kemudian ketika saya jatuh dan lutut saya memar, maka cukup dia tumbukkan daun tumbuhan liar, ketika saya kena pisau, maka dia potongkan pelepah pisang dan getahnya dioleskan ke luka iris itu. Saya tidak pernah menjumpai hal ini lagi setelah Simbah meninggal.
Saya tidak mengerti semua ini yang jelas, kondisi saya agak baik. Baru tahun ini terbukti, bahwa setiap doa dan mantra akan menimbulkan energi di sekitarnya dan kalau difoto akan menampakan titik-titik yang kalau diperbesar akan nampak aura-aura indigo...........................Kenapa dengan dupa, asap itu ternyata membumbung dan membersihkan atmosfir kita, dan kadang-kadang ada aroma wewangian, bukankah di dalam agama juga dianjurkan agar bila kita berdoa harus memakai wewangi-wangian, lingkungan harus bersih.
Kenapa dengan air yang berisi doa-doa, air adalah media energi yang paling bagus, selain api. Ketika Ponari menyembuhkan orang sakit dengan air yang dia celupkan tangan-tangannya, mungkin waktu itu Ponari habis bermain atau menyentuh apa sehingga air yang dicelup tangannya akan mengandung khasiat.
Yang tidak bisa diingkari lagi adalah air zam-zam, yang di sekitarnya diapit gurun pasir, di mana selama beberapa waktu tempat itu digunakan untuk berdzikir dan memuji-muji Tuhan, maka pantaslah air zam-zam itu berkhasiat. Kalau ini sih jelas-jelas petunjuk dari Tuhan yang memang dibuktikan sejarah, bukan klenik.
Ketika seorang ahli sembuh alternatif mengambil segelas air kemudian meniupkan jampi-jampi dan doa di situ, kemudian di minum si pasien, terbukti ada pasien yang sembuh. Dalam air itu telah tersalur energi yang tidak bisa dilihat. Dalam ritual apapun air menjadi hal penting. Seseorang melihat sesuatu dari jarak jauh cukup menuangkan air dalam baskom. Air terbukti menjadi media unik untuk gelombang energi.
Ketika seseorang mengikuti acara ritual tertentu memang dilarang macam-macam, karena memang di luar ada energi lain. Waktu itu saya menonton wayang semalam suntuk di bangsal tua dan wayangnya pun wayang kesayangan seorang bangsawan. Saya jeprat-jepret semalaman di tempat itu, saya nggak tau foto-foto itu tidak ada yang jadi satupun, dan saya tidak bisa melihat semua yang saya foto dan kamera saya tidak bisa saya pakai lagi. Saya memang harus meminta maaf telah khilaf, cahaya kamera tidak mampu menandingi energi itu atau memang kamera saya bermasalah, saya ndak tau. Tapi oke-oke saja. Mungkin Simbah (???????) tidak mau wayangnya saya foto atau gimana? Beliau menginginkan biar saya yang menonton saja nggak usah difoto-foto.
Untuk itu setiap orang diharapkan menghayati proses-proses upacara spiritual yang dijalankan. Ada banyak hal yang tidak pernah disampaikan Nenek Moyang kita secara implisit, selalu disampaikan dengan simbol-simbol, yang kalau kita terima mentah-mentah hanya akan timbul perdebatan. Kadang-kadang Simbah-Simbah zaman dulu berdoa dalam bahasa Arab tetapi disesuaikan ke lidah Jawanya, Bismillah menjadi Semillah, kadang-kadang Islam dicampur Hindu.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan