Thursday 12 February 2009

Kelas Bahasa Jerman

Kelas bahasa asing manapun pasti selalu menimbulkan tantangan dan kelucuan. Perbedaan pelafalan menjadikan plesetan-plesetan bahasa. Dulu kita tidak pernah memanggil guru bahasa Jerman dengan namanya, cukup dengan sebutan guru jerman. Guru yang lain memplesetkan menjadi jermanak, atau jerman jejer kauman. Mereka kalau ditanyai alamat suka menjawab Jerman, padahal maksudnya dekat Kauman atau Sleman, dekat dengan Kauman atau Sleman.

Dalam bahasa Jerman ada kata,"Sie". Ketika gurunya bertanya,"Ich.......", "bin", "Du......", "bist", maka ketika "Sie" dijawab "Sie, ro, lu, pat....................."

Ein haus has viel Zimmer, maka ada die kueche, maka dipelesetkan menjadi kuch kuch hota hai. Kuche sebenarnya dapur, tapi ada kata-kata yang pelafalan hampir sama yang berarti cium, jadi jangan main-main dengan bahasa. Bisa-bisa kalian dicium sama guru bahasa Jerman kalian.

Ich bleiben im.......................jangan salah dengan ich liebe, keduanya bisa salah arti, yang satu saya tinggal di, yang satunya saya cinta..................

Walaupun belajar bahasa Jerman dapat hanya mengikuti tulisannya, tetapi ternyata dalam pelafalannya membutuhkan teknik-teknik tertentu, dan bisa salah dengan bahasa Belanda maupun bahasa Inggris. Ternyata kata-kata dalam bahasa Jerman dibedakan dalam maskulin, feminin, maupu netral. Bukankah sama dengan manusia. Masing-masing memiliki artikel, die untuk feminin, der untuk maskulin, das untuk netral, tetapi ketiganya akan mengalami perubahan mengikuti konteks kalimatnya. Kalau dalam bahasa Inggris biasanya jamak didominasi dengan tambahan s/es, tetapi dalam bahasa Jerman ditambah en, der hund jadi hunden, der stuhl jadi stuhlen, der berg jadi bergen. Setiap perubahan dari tunggal ke jamak juga diikuti perubahan artikelnya. Setiap subjek memiliki konstruk kata kerja yang berbeda-beda untuk satu kata. Haben, dapat habe dapat hast.

Kalau bahasa Jerman dengan dialek Jerman, kalau belajar bahasa Inggris dengan dialek Inggris, kalau belajar bahas Arab dengan dialek Arab, dan sebagainya. Yan g terjadi adalah belajar bahasa Jerman dan Inggris dengan dialek Arab atau dialek Jawa.

Belajar bahasa Jerman, berarti mengenal kesopanan di Jerman, ternyata orang Jerman menganggap tidak etis apabila kita bertanya kepada mereka tentang umur, status dan gaji mereka, jadi kepada mereka jangan sekali-kali bertanya tentang hal-hal tersebut.

No comments:

Pantai Glagah

Pantai Glagah
Pantai Glagah yang indah, dinding pemecah gelombang, kanal-kanal yang meliuk-liuk, adanya di Jogjakarta Sisi Barat bagian selatan