Tuesday 27 January 2009

Kawula dan Raja

Umat dan Khalifah Umar

Pada zaman Khalifah Umar, ditemukan beberapa keluarga yang mengalami kelaparan. Mereka mengeluh,"Wah Khalifah Umar, bukan pemimpin yang baik, masak membiarkan kita dalam kelaparan, pasti semua gandum dimakan dia dan keluarganya..........". Pembicaraan tersebut didengar sendiri oleh Khalifah Umar. Langsung saja dia mengangkatkan sekarung gandum kepada keluarga yang kelaparan tersebut.

Ibu Bakul dan Bapak Sri Sultan HB IX (Dari beberapa sumber dan cerita dari para sesepuh)

Hari masih pagi, jalanan sangat sepi, pada waktu itu Jogja belum ramai, belum banyak kendaraan, adapun tidak banyak merk, ketika seorang Simbok Bakul di pasar menunggu angkutan, colt atau apa yang dapat mengantarnya ke pasar. Dia begitu gelisah, khawatir kalau kesiangan di pasar, dan mulutnya terus menggerutu,"Gusti Allah, wus yah mene kok gak ana colt liwat, njut lehku nggawa barang piye?" (Tuhan, sudah jam segini kok belum ada colt lewat, terus bagaimana aku membawa barangku ke pasar)."La njut anak-anakku engko sore tak pakani apa, nek ora nyang pasar" (terus bagaimana anak-anakku, nanti sore makan apa?).

Baru saja dia kebingungan, tiba-tiba kelihatan ada mobil lewat, dia lambai-lambaikan tangannya,"Pak, kula nyuwun tulung nunut tekan pasar, dhukna aku nang pasar kutha negara kana, selek awan ora ana colt, selek awan, njut nek ora colt engko, anakku mangan apa?" rengek Ibu itu.(Pak, saya minta tolong, numpang hingga pasar, khawatirnya nanti tidak ada angkutan lagi, keburu siang, nanti anak-anakku makan apa?"

Tanpa banyak cakap Bapak tadi membiarkan Simbok Pasar tadi memasukkan barang-barangnya di mobil tadi. Setelah sampai pasar, dia dibilangin oleh beberapa orang yang hapal siapa sesungguhnya orang itu,"Tahu nggak Yu, siapa orang itu?". Simbok tadi hanya menjawab,"Aku nggak tahu, siapa dia, aku selek kesiangan, asal saja aku cegat dia di jalan........". Mereka berbisik,"Ngawur kowe ki, Panjenengane kuwi mau, Ngarsa Dalem Ingkang Kaping IX". Begitu mendengar itu, Simbok dari pasar tadi langsung pingsan.

Naik Sepeda bersama Bapak Sri Sultan HB X(Dari surat pembaca KR)

Jam-jam pulang sekolah biasanya banyak anak-anak sekolah di jalanan. Pada waktu itu ketika Bapak Sri Sultan HB X belajar di SMP tidak banyak ditemukan kendaraan selain sepeda. Biasanya di jalan sesama pengendara sepeda mengenal atau tidak saling menyapa. Kebetulan ada seorang warga Jogja waktu itu yang tidak sengaja pulang bersama-sama dengan seseorang yang tinggal di kompleks Kraton. Setelah mendekati Kraton anak SMP itu berpamitan,"Mari saya duluan" (Monggo kula rumiyin). "Loh rumahnya dimana?". Niku namung kidul riku (Ke situ hanya ke selatan)- yang dimaksud Kompleks Kraton. Hingga saat ini beliaunya masih terkenang dapat bersepeda bareng dengan Bapak Sri Sultan HB X dengan segala kesantunannya.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan