Monday 15 September 2008

Nafas-nafas Seni di dalam Kehidupan Universal

Seni dirasukkan Tuhan ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, sistem bahasa (komunikasi), kesenian, dan seluruh nafas kehidupan. Tuhan sungguh-sungguh memiliki nilai seni yang tinggi dan sangat kreatif dalam menciptakan alam semesta beserta isinya. Tidak seorangpun yang dapat menyainginya. Kalau kita mengamati hasil karya Tuhan, maka nilai seni betul-betul mendominasi di sana. Tuhan menciptakan segalanya dengan bingkai keindahan dan sistematis.

Manusia, makhluk yang konon paling sempurna ini memiliki bentuk fisik yang beraneka ragam. Orang Eropa yang lahir di daerah empat musim memiliki warna kulit yang sangat terang dengan hidung mancung, jangkung, mata yang berwarna biru, coklat, dan sebagainya. Orang Afrika memiliki kulit gelap dan rambut keriting. Orang India dilahirkan dengan hidung mancung.

Beberapa orang melukis dan memotret lekuk-lekuk badan orang di sekitarnya. Apapun tujuannya memang Tuhan merasukkan seni dalam kehidupan. Baik luar badan manusia maupun bagian dalam ada nafas seni yang diciptakan Tuhan. Di sana ada jantung yang berbentuk lambang cinta, ada paru-paru, usus dua belas jari, usus besar, tulang rusuk. Lentik mata manusia pun bermacam-macam, ada yang panjang, ada yang tipis.

Bagaimana Tuhan membuat jerapah bertotol-totol, Trenggiling memiliki badan berduri, gurita memiliki banyak tangan, kuda berlari cepat, kucing berbulu halus, kupu-kupu yang berwarna warni, dan sebagainya.

Di dunia flora, mengapa lidah buaya batangnya berwarna hijau dan tebal bagai lidah, kaktus memiliki duri-duri, kantung semar menjadi tumuhan pemakan serangga, bunga raflesia arnoldi berukuran raksasa, daun-daunan bertotol-totol, daun-daunan dengan bentuk menjari, melengkung, berjajar dan sebagainya.

Ketika Tuhan berfirmanpun menggunakan bahasa yang tertata dengan apiknya, dan memiliki pengertian yang terpadu dan sistematis.

Manusia memang pewaris syah jiwa seni Tuhan. Banyak manusia yang sengaja melegitimasikan dirinya menjadi seniman. Jiwa seni manusia itu mengalir dalam penciptaan alat-alat yang mempermudah hidupnya. Pesawat tanpa seni, bentuknya tidak akan enak dipandang, yang penting dapat terbang tetapi tidak nyaman. Rumah tanpa seni, tidak membuat betah yang tinggal di sana. Makanan tanpa seni maka terasa hambar, hanya untuk mengobati lapar, dan tidak menarik nafsu makan. Alat transportasi tanpa seni, tidak semua orang mau naik, lebih baik jalan kaki. Berbagai bentuk mobil dengan variasi harganya, APV, Forsa, Civic, BMW, Avanza, Xenia, Nissan, Hyundai dan sebagainya. Bentuknya selalu dimodifikasi. Kendaraan roda dua juga berkembang pesat dengan penampilan yang baru, tidak butut, suzuki, honda, yamaha, kawazaki, dan sebagainya. Mebel pun memiliki kesan seni. Padahal dulu lemari yang penting dapat digunakan untuk menyimpan pakaian, tetapi kemudian agar lemari indah dipandang maka diukir. Tempat duduk dari batu digantikan dengan kursi sofa. Tempat tidur dari kayu biasa ditambah dengan ukir-ukiran dan kasur busa.

Banyak orang yang bergerak dalam kehidupan ini di dalam seni, baik sebagai penyuka seni maupun untuk mata pencaharian. banyak seniman yang tulen untuk nilai seni itu sendiri, ada yang memang menciptakan karya seninya untuk kepentingan komersial. Ada yang kedua-duanya, seni untuk kepuasan lahir dan batin. Kalau beruntung, jalur pekerjaan di dunia seni (entertainment) lebih menghasilkan banyak materi. Orang-orang seperti mereka dapat berhappy-happy dengan pekerjaannya dan dengan hasil materi yang diterimanya. Mereka antara lain pemain sinetron/film, pemusik, penyanyi, bintang iklan, pelukis, dan sebagainya.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan