Monday 3 November 2008

1001 Kisah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Sinetron Suami-Suami Takut Isteri merupakan gambaran tentang kekerasan yang dilakukan para isteri kepada para suaminya, ada yang diperlakukan sebagai kacung, ada yang dijambak, ada yang dijewer, ada yang tidak dibagi makanan, ada yang jadi tukang ojek bagi anaknya. Dalam sintron ini para suami menjadi bulan-bulanan para isteri. Akan tetapi memang para suami suka memancing keributan di air keruh itu, sudah tahu istrinya lebih kejam daripada Ibukota tetapi masih saja main mata dengan perempuan lain, masa satu RT hanya satu janda yang digila-gilain, ya Prity itu. Lagian kalau ada tamu yang cantik, semua suami se-RT berlarian untuk menggoda dan mendekatinya. Sebaliknya kalau tamunya laki-laki ngganteng satu RT Ibu-Ibu datang semua.

Kalau di sinetron Khanza, Ibu Anwar yang materialistis justru menyuruh suaminya untuk nikah dengan perempuan kaya agar dia dapat shopping tiap hari.

Dalam sinetron Suami dengan 7 isteri, betapa seorang suami menjadi diktator kepada isteri-isterinya. Kalau isteri pertama tidak mengalah, sudah pasti remuk itu badan dihajar.

Sinetron-sinetron itu dapat mewakili kisah nyata, memang kekerasan dalam rumah tangga bertebaran, baik yang dilakukan suami kepada isteri, atau isteri kepada suami, atau orangtua kepada anak, majikan kepada pembantunya.

Di sebuah desa (tidak perlu nyebut daerah), seorang lelaki tega membawa perempuan ke dalam rumahnya. Ketika isterinya marah-marah, justru diancam dengan gergaji kayu, padahal isterinya baru saja sakit habis melahirkan, sesudah itu malah kena usus buntu. Setelah sembuh dari usus buntu, ternyata selama itu si suami sudah ada main dengan wanita lain, yang kebetulan punya kerja-lah. Tak lama kemudian karena si isteri tidak tahan, dia purik, ngambeg dan pulang ke rumah orangtuanya. Kesempatan itu digunakan dengan baik oleh selingkuhannya untuk sering tidur di rumah suami. Setiap hari mereka berhubungan, dan akhirnya karena oleh tetangga dicomelin, maka menikah walau di kampung. Si isteri tidak ada pembelaan dari siapapun, baik dari mertua maupun tetangga yang lain, karena tetangga ada yang jelek senang, ada yang baik dicomelin tiap hari agar tidak betah jadi orang baik. Yang sudah baik, diokrok-okrok, dikocok-kocok agar tidak betah jadi orang baik, yang sudah jelek dipuji-puji agar jadi jelek, atau jeleknya tambah.

Seorang wanita kaya dapat beruntung karena kebanyakan lelaki suka menikah dengan gadis anak orang kaya, jadi dapat gadisnya juga harta-hartanya. Waktu pertama terasa indah, tetapi setelah anak pertama besar, si lelaki main gila sama tiga perempuan sekaligus, ada yang sampai hamil. wanita dan mertua mana yang tidak frustasi melihat menantu kayak binatang begini, kalau sama-sama bejatnya si perempuan main gila dengan lelaki lain dan terjebak pada narkoba. Bagaimana dengan sholatnya, kalau masih dalam inex.

Perjumpaan pertama begitu indahnya, dilanjutkan menikah. Seorang perempuan bernama S, hamil dan melahirkan anak kembar. Bisa-bisanya si lelaki itu mengaku bukan ayah biologis dari anaknya itu, dan memilih main gila dengan perempuan yang lebih muda, padahal isterinya baru saja melahirkan. Mengumpatlah wahai para perempuan!!!!

Diceritakan seorang lelaki yang sudah mempunyai anak tiga. Kemudian melihat seorang gadis berambut panjang. Menikahlah dan berpestalah besar-besaran, mengundang seniman terkenal di daerah. Tahu-tahu kemudian setelah menghasilkan dua anak, dia pergi entah ke mana. Setelah dulu melukai isteri pertamanya, kini isteri keduanya ditinggal pergi. Mengumpatlah wahai para perempuan.

Pernikahan berbeda daerah itu tidak ada salahnya, bahkan itu nasionalisme. Seorang perempuan Jawa dicintai oleh lelaki luar Jawa. Tanda cinta selalu dibayar lebih oleh para wanita. Si gadis kemudian hamil. Orangtua si gadis tidak mengizinkan si gadis dinikahi oleh pacar gadis ini. Akhirnya gadis ini menjadi frustasi, anak dalam kandungannya pasti juga sedih karena ayahnya pergi, kakek neneknya tidak mau mengerti.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan