Friday 2 October 2009

Indonesiaku Yang Tidak Ber-Rupa

Entah kenapa dasawarsa terakhir ini Indonesia seolah-olah kehilangan Rupa-nya, baik secara tangible maupun intangible. Baik wadahnya maupun isinya, spirit di dalamnya mengalami keparahan. Yang jelas Indonesiaku kian terluka. Kalau dihitung-hitung waktunya kehilangrupaan itu terjadi sejak menjelang berakhirnya masa kekuasaan Bapak Presiden Suharto. Kalau diumpamakan tubuh, waduh bagaimana bentuknya, sulit menggambarkan. Gunung-gunung berapi yang sering terbatuk-batuk dan mengeluarkan lendir. Bencana alam yang potensi tsunami di Aceh dan Sumut, Desember 2004-an, Gempa Bumi di Jogja yang menggemparkan 27 Mei 2006, Lusi di Sidoarjo, Gempa Bumi dan tsunami di wilayah Cilacap ke Barat, di sekitar Pelabuhan Ratu, Gempa NTT, Gempa Tasikmalaya dan sekitarnya, Gempa di sekitar pantai barat Sumatra, Padang, dan sekitarnya. Secara wadah kayaknya kecantikan Indonesiaku itu sudah berkurang. Apa mungkin karena kita kurang bersyukur kepada Tuhan atas segala keindahan lahir dan batin Indonesia, apa kita kurang besyukur kepada para pahlawan, apa kita kurang bersyukur kepada orang-orang yang telah mendirikan negeri ini, apa kita kurang bersedekah, apa kita yang pemboros?......................Apa dalam proses perjalanan sejarah politik Indonesia ini melakukan kesalahan penempatan antara yang berhak dan tidak berhak? Atau memang ujian dan cobaan dari Tuhan? Atau ada pasukan alam ghaib yang tidak terima karena banyak orang menghinakan Tuannya? Apakah ini doa-doa orang yang terdholimi di negeri ini?

Indonesia yang kaya raya akan SDA, sumber daya budaya, tetapi selalu ada keluhan tentang kemiskinan di negerinya sendiri, banyak anggota justru mencari nafkah di luar negeri, budaya diakui oleh negara lain, orang-orang asing banyak menjadi bos di negeri Indonesia, orang-orang Indonesia justru menjadi kuli. Banyak tokoh yang poligami dan selingkuh, iklim korupsi masih nampak, demokrasi yang penting berani bicara, kalau perlu berantem setelah debat tidak ada jalan terbaik.

Dulu Indonesia yang terlukis indah dari Sabang sampai Merauke bagai zamrud Katulistiwa yang dilukiskan oleh banyak sastrawan dan ilmuwan, Indonesia macan Asia, Indonesia swasembada pangan, atlet-atlet yang selalu menang di negeri orang ................Tiba-tiba kejadiannya seperti yang terjadi pada dasawarsa tahun ini...........................Namanya dikotori dengan isu terorisme, isu korupsi, isu nepotisme, isu kebodohan..................isu gaya hidup yang lux dan bencana. Indonesia mesti banyak bertirakat dan lelaku lagi...................

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan